Tottenham Hotspur akhirnya mampu menang atas Manchester United untuk pertama kalinya sejak 14 tahun terakhir di White hart Lane. Skor telak 3-0 membuat penantian panjang mereka sejak 2001 harus berakhir.
Jika kita melihat seklias pertandingan, sebenarnya ada empat momen utama pada pertandingan antara Spurs melawan United semalam (10/04). Keempat momen tersebut adalah: Timothy Fosu-Mensah keluar digantikan oleh Matteo Darmian di menit ke-68, gol Bamidele Alli di menit ke-70, gol Toby Alderweireld di menit ke-74, dan gol Erik Lamela di menit ke-76.
Mudah melihat pertandingan banyak berubah dalam kurang dari 10 menit sejak pemuda asal Belanda tersebut keluar karena cedera. Namun, sesungguhnya ada lebih banyak hal yang menyebabkan pasukan Louis van Gaal harus bertekuk lutut dari pasukan Mauricio Pochettino.
Faktor Fosu-Mensah
Pertama, faktor Fosu-Mensah yang sudah kami sampaikan di atas. Sejujurnya, kami bukannya ingin melebih-lebihkan bek bersuia 18 tahun ini. Akan tetapi, permainannya semalam sangatlah spektakuler.
Baca juga: Timothy Fosu-Mensah Anggota Baru "Class of Van Gaal"
Sebelumnya Fosu-Mensah sudah dipuji sebagai pemain yang memiliki fisik yang sangat atletis oleh Michael carrick. Aspek atletisme ini adalah yang membentuk komponen kebugaran jasmani yang mencakup kekuatan, kecepatan, daya tahan, komposisi tubuh, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi.
Jika kita kerucutkan "atletisme" di atas menjadi cepat dan kuat saja sebenarnya sudah cukup, dan sangat baik malahan untuk seorang bek tengah (atau bek kanan, posisi yang dimainkan Fosu-Mensah semalam).
Ia memenangkan 100% tekelnya, menjelajah lapangan sampai ke lini depan (baca: sering out of position tetapi dalam arti positif), dan menjadi bek yang paling energik di depan David de Gea semalam.
Tidak heran, kehilangannya di menit ke-68 langsung berdampak pada kinerja pertahanan "Setan Merah" sendiri. Ketiga gol yang dicetak Spurs lahir dari sisi kanan pertahanan United, sisi di mana Fosu-Mensah digantikan oleh Darmian.
Padahal untuk lebih jujur lagi, Darmian adalah bek yang lebih baik daripada Fosu-Mensah dari segi tehnik dan pemahaman taktikal (dari segi fisik mungkin tidak, mungkin, lho, ya). Namun khusus semalam, dalam meladeni counterpressing Spurs, memang United lebih membutuhkan fisik daripada pengalaman, tehnik, dan pemahaman taktikal.
Ini lah yang mengapa kehilangan Fosu-Mensah menjadi awal dari bumerang untuk United, khususnya Van Gaal.
Banyak pemain United yang sedang underperform
Hal aneh terjadi semalam ketika Chris Smalling, bek yang paling cemerlang dari The Red Devils sepanjang musim ini, justru tampil di luar performanya. Ia meluncurkan 5 buah tekel semalam, dan kelimanya adalah tekel yang gagal.
Baca juga: Sosok Chris Smalling dalam Solidnya Pertahanan United
Selain Smalling, Jesse Lingard juga menjadi pemain yang underperform semalam. Pemain sayap asal Inggris ini gagal membuat impact sama sekali padahal ia bermain 90 menit penuh.
Pemain bernomor punggung 35 ini tidak membuat satupun shot on target, menciptakan peluang, dan melakukan dribel sukses. Padahal dua hal terakhir adalah kunci permainan dari seorang pemain sayap.
Juan Manuel Mata juga tidak mau ketinggalan untuk underperform. Sejujurnya ia memang bukan pemain sayap murni meskipun Van Gaal sering memainkannya di sayap kanan. Ia tidak memiliki kecepatan sebagai spesifikasi utama dari seorang pemain sayap. Walhasil, ia tidak membuat satupun dribel sukses semalam.
Kemudian juga, entah ada apa di benaknya, ia menjelajah lapangan sampai ke kiri, beberapa kali berduel dengan Kyle Walker, bek sayap kanan Spurs. Padahal ia tidak berkontribusi apapun dari pergerakannya tersebut. Hal tersebut justru membuatnya kelihatan kelelahan.
Komentar