Jika beberapa hari sebelumnya selalu dihiasi oleh berita-berita negatif tentang penyelanggaraan Piala Dunia Brasil, kali ini berita tak mengenakkan menghampiri penyelanggaraan Piala Dunia Qatar 2022.
FIFA menghadapi sebuah tuduhan baru korupsi menyangkut keputusan kontroversialnya yang memilih Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022 nanti. Media The Sunday Times  memperoleh jutaan dokumen rahasia berbentuk email, surat dan transfer bank, yang dicurigai sebagai bukti perbuatan kotor yang dilakukan pejabat sepakbola Qatar, Mohamed Bin Hammam. Dalam dokumen-dokumen tersebut, Mohammed Bin Hammam melakukan pembayaran sebesar 5 juta US Dollar kepada FIFA sebagai imbalan atas dukungan yang diberikannya kepada Qatar.
Qatar dan Bin Hammam langsung membantah tuduhan ini.  "Dia mengkampanyekan Qatar secara Independen," bantah pihak Qatar. Namun jika menilik email yang diterima Sunday Times, maka tuduhan yang dilakukan Hammam tentu sebuah alibi tak berdasar.
The Sunday Times juga menunjukkan adanya dokumen yang membuktikan Bin Hammam membayar 305.000 euro untuk menutupi biaya hukum mantan Komite Eksekutif FIFA dari Oceania, Reynald Temarii. Sosok ini adalah pejabat sepakbola Tahiti yang tertangkap basah terlibat kolusi dalam dukungan suara yang dia berikan kepada Amerika Serikat dalam bidding Piala Dunia.
Hal ini dilakukan Hammam bukan tanpa sebab, seperti diketahui setelah dihukumnya Temarii oleh FIFA, maka jatah suara zona Oceania berada di tangan David Chung. Sosok ini amatlah dibenci Hammam mengingat kedekatan Chung dengan Australia - rival terberat Qatar dalam proses bidding. Diharapkan setelah Temarii lolos dari hukuman, maka Chung pun akan terdepak. Nyatanya hal itu tak berjalan mulus. Temarii tetap dihukum oleh FIFA.
Tak berhenti disana, laporan investigasi pun menguak bahwa Bin Hammam menyogok Wakil Presiden FIFA, Jack Warner dalam usaha untuk menggulingkan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Laporan tersebut mengatakan Bin Hammam menyogok Warner dengan uang 1,6 juta Dollar Amerika.
Bau amis yang tercium ini membuat banyak kritikan keras meluncur ke FIFA, himbauan agar bidding Piala Dunia 2018 dan 2022 dilakukan ulangpun menggema di beberapa media Inggris dan Amerika Serikat.
Untuk membongkar kasus ini, Kepala penyidik ??FIFA, Michael Garcia telah melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lama menyelidiki tuduhan korupsi dan keganjilan-keganjilan lain yang terjadi pada keputusan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Ia dijadwalkan akan bertemu dengan para pejabat senior Qatar 2022 di Oman senin besok. Tapi pertemuan tersebut kemungkinan ditunda setelah Sunday Times memaparkan laporan yang cukup membuat Qatar kelimpungan.
foto: timeslives.co.za
[Pada]
Komentar