Menurut Moya Dodd, anggota Komite Eksekutif FIFA, seksisme dalam sepakbola itu harus diberangus sesegera mungkin, sama halnya dengan rasisme. Penyakit kronis, yang terus menerus menggerogoti sepakbola.
Belum lama ini, Sunday Mirror mendapat email dari Richard Scudamore, Chief Executive Premier League. Surat elektronik itu bukanlah surat elektronik biasa. Dalam surat email yang dikirim oleh asisten pribadi Scundamore itu, disinyalir berbau seksisme.
Meski isinya tak terpuji, namun sampai sekarang isi surat itu belum juga di publish ke publik. Pun sampai saat ini, publik juga tak pernah tahu kepada siapa surat itu ditujukan. Inikah cerminan para pengusa? Kebal akan kritikan, dan selalu dilindungi oleh rumitnya aturan-aturan.
Sebenarnya, seksisme dalam sepakbola bukanlah suatu hal baru. Menurut survey yang dikeluarkan Guardian pada  awal bulan Maret lalu, dua pertiga perempuan yang bekerja di sepakbola telah menjadi korban tindakan seksisme. Selain itu, sepertiga lagi, merasa bahwa mereka selalu direndahkan, dibanding-bandingkan dengan pria manakala sedang mengerjakan pekerjaannya.
Survey yang melibatkan 661 perempuan yang bekeja sebagai pelatih, perangkat pertandingan, ataupun administratur klub, sebanyak 35% responden mengatakan bahwa mereka tak mendapat bayaran yang sama dengan laki-laki. Padahal beban pekerjaan mereka sama dengan para pria. Sedangkan 28%-nya lagi mengatakan, karyawan perempuan sering mendapat perlakuaan tidak adil dalam organisasi mereka.
Ya, meski Eropa dipenuhi oleh orang-orang berpikiran maju, ternyata kasus seksisme di sana juga masih saja merebak. Kita semua tentu ingat dengan cerita Richard Keys dan Andy Gray yang dipecat Sky Sport lantaran memberikan komentar seksisme dalam pertandingan Wolverhampton melawan Liverpool pada tahun 2011 lalu.
Pada hari itu Gray dan Keys yang bertugas sebagai komentator pada stasiun televisi Sky Sport menyindir hakim garis Sian Massey, yang bertugas sebagai hakim garis, dengan ucapan tak seronok lantaran mengesahkan gol Fernando Torres. Pasalnya, menurut pasangan komentator tersebut, sebelum Torres berhasil menceploskan bola ke gawang, Raul Meireles sudah berada dalam posisi offside.
âApa yang perempuan tahu tentang aturan offside?â tanya Grey pada rekannya.
âSaya pikir, seseorang harus mengahampirinya (Massey) dan menjelaskan aturan offside,â jawab Keys setelah mendapat pertanyaan dari temannya itu.
Lantaran komentator bernada seksime itulah, kedua komentator kawakan Sky Sport itu dipecat. Sky Sport tak butuh waktu lama untuk menimbang keputusan pemecatan duet komentatornya itu.
Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh FA, federasi tertinggi sepakbola Inggris. FA terkesan sangat lamban dalam menyikapi kasus seksisme. Sampai saat ini, belum ada kejelasan sassus email yang dikirim oleh asisten pribadi Scundamore itu. Apakah karena Richard Scudamore adalah petinggi FA, lantas kasusnya harus ditutup-tutupi?
[foto: bbc]
(mul)
Komentar