Dalam soal keregaman pemili klub, Korea Selatan memang rajanya. Ada klub yang dimiliki perusahaan besar Samsung dan Hyundai, ada klub yang dimiliki Militer, Ada klub yang dimiliki penduduk lokal dan ada juga yang dimiliki sebuah sekte gereja seperti yang terkadi pada Seongnam Ilhwa Chunma.
Seongnam Fc adalah salah satu klub tersukses di Korea Selatan, dengan meraih 7 gelar domestik dan 2 Liga Champions Asia. Tapi tahukah anda bahwa Seongnam dimiliki oleh sebuah sekte gereja unifikasi yang mendapat stigma buruk di masyarakat barat.
Media barat selalu menyebut gereja itu sebagai "The Monnies" sebuah sekte yang terkenal dengan pernikahan massal dan kerap dituduh selalu mencuci otak para rekrutan baru.
Banyak tuduhan mengalir bahwa The Monnies memanfaatkan Seongnam FC untuk mempopulerkan ajaran-ajaran mereka. Tapi tentu saja hal ini dibantah oleh pihak klub. "Klub ini bukan klub religius, tidak ada pengkotbah yang berkeliaran, tidak ada satupun yang menceramahi akan ajaran The Monnies, tidak ada seorang pun yang merupakan anggota dari sekte," ucap Sasa Ognenovski salah seorang eks-pemain Seongnam.
Kendati begitu ia mengakui bahwa pemilik klub memang bagian dari sekte ini.
Pemilik klub tahu betul bahwa sekte yang ia anut adalah kontroversi, karenanya mereka berjanji untuk tidak menghadirkan pengaruh agama dalam klub. Ketika Seongnam pindah ke sebuah kota kecil di selatan kota Seoul pada tahun 1996, mereka mendapatkan penolakan yang cukup keras dari warga kristen sekitar.
Keberadaan Seongnam ini betul-betul dimanfaatkan untuk promosi sekte, sudah jadi tradisi bahwa sponsor yang menempel di Dada adalah nama sekte yang memiliki mereka.
"Selain sponsor yang menempel di Dada, mereka berjanji kepada dewan kota bahwa tak akan membawa-bawa keterkaitan religius dalam klub, jika mereka ingkar maka saya akan meninggalkan mereka," ucap Lee Seung-Min, salah seorang fans Seongnam.
(wam)
Komentar