Indonesia U-19 akhirnya harus mengakui keunggulan Uzbekistan pada laga perdana Piala Asia U-19 2014. Gol Paulo Sitanggang pada menit ke-56 tak mampu menolong timnas U-19. Setelah pada babak pertama kebobolan dua gol, Uzbekistan menambah keunggulan lima menit jelang bubar.
Pada babak pertama, Indonesia terlihat sangat kesulitan mendapatkan peluang. Skema umpan pendek tak berjalan dan selalu dimentahkan lini tengah Uzbekistan yang melakukan pressing sejak bola bergullir di lini tengah. Selain itu Indra Sjafri sepertinya tidak memiliki pakem yang baku saat bertahan, karena dengan mudahnya bola masuk ke kotak penalti.
Gol yang diciptakan Paulo sendiri merupakan buah dari kerjasama umpan pendek yang berawal dari sisi kiri penyerangan Indonesia. Kemudian Dinan Javier yang berposisi sebagai penyerang tengah memantulkan bola umpan pendek pada Paulo ketika Dinan ditekan oleh dua centre back dari Uzbekistan sehingga terciptanya ruang bebas.
Paulo tak mendapatkan pengawalan ketat karena duo gelandang Uzbekistan yang melakukan pressing bergerak mengikuti bola yang bergulir di sisi kiri.
Sementara itu, pada babak kedua, Uzbekistan tak lagi hanya mengandalkan serangan lewat sayap sebagai upaya untuk menambah gol seperti babak pertama. Umpan lambung langsung diarahkan pada pemain yang berada di depan area kotak penalti pun coba diperagakan para pemain Uzbekistan.
Tampaknya Uzbekistan menyadari bahwa mereka selalu memenangkan duel udara. Lewat tengah, bola diharapkan bisa dialirkan pada pemain sayap yang kemudian dikirim lewat umpan silang ke area kotak penalti.
Serangan Uzbekistan semakin variatif menjelang laga berakhir. Uzbekistan pun menciptakan gol ketiganya dengan skema yang hampir sama dengan gol yang diciptakan Indonesia. Umpan pendek di sisi sebelah kiri, lalu digulirkan pada pemain tengah. Shomudorov yang tak terkawal pun melepaskan tembakan dari luar penalti.
Pada laga ini, Indonesia jelas terlihat sekali kalah taktik dari Uzbekistan. Uzbekistan yang sebenarnya bermain tak terlalu spesial, berhasil mengeksploitasi kelemahan-kelemahan Indonesia, seperti lemah dalam duel udara.
Uzbekistan pun tahu benar cara mematikan lini tengah Indonesia yang mengandalkan umpan-umpan pendek kala menyerang. Pressing agresif yang dilakukan sejak di area tengah membuat Evan Dimas-Hargianto-Zulfiandi kesulitan mengembangkan permainannya. Skema menyerang yang diperagakan Evan Dimas dkk juga mampu terbaca dengan baik.
Jika melihat pola permainan Uzbekistan sebenarnya terlihat tak terlalu istimewa. Hanya, mereka bisa betul-betul memahami kelemahan-kelemahan Indonesia dan itu bisa dikonversi jadi kemenangan dengan skor meyakinkan.
Komentar