Hari ini tepat 40 tahun lalu Atletico Madrid bermain dalam laga final mereka di kompetisi Liga Champions. 17 Mei 1974, Atletico Madrid menantang Bayern Munich di final yang digelar di Stadion Heysel, Brussel, Belgia. Selain Atletico, sebenarnya pertandingan inipun adalah final pertama Bayern Munich di pentas Liga Champions.
Laga ini sebenarnya adalah pertandingan ulangan setelah sebelumnya pada tanggal 15 Mei 1974 kedua tim bermain imbang 1-1 di tempat yang sama.Pada masa itu memang belum dilakukan sistem adu pinalti. Lantas, ketika kedua tim bermain imbang maka diadakan pertandingan leg kedua.
Sayangnya pada leg kedua ini, Atletico dipaksa ditekuk dengan skor telak 4-0. Petaka pertama Atletico datang dari gol Uli Hoeness yang tersusun dari skema serangan balik pada menit 28. Tepat tiga puluh menit kemudian, giliran Gerd Muller yang membobol gawang Miguel Reina, ayah dari kiper Napoli Pepe Reina.
Pada menit 71, Muller menambah keunggulan menjadi 3-0. Dan akhirnya tujuh menit sebelum laga usai Uli Hoeness menutup skor menjadi 4-0 kemenangan telak bagi Bayern Munich. Apa yang didapat Bayern ini adalah gelar Liga Champions pertama mereka di eropa.
Torehan ini adalah pintu pertama sebelum pada akhirnya selama 3 musim berturut mereka menjuarai Liga Champions. Tahun 1975 mereka mengalahkan Leeds United dan 1976 Saint-Ãtienne di laga final. 3 tahun gelar juara beruntun membuat Bayern mendapatkan Badge Of Honour dari UEFA.
Sementara itu dikubu Atletico, prestasi yang mereka dapat untuk lolos ke final Liga Champions tak pernah kembali terulang. Sampai pada akhirnya setelah menunggu lebih dari 40 tahun, Atletico pun kembali bermain di final.
17 Mei adalah tanggal yang sakral bagi Atletico Madrid, 40 tahun lalu mereka mengalami kesialan. Dan kini, tepat hari ini mereka pun mesti memainkan laga sengit menghadapi Barcelona untuk menentukan gelar juara La Liga yang tinggal di depan mata. Lantas, mungkinkah sejarah 17 Mei 1974 itu kembali terulang? atau malah sebaliknya, Atletico mampu menghapus sejarah kelam masa lalu dengan sejarah manis pada masa kini.
(wam)
Komentar