Pemain dengan peran no. 10 adalah pemain yang cukup penting dalam sebuah tim. Pemain dengan peran ini biasanya adalah pemain kunci dalam sebuah tim dalam menyerang. Pemain seperti ini lazimnya dianugerahi kreativitas yang luar biasa dalam merancang sebuah serangan. Imajinasinya luar biasa ketika merancang sebuah skema serangan.
Karena imajinasi dan daya kreasi yang luar biasa dalam menyusun serangan, maka ia kerap kali juga dikaitkan dengan pemain yang berperan sebagai playmaker. Di Italia, pemain seperti ini biasanya dijuluki sebagai seorang fantasista, penghadir fantasi bagi para penonton di tribun stadion. Mereka juga membuat para penonton di tribun menjadi mabuk akan keindahan sepakbola.
Meski sekarang peran pemain no. 10 ini perlahan sudah sedikit demi sedikit tergeser secara taktikal (dengan adanya kemunculan peran-peran lain), namun, pemain-pemain dengan peran seperti ini masihlah dibutuhkan oleh sebuah tim, utamanya mereka yang menerapkan formasi dasar satu striker murni.
Pemain dengan peran no. 10 ini akan menjadi supplier bagi striker tersebut sekaligus finisher ketika ada ruang yang diciptakan oleh striker tersebut. Oleh karenanya, jika dalam tim seperti itu tidak ada pemain dengan peran no. 10 ini, itu adalah sebuah kehilangan yang cukup besar. Serangan akan menjadi monoton, kaku, dan tanpa ada imajinasi atau kreativitas di dalamnya.
Brasil adalah satu dari sekian banyak tim yang masih mengandalkan pemain dengan peran no. 10 ini. Pemain terakhir yang memangku tanggung jawab ini adalah seorang Neymar, yang berhasil membawa Brasil sampai ke semifinal Piala Dunia 2014, meski pada akhirnya dibantai 7-1 oleh Jerman di babak semifinal, tepat ketika Neymar tidak bermain.
Sekarang, Neymar tidak dipanggil masuk skuat Brasil untuk ajang Copa America Centenario 2016 karena lebih difokuskan untuk mengikuti ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Pertanyaan pun menyeruak, siapa yang menjadi pemain dengan peran no. 10 di Brasil sekarang?
Mantan bintang Brasil sekaligus pemain yang mengantarkan Brasil juara dunia pada 2002 lalu, Rivaldo, mengungkapkan bahwa tidak ada lagi pemain di timnas Brasil sekarang yang memangku peran no. 10. Kepada ESPN FC, ia berujar bahwa ia sedih akan fakjta yang ia temukan ini.
"Saya merasakan kesedihan yang mendalam ketika melihat tidak ada lagi pemain dengan peran no. 10 Brasil di tim ini. Ada nama Neymar, sayangnya ia tidak bermain dalam ajang ini/ Ada nama Lima dan Ganso, tapi saya rasa mereka masih harus banyak belajar," ujarnya.
***
Brasil memang identik dengan pemain yang berperan sebagai no. 10. Pemain ini menjadi generator keindahan sepakbola Brasil di lapangan. Dahulu kala, ada nama Pele yang pernah memangku tanggung jawab peran no. 10. Pele berhasil mengantarkan Brasil juara Piala Dunia 1958, 1962, dan 1970. Setelah masa Pele berakhir, ada nama Zico yang disebut sebagai "Pele Putih".
Tapi, Zico tidaklah segemilang Pele. Ia adalah pemain dengan peran no. 10 yang tidak menjadi juara di timnas Brasil selama masa aktifnya sebagai pemain. Prestasi terbaiknya di Piala Dunia adalah mengantarkan Seleccao menjadi juara ketiga Piala Dunia 1978.
Zico pensiun pada kisaran 1994, dan pada zaman setelahnya muncul lagi generasi pemain dengan peran no. 10 lain di tubuh Brasil dalam diri Rivaldo. Pemain yang pernah mendapatkan gelar Player of The Year ini menjadi penerus generasi pemain dengan peran no. 10 yang dijalankan oleh seorang Pele dan Zico.
Prestasi yang diraih oleh Rivaldo pun tidak kalah mentereng jika dibandingkan dengan pendahulunya. Ia adalah sosok yang berhasil mengantarkan Brasil menjadi runner-up Piala Dunia 1998 dan juara Piala Dunia 2002. Ia juga adalah sosok dibalik suksesnya Brasil merengkuh gelar Copa America 1999.
Setelah 20 tahun berkarir sebagai pemain, Rivaldo akhirnya memutuskan untuk pensiun pada Maret 2014. Namun, seperti regenerasi yang sudah terjadi sebelumnya, Brasil kembali melahirkan bakat yang sejak usia muda sudah memangku nomor punggung 10. Ada nama Ronaldinho yang menjadi pemain dengan peran no. 10 di Brasil usai Rivaldo tidak aktif lagi di timnas.
Namun, bersama pemain yang pernah merumput di Barcelona, PSG, dan AC Milan ini, di Piala Dunia 2006 mereka tidak mampu berbicara banyak usai dikalahkan Prancis di babak perempat final dengan skor 1-0. Setelah itu, Ronaldinho pun kembali tidak menjalankan peran no. 10. Peran ini beralih ke seorang pemain bernama Kaka, yang bersinar bersama AC Milan.
Seperti apa yang dialami oleh Ronaldinho, Kaka pun tidak mampu membawa Brasil meraih prestasi yang signifikan. Dalam ajang Piala Dunia 2010 mereka hanya berhasil melaju sampai babak perempat final sebelum dihentikan Belanda. Zaman berganti, dan akhirnya peran no. 10 sekarang sudah dijalankan oleh pemain baru. Nama pemain itu adalah Neymar, dan ia menjadi tulang punggung Brasil sekarang ini dengan kemampuannya.
Melihat segala prestasi yang Brasil raih dari tahun ke tahun, di dalamnya selalu identik dengan no. 10. Musim ke musim, tahun ke tahun, regenerasi ini selalu berhasil dan membawa Brasil beberapa kali menuju ke puncak kejayaan. Pemain dengan peran no. 10 ini seolah tampak seperti seorang juru selamat bagi timnas Brasil.
***
Melihat arti pentingnya pemain dengan peran no. 10 bagi Brasil, maka wajar saja jika Rivaldo sekarang merasa sedih melihat Seleccao yang tidak lagi memaksimalkan pemain dengan peran no. 10. Ketika meraih kemenangan 7-1 melawan Haiti, wajar saja Brasil bisa menang dengan memanfaatkan sayap (Coutinho dan Felipe Luis di kiri, Dani Alves dan Willian di kanan) karena banyak ruang kosong di pertahanan Haiti, akibat dari jarak antar pemain Haiti yang tidak rapat.
Bedakan dengan ketika Brasil melawan Ekuador. Coutinho dan Willian begitu sulit menembus pertahanan Ekuador yang begitu rapat dan tanpa cela. Hal ini ditambah dengan garis pertahanan rendah Ekuador yang berakibat terisolirnya seorang Jonas di lini depan sendirian. Saat inilah, sebenarnya kemampuan pemain dengan peran no. 10 ini dibutuhkan.
Ia yang bisa menarik bek, memberikan umpan matang ke depan, dan juga menjadi pemain yang muncul dari second line untuk menyelesaikan peluang adalah pemain yang dibutuhkan untuk membongkar pertahanan sebuah tim yang rapat. Intinya, butuh kreativitas untuk mendobrak pertahanan seperti itu, dan pemain dengan peran no. 10 memiliki hal itu.
Di skuat Seleccao yang sekarang, ada nama seperti Lucas Lima dan Ganso yang dapat menjalankan peran sebagai no. 10. Dengan adanya dua pemain ini, Dunga memiliki banyak opsi dalam membentuk pola penyerangan Brasil. Brasil tetap bisa menggunakan serangan sayap via Coutinho dan Willian, atau juga mengandalkan kreativitas Lima dan Ganso.
Semua tergantung Dunga sendiri, apakah ia berani untuk meneruskan tradisi Brasil atau melabrak tradisi Brasil ini dengan menemukan formula permainan yang baru untuk Seleccao.
foto: en.wikipedia.org
Komentar