Dalam rivalitas antar klub-klub yang berseteru di Indonesia, ketika kebencian dibiarkan mendidih, maka nasionalisme itu urusan belakangan. Ya seperti itulah yang dilakukan oleh Jakmania tadi malam, saat timnas Indonesia melawan Asean All Star di Stadion Gelora Bung Karno.
Saat para pemain Persib membawa bola, serempak koor âboooooâ terdengar menggema di stadion. Tercatat pada laga tadi malam ada enam pemain Persib yang diturunkan oleh Alfred Riedl, mereka adalah Hariono, Supardi, Achmad Jufriyanto, Firman Utina, Made Wirawan dan Ferdinand Sinaga. Intimidasi mental yang dilakukan pendukung Persija (yang sebelumnya mendukung Persija vs Ajax) memang sudah terjadi sejak awal babak pertama.
Puncak kejadian ini terjadi ketika penyerang Persib yang dikenal badboy, Ferdinand Sinaga, berlari menghampiri suporter ketika laga usai. Tanpa diduga, Ferdinand berlari menaiki pagar pembatas dan masuk ke dalam tribun mengejar yang meledeknya.
Ini bukan cerita baru dalam persaingan antara bobotoh dan Jakmania. Pada 12 Oktober 2010 silam, saat timnas Indonesia melawan Maladewa di Stadion Siliwangi, Bandung, perlakuan serupa didapatkan para punggawa Persija di antaranya Bambang Pamungkas, M.Nasuha, Ambrizal dan Toni Sucipto. Tapi tentu saja fokus kebencian orang hanya tertuju pada Bepe yang saat itu memang identik sebagai âpangerannya Persijaâ.
Kala itu Bepe diduetkan bersama dengan Boas Solossa di lini depan. Kebetulan saya hadir di laga itu. Cacian dan makian yang didapat oleh Bepe memang sudah kelewat batas, tak hanya di âboooooâ saja, Bepe pun sempat mendapat lemparan botol dari seorang penonton saat hendak mengambil tendangan penjuru di sudut barat sisi utara lapangan Siliwangi.
Buntutnya, pada menit ke-62, ketika Bepe digantikan Yongky Aribowo, para penonton bersorak kegirangan. Saat hendak masuk kamar ganti, teriakan âbooooâ kembali berkumandang.
Menyikapi kasus Ferdinand, Riedl mengelurkan penyataan: "Saya mengerti suporter Persija berselisih dengan pendukung Persib. Namun saat timnas main, kita satu bangsa. Anda mestinya mendukung kami," ucapnya tadi malam.
Sekilas apa yang diutarakannya hanyalah repetisi saat Bepe mengalami hal yang sama di Stadion Siliwangi. Â "Ini tidak fair. Bandung dan Jakarta memang ada masalah. Tapi ini laga internasional. Tidak perlu seperti itu," kata Riedl di sesi konferensi pers di laga yang digelar dalam persiapan Piala AFF 2010 silam.
Bedanya adalah cara menyikapi âteror mentalâ itu. Ferdinand yang dikenal âberdarah panasâ merespons âteror mentalâ itu dengan mengejar suporter hingga rela-rela memanjat pagar dan naik ke tribun. Sementara Bepe menyikapinya dengan lebih santai. Â Kepada wartawan, Bepe berujar: "Sebelumnya pun saya sudah menyangka hal ini bakal terjadi. Selama sepuluh tahun membela Persija, selama itu pula saya selalu dicaci maki penonton di Bandung. Bahkan ketika saya membela timnas sekalipun. Tapi saya aneh juga sih sama penonton di sini. Soalnya ini timnas, bukan Persija," ucapnya.
Sebenarnya cerita ini bukan hal baru dalam sepakbola. Di Italia, misalnya, John Foot dalam buku Calcio A History Of Italian Football bercerita bahwa saat timnas Italia bermain di kota Florence, para pemain Juventus pasti akan mendapat pengawalan yang lebih ekstra. Kebencian pendukung Fiorentina kepada Juventus memang tak terkira, ketika di lapang, saat pemain Juventus membawa bola intimidasi, cacian dan makian pun terdengar serupa seperti yang dialami Bepe ataupun Ferdinand.
@aqfiazfan
Komentar