Timnas Indonesia U-23 menjalani laga perdananya pada babak kualifikasi Piala Asia U-23 2016 menghadapi Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tampil dengan skuat terbaiknya, pelatih Indonesia, Aji Santoso, kembali menggunakan formasi andalannya, 4-3-3, dengan memasang Zulfiandi, Evan Dimas, dan Adam Malis di lini tengah.
Indonesia mendominasi pertandingan pada 10 menit pertama. Tempo tinggi yang diperagakan Evan Dimas cs membuat Timor Leste harus sering melakukan pelanggaran untuk menghentikan serangan Indonesia secepat mungkin.
Umpan sepertiga akhir Indonesia menit 0-15
Timor Leste sendiri tampaknya tak begitu siap meladeni permainan tempo tinggi para pemain Indonesia. Ketika menguasai bola, para pemain Timor Leste terpancing untuk melakukan serangan cepat layaknya para pemain timnas Indonesia, namun kerap gagal bahkan justru lebih mudah kehilangan bola.
Indonesia memanfaatkan tekel agresif di lini pertahanan Timor Leste dengan mengandalkan skill individu para pemainnya. Wawan Febrianto dan Muchlis Hadi beberapa kali mampu merepotkan lini pertahanan Timor Leste sehingga menciptakan sejumlah peluang. Tekel agresif ini pun berbuah penalti bagi Indonesia jelang turun minum.
Namun sebelumnya, Indonesia mampu menciptakan gol pertama pada menit ke-17. Umpan pendek cepat di depan kotak penalti berhasil menembus lini pertahanan Timor Leste. Dan dengan kemampuan individunya, Adam Malis berhasil mengecoh satu bek Timor Leste yang kemudian melepaskan tembakan. Tendangannya sempat membentur bek Timor Leste lainnya sehingga membelokkan arah bola dan membuat kiper Timor Leste tak berdaya.
Lini pertahanan Indonesia bermain disiplin pada babak pertama. Meski cukup mendominasi permainan, dua bek tengah Indonesia, Hansamu Yama dan Manahati Lestusen, serta Zulfiandi yang menjaga kedalaman di tengah, tetap fokus menjaga pemain terdepan Timor Leste, Frenado Billeroz. Maka ketika bola dialirkan pada Billeroz, baik Manahati maupun Hansamu selalu menang duel dan memutus serangan Timor Leste.
Para pemain Timor Leste memang seringkali kalah duel, khususnya dalam duel udara. Inilah yang membuat umpan silang yang kerap dilancarkan para pemain sayap Indonesia cukup efektif menciptakan peluang. Selain gol, peluang terbaik yang nyaris menjadi gol tercipta melalui penetrasi M. Abduh di sisi kiri dan kemudian memberikan umpan silang pada Muchlis Hadi di kotak penalti.
Tapi unggul secara kualitas individu ini tak dapat dimanfaatkan Indonesia pada babak pertama. Terlebih ketika serangan bermula dari dua bek sayap, Putu Gede dan Abduh Lestaluhu, yang langsung dikirimkan ke trio di lini depan. Berbeda jika serangan didistribusikan terlebih dahulu ke trio lini tengah, Adam-Zulfiandi-Evan.
Karenanya, pada babak kedua, trio lini tengah Indonesia perlu lebih sering menghampiri bola dan mencari ruang kosong. Dengan begitu, aliran serangan Indonesia bisa lebih efektif dalam membongkar lini pertahanan Timor Leste sehingga bisa menambah keunggulan 2-0 pada babak pertama.
Pada babak kedua Timor Leste langsung mengubah skema bertahan mereka. Jika pada babak pertama melakukan tekel agresif, babak kedua tekel agresif diminimalisir dengan hanya memberikan tekanan pada pemain Indonesia yang menguasai bola tanpa memaksa untuk merebutnya.
Namun hal ini membuat operan-operan pendek Indonesia lebih efektif. Pasalnya, para pemain Timor Leste lebih fokus memberikan tekanan pada pemain yang menguasai bola dan tak mengantisipasi pergerakan pemain Indonesia.
Inilah yang menyebabkan terjadinya gol Evan Dimas. Operan dari Putu Gede pada Wawan Febrianto, dilanjutkan pada Muchlis Hadi di depan kotak penalti. Operan satu sentuhan ini diakhiri dengan operan terobosan pada Evan Dimas yang masuk dari lini kedua. Tak diantisipasi, Evan pun cukup leluasa menempatkan bola ke kanan gawang Timor Leste.
Baca juga artikel lain tentang Evan Dimas di sini.
Petaka menimpa Indonesia pada menit ke-56. Zulfiandi mendapatkan kartu kuning kedua. Tapi meski bermain dengan 10 pemain, skema penyerangan tetap tak berubah. Hanya saja Ilham Udin ditarik keluar dengan digantikan Paulo Sitanggang.
Paulo kemudian mengisi tempat Zulfiandi, menjaga kedalaman di lini tengah. Di depannya, Evan Dimas-Adam Malis-Wawan Febrianto berdiri sejajar. Wawan kemudian digantikan oleh Ahmad Noviandani. Aji Santoso memakai formasi 4-4-1, satu gelandang bertahan dengan tiga gelandang lain yang lebih mobile, saat bermain dengan 10 pemain.
Namun hal ini tak dimanfaatkan oleh Timor Leste. Unggul jumlah pemain justru membuat lini pertahanan mereka bermain lebih bersabar menunggu serangan yang datang dari Indonesia. Timor Leste justru mengandalkan serangan balik untuk menembus pertahanan Indonesia.
Indonesia pun tetap mendominasi permainan karena Evan dan Noviandani mendapatkan ruang bergerak lebih banyak, dibebaskan mengeksploitasi sisi sayap dan tengah. Khususnya Evan, tak adanya Ilham di sisi kiri area bermain Evan pun menjadi lebih luas.
Umpan sepertiga akhir Indonesia menit 75-90
Operan-operan pendek pun masih bisa diperagakan dan cukup efektif menembus lini pertahanan Timor Leste. Dua gol lain pun kemudian berhasil dilesakkan Indonesia lewat Muchlis Hadi dan tendangan bebas Hansamu Yama.
Sayangnya performa positif ini tak dibarengi dengan baiknya fisik para pemain Indonesia. Satu per satu pemain Indonesia berjatuhan karena cedera. Setelah Abduh Lestaluhu cedera yang kemudian digantikan Andik Randika, Adam Malis pun mengalami cedera Tapi karena telah menggunakan seluruh kuota pemain pengganti, Adam pun dipaksa terus bermain.
Setelah unggul 5-0, sebenarnya akan lebih baik Indonesia bermain lebih sabar dan mengulur-ngulur waktu ketimbang terus berusaha menambah gol. Bagaimanapun, fisik para pemain harus tetap dijaga karena laga melawan Timor Leste ini hanyalah awal perjalanan Indonesia U-23. Apalagi setelah pertandingan usai Evan Dimas dikabarkan juga mengalami cedera dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga:Menilai Kinerja Pemain Timnas vs Kamerun
Beberapa Catatan dari Laga Indonesia vs Kamerun
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar