Banyak orang yang menganggap final Liga Champions 2003/2004 tidak begitu menarik. Karena hanya mempertemukan dua tim kuda hitam Eropa pada musim tersebut, FC Porto melawan AS Monaco.
Tetapi momen 10 tahun lalu juga merupakan sejarah tersendiri bagi Mourinho, untuk kali pertama ia mampu membawa pulang trofi Liga Champions. Kemenangan itu juga membuat nama The Special One melambung tinggi dan menjadikannya pelatih elit dunia hingga sekarang.
Namun sebenarnya ini juga bukan kali pertama Mou bersama Porto menjadi raja Eropa, karena musim sebelumnya ia sudah membawa The Dragon menjadi jawara UEFA Cup.
Berkat kemenangan itulah Mourinho kemudian direkrut Abramovich untuk menangani Chelsea. Selanjutnya berbagai gelar kembali ia persembahkan untuk tim barunya tersebut.
Porto memang sudah diunggulkan sedari awal karena mengalahkan salah satu tim favorit kala itu Manchester United. Meski Monaco sendiri juga tembus ke final dengan tidak mudah karena harus menyingkirkan Real Madrid dan Chelsea.
Pertandingan final yang diselenggarakan di Veltins Arena, markas Schalke 04, Â sebenarnya berlangsung seimbang. Â Mourinho sendiri lebih banyak mengandalkan serangan balik yang menjadi ciri khasnya.
Porto baru bisa menjebol gawang Flavio Roma pada menit 39, melalui sepakan Carlos Alberto dan membuat mereka unggul 1-0 pada turun minum. Monaco terus berusaha mengejar ketertinggalan, namun justru mereka harus kembali kebobolan oleh Deco pada menit 71.
Terus menerus menyerang membuat pertahanan Monaco menjadi rapuh, gol pamungkas Alenichev pada menit 75 kemudian memastikan Porto meraih gelar Liga Champions untuk kedua kalinya.
[video id="co6qk-W8aAQ" site="youtube"][/video]
Statistic | AS Monaco | Porto |
Goals scored | 0 | 3 |
Total shots | 8 | 6 |
Shots on target | 0 | 4 |
Ball possession | 55% | 45% |
Corner kicks | 7 | 4 |
Fouls committed | 17 | 20 |
Offsides | 19 | 11 |
Yellow cards | 0 | 3 |
Red cards | 0 | 0 |
Pasca ditinggal oleh Mourinho, Porto sendiri masih dapat melengkapi gelar internasional mereka di ajang Piala Dunia antar klub. Di bawah asuhan VÃctor Fernández, pada laga final, The Dragon mengalahkan Once Caldas asal Kolombia melalui adu penalti.
foto :Â fotballsonen.com
(amp)
Komentar