Meski tampil tak terlalu meyakinkan sejak babak grup, Mitra Kukar nyatanya berhasil melangkah ke semi-final Piala Presiden 2015. Berhasil menaklukkan PSM Makassar dengan agregat 2-2 (menang gol tandang) di babak perempat final, skuat berjuluk Naga Mekes tersebut menantang Persib Bandung yang menumbangkan Pusamania Borneo FC.
Mitra Kukar memang kerap kesulitan menghadapi setiap pertandingan yang mereka lakoni sejak babak grup. Tergabung dengan Persita Tangerang, Persija Jakarta, dan Bali United Pusam, skuat besutan Jafri Sastra ini selalu meraih hasil imbang.
Kemenangan baru bisa diraih saat Mitra Kukar menjalani leg pertama babak perempat final. Saat itu PSM Makassar ditundukkan dengan skor 1-0 lewat gol semata wayang Carlos Raul Sciuciatti. Sementara pada leg kedua, satu gol Rizky Pellu yang berbalas dua gol PSM Makassar sudah cukup mengantarkan Mitra Kukar ke babak semi-final.
Minimnya gol yang diciptakan Mitra Kukar memang merupakan strategi mengandalkan pola bertahan yang diusung pelatih mereka, Jafri Sastra. Bahkan pelatih yang sebelumnya menukangi Semen Padang ini, membawa beberapa mantan anak asuhnya di Semen Padang untuk menyempurnakan strategi bertahan mereka.
Tak pelak Mitra Kukar pun bermain layaknya Semen Padang musim lalu. Memainkan garis pertahanan rendah dengan mengandalkan serangan balik cepat lewat kedua sayap menjadi strategi yang digunakan Sastra saat menukangi Mitra Kukar saat ini.
Bedanya, jika Semen Padang musim lalu menggunakan formasi 4-4-2, Mitra Kukar kali ini menggunakan formasi 4-3-3. Meskipun begitu, Jafri Sastra tetap mengandalkan kecepatan Hendra Bayauw dalam melakukan setiap serangan balik.
Tambahan tenaga muda lainnya dari Defri Risky membuat ancaman dari kedua sayap memiliki ancaman yang sama berbahaya. Para pemain sayap ini akan mendapatkan umpan-umpan matang dari pemain yang pernah merumput bersama Persib Bandung, Eka Ramdani.
Namun bermain di kandang tampaknya Mitra Kukar akan lebih menggunakan skema yang lebih menyerang. Terlebih sang tamu, Persib Bandung, akan tampil pincang setelah ditinggal enam pemain utamanya, sementara Mitra Kukar akan tampil full team.
Zulham Zamrun, Vladimir Vujovic, Achmad Jufriyanto, Ilija Spasojevic, Muhammad Ridwan, dan Hariono dipastikan absen pada laga ini. Keenam pemain inipun merupakan pemain-pemain yang selalu diandalkan sang pelatih, Djajang Nurjaman, sejak fase grup.
Otak-atik susunan pemain menjadi PR tersendiri bagi Janur. Absennya Spaso, Zulham dan Ridwan, bisa memastikan Atep dan Tantan akan bermain sejak menit pertama. Namun untuk pos penyerang tengah pengganti Spaso, ia masih harus menentukan di antara Yandi Sofyan atau Rudiyana.
Di lini tengah tak terlalu bermasalah meski Hariono akan absen. Dedi Kusnandar dan Taufiq dikabarkan sudah kembali pulih dari cedera. Bersama Firman Utina dan Makan Konate, Janur memiliki banyak opsi untuk area ini.
Lini belakang menjadi persoalan yang cukup pelik dihadapi Janur. Absennya Vujovic dan Jufriyanto, praktis hanya menyisakan Abdul Rahman pada pos bek tengah. Meski Agung Pribadi bisa menempati pos ini, tapi tampaknya, Tony Sucipto akan dipilih untuk menempati pos bek tengah pada laga ini menjadi tandem Abdul Rahman.
Bergesernya Toncip ke tengah membuat pos bek kiri akan diperebutkan oleh Jajang Sukmara dan Dias Angga. Namun untuk meredam kecepatan Hendra Bayauw yang bermain di area ini, Jajang Sukmara tampaknya lebih ideal dipasang sejak menit pertama pada laga ini.
Tapi bagaimanapun, komposisi di lini pertahanan ini bisa menjadi weak point yang bisa dimanfaatkan Mitra Kukar. Apalagi jika kecepatan Hendra Bayauw atau Defri Risky menghadapi Abdul Rahman, I Made Wirawan akan kelimpungan menghadapi serangan demi serangan yang dilancarkan Mitra Kukar.
Ditambah lagi, Persib pun cukup kewalahan menghadapi lawan yang memiliki pemain sayap berkaki cepat. Pusamania Borneo FC menjadi bukti di mana mayoritas gol mereka ke gawang Persib dicetak dengan masuk ke kotak penalti Persib melalui sektor sayap.
Karenanya leg pertama ini menjadi momentum yang tepat bagi Mitra Kukar untuk meraih kemenangan dan mencetak gol sebanyak-banyaknya. Jafri Sastra perlu berani memainkan skema menyerang, meninggalkan skema bermain andalannya yang terfokus pada pertahanan, untuk membombardir pertahanan Persib yang tampil pincang.
Komentar