Kekerasan yang Selalu Identik dengan Ultras di Rusia

Cerita

by redaksi

Kekerasan yang Selalu Identik dengan Ultras di Rusia

Ada hantu yang berkeliaran di Rusia, Hantu itu bernama Ultras. Dan hantu itu kembali membuat onar saat Zenit St Petersburg ditekuk oleh Dynamo Moskow yang menang WO 3-0 (11/5). Kala itu, Zenit yang mesti menang nyatanya malah kalah 2-4 oleh tim tamu. Kekalahan ini membuat ambisi Zenit menjuarai Liga Rusia menjadi pupus dan pindah ke tangan CSKA Moskow.

Tak terima timnya kalah, kelompok ultras melakukan pitch invasion dan langsung menyerbu pemain Dynamo Moskow. Incaran kelompok Ultras kali ini adalah sang kapten Dynamo yaitu Vladimir Granat, tanpa basa-basi bek Timnas Rusia berusia 26 tahun, langsung menerima bogem mentah telak di kepala membuatnya mengalami gegar otak.

Vladimir Granat adalah ikon pujaan suporter Dynamo Moskow, tindakan provokasinya sepanjang pertandingan berlangsung ditengarai menjadi penyebab pemicu kemarahan Ultras. Terlebih pada kompetisi musim sebelumnya, ulah Vladimir lah yang menyulut ultras Zenit dihukum denda oleh pihak federasi.

Kala itu kiper Dynamo, Anton Shunin pelipisnya terkena lemparan korek api. Adalah Vladimir seorang kapten yang tetap ngotot meminta pertandingan ditunda. Dynamo pun menang WO, 3-0.

[video id="-hwMScgBVCA" site="youtube"][/video]

Pada pertandingan beberapa minggu lalu Dynamo pun menerima hal yang sama, sikap ultras yang memukuli Vladimir membuat wasit memutuskan memenangkan Dynamo dengan skor 3-0, hasil ini tentu saja tak begitu merugikan mengingat pada laga itu sebenarnya Zenit tetap kalah 2-4. Tak berhenti disana, invasi ultras ini membuat federasi bertindak, alhasil Zenit didenda $ 28.000 dan dihukum dua pertandingan tanpa penonton.

Baru-baru ini pelaku pemukulan menyerahkan diri kepada polisi.  Pelaku bernama Alexey Nesterov, lelaki berumur 45 tahun ini berujar bahwa apa yang dilakukannya dengan memukuli pemain Dynamo adalah salah total. Karenanya ia sempat berusaha datang ke Moskow dan meminta maaf secara langsung kepada  pejabat Dynamo Moscow dan Vladimir Granat. "Mereka malah mengusir saya" keluhnya.

Tak hanya dikejar-kejar oleh polisi, Nesterov pun mengaku kini dirinya jadi buronan kelompok seluruh Ultras, termasuk ultras Zenit sendiri. Dalam kode etik ultras di Rusia ada sebuah aturan bahwa mereka tak diizinkan untuk menyerang pemain lawan. Untuk melampiaskan kebencian, kelompok ini biasanya menggelar openfight yang jadwalnya telah direncanakan.  Seperti yang terlihat dalam video di bawah ini.

[video id="Hp8YpYyAhng" site="youtube"][/video]

Ya begitulah, kekerasan sepakbola Eropa Timur memang lebih ganas ketimbang Eropa Barat atau Eropa Selatan, beruntung kelompok suporter di Indonesia tak mengkibat kesana.

(wam)

Komentar