Musim itu, adalah duka untuk Liverpool, dan suka untuk Arsenal.
Meski duka Tragedi Hillsborough belum sepenuhnya hilang dari benak pemain dan juga pendukung Liverpool, mau tidak mau, siap tidak siap, Liverpool harus melangsungkan matchday terakhir mereka melawan Arsenal. Pertandingan ke-38 yang sedianya dilangsungkan di Anfield, pada 26 Mei 1989.
Sebenarnya, Liverpool hanya butuh hasil seri, atau minimal tidak kalah lebih dari 1 gol dari sang tamu. Pasalnya, selain unggul dalam raihan poin, The Reds juga unggul dalam selisih gol.
Namun, bermain di depan publiknya sendiri, Liverpool tak ingin mencari hasil seri, ataupun kalah. Anak asuh Kenny Dalglish ingin memenangi laga terakhir tersebut, untuk menghibur pendukung mereka pasca tragedi yang memilukan itu.
Tapi, kenyataan berkata lain. Mereka takhluk dari tamunya, 0-2, dan harus merelakan trofi Liga Inggris terbang ke London.
Setelah peluit kick-off dibunyikan, seperti biasa, Liverpool tampil menyerang. Akan tetapi, serangan Si Merah yang digalang John Barnes dkk. tak pernah menuai hasil. Mereka kesulitan menembus pertahanan Arsenal, yang diluar dugaan turun dengan formasi 5-4-1, lebih fokus untuk bertahan dan hanya sesekali menyerang dengan mengandalkan serangan balik. Babak pertama pun usai, dengan skor 0-0.
Memang, pada menit 52, Alan Smith berhasil mencetak gol yang membuat Arsenal unggul 0-1 dari Liverpool. Namun, gol Smith itu bukanlah petaka yang sebenarnya bagi Ian Rush cs. Karena, jika hanya kalah 0-1, Liverpool tetap akan mempertahankan gelar juara Liga Inggris. Lantaran The Reds masih unggul selisih gol dari Gudang Peluru.
Petaka yang sebenarnya datang pada menit perpanjangan waktu babak kedua. Manakala pemain tengah Arsenal, Michael Thomas, berhasil meceploskan bola ke gawang setelah mengelebuhi duo bek tengah Liverpool. Skor pun berubah, 2-0 untuk Arsenal.
Tak lama berselang dari gol Thomas itu, wasit David Hutchinson pun meniup peluit panjang. Tanda pertandingan telah usai. Tanda bahwa trofi juara Liga Inggris tak lagi bisa berlama-lama di Liverpool, lantaran harus terbang ke London. Dan disimpan rapat-rapat di kabinet trofi stadion Highbury.
Benar-benar musim yang pahit bagi Liverpool FC.
[video id="USLoaa78AVc" site="youtube"][/video]
[foto: arsenal.com]
(mul)
Komentar