Hasil imbang dengan skor 2-2 pada leg pertama babak perempat final Liga Champions antara Paris Saint-Germain menghadapi Manchester City bisa dibilang hasil yang di luar dugaan. Man City kala itu tampil tanpa beberapa pemain terbaiknya namun mampu menandingi PSG.
Kans Manchester City untuk lolos masih terbuka lebar atas hasil pada leg pertama. Apalagi pada leg kedua yang akan digelar Rabu (12/4) dini hari WIB, laga akan digelar di kandang Manchester City, Stadion Etihad. Ini artinya, Man City hanya butuh hasil imbang 0-0 atau 1-1 pada laga ini untuk melenggang ke babak semifinal.
Namun bukan hanya tampil di kandang yang membuat Manchester City bisa meraih hasil positif pada leg kedua nanti. Absennya sejumlah pemain utama di kubu PSG akan mereduksi kekuatan skuat berjuluk Les Parisiens tersebut yang nantinya akan membuat Man City lebih superior.
Permasalah di Lini Pertahanan PSG Semakin Pelik
Jelang pertandingan ini, Pelatih PSG, Laurent Blanc, menyoroti lini pertahanan skuatnya pada leg pertama. Menurutnya, para pemain PSG menyediakan celah-celah yang bisa dimanfaatkan para pemain Man City sehingga kemudian mampu mencetak gol.
"Kami melihat sejumlah masalah dari leg pertama, khususnya di lini pertahanan; kami tak bermain rapat," ujar Laurent Blanc seperti yang dikutip uefa.com. "Dengan para pemain yang mereka miliki, mereka memanfatkan celah tersebut dan mampu menyerang di mana kemudian menciptakan masalah bagi kami."
Lini pertahanan yang dipersoalkan Blanc ini memang terlihat pada gol pertama yang diciptakan Kevin De Bruyne. Kala itu ketika operan Blaise Matuidi mampu dipotong Fernando, Thiago Motta kewalahan menghadapi kecepatan Fernandinho. Tak terkawalnya De Bruyne kala melepaskan tembakan pun semakin memperlihatkan keluhan Blanc pada skuatnya.
Perlu dicatat, saat itu PSG ‘hanya’ tampil tanpa Marco Verratti. Sisanya, PSG dihuni para pemain terbaiknya. Posisi Verratti sendiri ditempati oleh Adrien Rabiot. Terlepas dari permainan Rabiot yang mereduksi kekuatan di lini pertahanan PSG, gelandang muda Prancis tersebut menambah variasi serangan.
Kala bertandang ke markas Manchester City dini hari nanti, PSG terancam masih tanpa Verratti. Mantan gelandang Pescara ini masih dalam masa pemulihan cedera paha yang dideritanya sejak 20 Februari. Masalah di lini pertahanan PSG seperti pada leg pertama kemungkinan besar sulit diperbaiki.
Bahkan masalah di lini pertahanan semakin pelik karena pada laga ini Matuidi dan David Luiz dipastikan absen karena akumulasi kartu. Keduanya merupakan pemain kunci PSG yang hampir selalu diturunkan di setiap laga sepanjang musim ini.
Otak-atik di lini tengah akan menjadi hal yang dilakukan Blanc pada laga ini. Secara posisi, tak adanya Matuidi (dan jika Verratti masih cedera) membuat pos gelandang untuk menemani Rabiot dan Thiago Motta diisi oleh Benjamin Stambouli. Namun perlu dicatat, Stambouli hanya bermain reguler di Ligue 1 (23 penampilan dari 33 kesempatan bermain). Di Liga Champions ia hanya bermain dua kali, saat menghadapi Malmo dan Shakhtar.
Selain memainkan Stambouli, ada opsi lain bagi Blanc untuk mengganti pos Matuidi; yaitu memainkan Angel Di Maria sebagai salah satu dari trio gelandang dalam formasi 4-3-3. Namun memainkan Di Maria sebagai gelandang tidak akan memecahkan masalah di lini pertahanan. Pada laga melawan AS Monaco, skema seperti ini pernah diterapkan Blanc. Hasilnya PSG kewalahan dan kalah dengan skor 2-0.
Man City Masih Akan Andalkan De Bruyne
Pada leg pertama, salah satu pemain yang paling merepotkan lini pertahanan PSG adalah Kevin De Bruyne. Selain mencetak gol pertama, gelandang asal Belgia ini menjadi pembangun awal serangan atas gol kedua yang diciptakan Fernandinho.
Saat itu, De Bruyne menjadi andalan karena Man City tampil tanpa Yaya Toured an Raheem Sterling. De Bruyne yang biasanya ditempatkan sebagai winger kanan, menempati posisi gelandang serang tengah di belakang penyerang.
Bermain pada posisi ini membuat De Bruyne lebih bisa menjelajah setiap jengkal sepertiga akhir permainan Manchester City. Lebih sering De Bruyne menguasai bola membuat serangan Manchester City bisa lebih sering pula membahayakan lawan.
Hal ini terlihat dari laga melawan West Bromwich Albion, tiga hari usai laga melawan PSG. De Bruyne memberikan perbedaan ketika baru masuk pada menit ke-60. Enam menit setelah dirinya masuk, Man City kemudian mencetak gol pembalik keadaan melalui Samir Nasri.
Dengan dibangku cadangkannya De Bruyne pada laga melawan WBA pun menjadi pertanda bahwa ia memang begitu dipersiapkan untuk menghadapi PSG pada leg kedua. De Bruyne sendiri memang mampu menggantikan peran Yaya Toure yang belakangan menurun performanya, sebelum akhirnya cedera.
Yaya Toure kemungkinan akan kembali dipasang pada laga ini. Ia sudah diturunkan pada laga melawan WBA meski hanya sebagai pemain pengganti. Meskipun begitu, De Bruyne yang performanya menanjak usai sembuh dari cedera masih akan menjadi tumpuan serangan Man City.
Yaya Toure kemungkinan akan lebih bermain sebagai double pivot menemani Fernandinho. Hal ini cukup diwajarkan terlebih Fernando pada leg pertama melakukan sebuah blunder ketika operannya berhasil dipotong Zlatan Ibrahimovic dan memantul ke gawang sendiri.
Dengan duet Yaya-Fernandinho ditambah De Bruyne di belakang Sergio Aguero, kemungkinan yang akan terjadi di lini tengah Manchester City pada laga ini adalah akan semakin kreatif dalam melancarkan serangan namun berpersoalan ketika bertahan. Gaya bermain box-to-box Fernandinho dan Yaya bisa membuat lini tengah Man City kewalahan menghadapi serangan balik.
Apalagi jika ternyata PSG menempatkan Di Maria sebagai gelandang di skema 4-3-3. Ketika PSG bertransformasi menjadi formasi 4-2-4, dengan Lucas Moura di sisi yang lain, kebutuhan peran gelandang bertahan akan menjadi sangat penting.
Perlu dicatat pula bahwa situasi saat ini akan membuat PSG mengincar gol sebanyak-banyaknya karena sudah kebobolan dua gol di kandang. Penting bagi Man City bermain seperti pada leg pertama; bermain tidak terlalu terbuka, namun mampu mencuri gol kala melancarkan serangan balik.
Komentar