Persib Bandung berpeluang besar melepaskan dahaganya yang tengah haus akan gelar juara selama 19 tahun malam nanti (7/11). Sukses menekuk Arema Cronus pada babak semi-final, tim berjuluk Maung Bandung ini akan menantang sang juara bertahan Liga Super Indonesia, Persipura Jayapura.
Namun saat menaklukkan Arema Cronus pada babak semi-final, Persib, khususnya Bobotoh, sempat dibuat ketar-ketir. Pada babak pertama, Persib terus-terusan mendapatkan tekanan. Peluang demi peluang dari Arema hadir mengancam gawang Persib yang dikawal I Made Wirawan. Salah satunya dari tendangan spekulasi Gustavo Lopez.
Suasana semakin diperkeruh setelah Arema berhasil mencuri gol pada awal babak kedua. Gustavo men-chip bola melewati beberapa pemain bertahan Persib ke area kosong di kotak penalti. Beto Goncalves menyambutnya, dibarengi dengan Vladimir Vujovic yang berusaha menghalau laju Beto.
Namun Beto kala itu terlalu cerdik bagi Vujovic. Ia dengan lihai mengontrol bola di depan mulut gawang sebelah kiri. Tinggal berhadapan satu lawan satu dengan I Made Wirawan, tanpa ampun Beto melepaskan tendangan keras mendatar ke kanan gawang.
Tertinggal 0-1, terus mendapatkan serangan dari Arema, dan serangan yang dilancarkan Persib lewat umpan-umpan melambung dari lini pertahanan tak efektif. Dengan semua itu, pertandingan seolah akan dimenangkan Arema.
Lantas apa yang menyebabkan Persib akhirnya bisa memenangi pertandingan? Adalah perubahan taktik yang tepat oleh pelatih Persib, Jajang Nurjaman pada pertengahan babak kedua. Pergantian yang dilakukannya pun sangat efektif dan sesuai yang diharapkannya.
Hal yang pertama dilakukan Jajang adalah menukar posisi Firman Utina dengan Makan Konate. Sejak menit pertama, Firman ditempatkan sebagai gelandang serang, di belakang Ferdinand Sinaga. Sedangkan Makan Konate diduetkan dengan M. Taufiq di lini tengah.
Pada pertengahan babak kedua, Konate ditempatkan sebagai gelandang serang, mengisi posisi Firman. Begitu pula sebaliknya, Firman menempati posisi Konate, menjaga kedalaman di lini tengah bersama Taufiq.
Hal ini membuat Permainan Persib menjadi lebih hidup. Konate mendapat keleluasaan dengan ditempatkan sebagai gelandang serang. Tak seperti ketika diduetkan dengan Taufiq sebagai double pivot, pada posisi itu, pergerakannya terbatas karena ia juga harus membantu pertahanan dengan tak membiarkan Gustavo Lopez bergerak bebas di depan area kotak penalti.
Hariono yang dimasukkan untuk menggantikan Taufiq pada menit ke-58 pun membuat lini tengah Persib semakin kokoh. Taufiq tak bermain buruk pada laga itu, ia mampu menahan Gustavo untuk tak masuk ke area kotak penalti. Kekurangan Taufiq adalah tak bisa merebut bola dari pemain lini penyerangan Arema, khususnya Gustavo. Dan Hariono bisa melakukan hal tersebut.
Atep Rizal yang memang sudah menjadi pergantian template pun masuk pada menit ke-76 menggantikan Tantan.Tak lama kemudian, Pelatih Arema, Suharno, memasukkan Beny Wahyudi untuk menggantikan Thierry Gatthuesi. Ini dilakukan tentunya untuk menandingi tenaga baru dari sisi kiri Persib.
Dengan perubah-perubahan ini, Persib sudah bisa menguasai jalannya pertandingan. Gustavo mulai lebih sibuk mundur ke belakang untuk membantu pertahanan dan mencari bola. Hingga akhirnya ia kelelahan, sehingga harus digantikan oleh I Gede Sukadana.
Tanpa Thierry dan Gustavo, ada celah yang bisa dimanfaatkan Persib. Hasilnya bisa diraih pada menit ke-81. Sepak pojok Firman Utina disambut Makan Konate yang memberikan umpan pada Vujovic. Pemain asal Montenegro ini berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang Arema yang dijaga Achmad Kurniawan dengan melepaskan tembakan keras. Persib menyamakan kedudukan.
Memang, Arema meresponnya dengan memasukkan Samsul Arif, di mana ini berarti Arema memakai tiga penyerang untuk berupaya kembali memimpin. Namun hal ini menjadi sia-sia karena tak ada pemain Arema yang mampu menyuplai umpan matang pada ketiganya.
Memasukkan Beny Wahyudi pun menjadi kesalahan bagi Arema. Pertandingan babak tambahan waktu belum sampai semenit, Atep berhasil mencuri gol. Atep berhasil memanfaatkan umpan mendatar yang membelah lini pertahanan Arema. Beny Wahyudi terlihat sangat tidak siap mengejar bola tersebut, hingga Atep berhasil mengungguli lari Beny.
Ini bukan kesalahan pertama Beny. Pada pertandingan Arema melawan Persipura yang berkesudahan 2-1 untuk Mutiara Hitam, Beny berkali-kali menjadi sasaran serang Persipura. Persipura berhasil mencetak gol dari sisi Beny Wahyudi. Beny pun langsung digantikan pada menit ke-35.
Persib sudah unggul 2-1 saat pertandingan tinggal menyisakan 15 menit terakhir. Dengan penyerangan yang semakin tak efektif, ditambah beberapa pemain sudah mengalami kelelahan, akhirnya Persib berhasil menambah gol melalu Makan Konate yang memang bermain sangat cemerlang pada malam itu. Konate memanfaatkan kesalahan backpass yang dilakukan Ahmad Alfarizie. Tanpa kesulitan, ia mencuri bola yang hendak mengarah ke kiper, Achmad Kurniawan, dan mengecoh kakak dari kiper utama sekaligus kapten Arema Cronus, Kurnia Meiga.
Skor pun berubah menjadi 3-1. Dan Persib mampu mengamankannya hingga wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir. Persib pun melenggang ke babak final dengan penuh sukacita.
Komentar