Dalam laga antara Jerman melawan Polandia di matchday kedua Piala Eropa 2016 Jumat (17/06) dini hari WIB, Mats Hummels kembali dipasang sebagai bek tengah melengkapi trio Jerome Boateng, Benedikt Hoewedes, serta Jonas Hector, di lini belakang. Padahal, Hummels baru saja sembuh dari cedera betis yang menimpanya hingga absen pada pertandingan pertama.
Selain itu, Shkodran Mustafi sebelumnya mengisi pos Hummels dicadangkan oleh Joachim Loew. Seperti diketahui di laga pertama, penggawa Valencia itu bermain cemerlang dengan mencetak gol pembuka kala Der Panzer menundukkan Ukraina, dua gol tanpa balas.
Dalam laga tersebut Jerman memang tampil perkasa dengan hasil meyakinkan. Akan tetapi di sisi lain mereka juga kesulitan untuk membongkar pertahanan kuat yang digalang oleh Andriy Pyatov dan rekan-rekan. Bisa dibilang kemenangan tersebut berkat aksi Mustafi yang berhasil mencetak gol usai memanfaatkan tendangan bebas yang dikirimkan oleh Toni Kroos di babak kedua. Tandukan kepalanya membawa Jerman unggul lebih dulu sekaligus menjadi gol pertamanya di turnamen internasional.
Gol tersebut tentu semakin memudahkan langkah Jerman untuk mulai mendikte permainan. Sementara itu, Ukraina yang sedang dalam kondisi tertinggal wajib meningkatkan intensitas serangan. Puncaknya, Jerman berhasil mengandaskan serangan Ukraina dan melakukan serangan balik cepat yang akhirnya berbuah gol kedua. Beda cerita jika Mustafi tidak membuat Jerman unggul lebih dulu, mereka akan semakin sulit menembus lini belakang Ukraina.
Dalam laga dini hari tadi, Jerman kembali kesulitan untuk mencetak gol. Alih-alih mengubah angka di papan skor, untuk melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran di babak pertama mereka tak mampu. Hal itu terjadi akibat disiplinnya lini belakang Polandia dalam meredam serangan Jerman. Situasi seperti ini kurang lebih yang akan dialami Jerman kala berhadapan dengan Ukraina, jika Mustafi tidak mencetak gol.
Sementara itu, Hummels yang telah hengkang dari Borussia Dortmund untuk kembali berseragam Bayern Munchen, merupakan sosok yang tak tergantikan di sektor pertahanan Jerman. Pemain yang berharga sekitar 40 juta euro itu mulai mematenkan posisinya sejak Piala Eropa empat tahun yang lalu. Selain itu ia juga bagian dari skuat juara ketika menjuarai Piala Dunia di Brasil. Tentu berdasarkan prestasi, pengalaman serta mental yang telah teruji, tak ada yang meragukan kualitas Hummels.
Sepanjang musim 2015/2016, Hummels memang berhasil membawa Dortmund duduk di peringkat kedua pada klasemen akhir Bundesliga dan menjadi runner-up DFB-Pokal. Namun bila dibandingkan dengan torehan Hummels, Mustafi lebih unggul meski Valencia hanya finis di urutan ke-12 di musim lalu.
Keduanya juga telah melakoni 30 laga di ajang liga dan sama-sama mencetak dua gol. Akan tetapi atribut bertahan yang dimiliki Mustafi lebih baik, ia mencatat jumlah tekel, intercept, dan sapuan, yang membuat "Kelelawar Mestalla" hanya kemasukan 48 gol, jumlah yang terhitung sedikit sebagai tim papan tengah.
Sebagai gambaran, pertahanan Valencia merupakan yang terkuat ketujuh di kompetisi teratas di Spanyol tersebut. Selain itu ketenangannya dalam bermain juga merupakan salah satu indikator penting, sehingga tidak menciptakan kesalahan yang berbuah gol bagi timnya sendiri.
Pada laga melawan Polandia, Hummels mencatatkan empat intercept, tiga blok dan sekali memenangi duel udara. Aksinya juga membuat gawang Manuel Neuer kembali perawan untuk kedua kalinya. Namun angka tersebut masih jauh dari torehan Mustafi di laga sebelumnya. Pemain berusia 24 tahun itu telah mengemas tujuh intercept, satu blok dan lima kali unggul di duel atas.
Meski kini Jerman bercokol di puncak klasemen Grup C dengan mengemas empat poin, namun posisi mereka belum sepenuhnya aman. Di laga penutup fase grup, mereka akan menghadapi Irlandia Utara yang secara mengejutkan yang berhasil menjungkalkan Ukraina.
Sementara di pertandingan lainnya, Polandia akan diunggulkan saat berhadapan dengan Ukraina yang berada di posisi buncit. Jika Jerman kembali kesulitan mencetak gol dan terganjal, mereka akan gagal lolos sebagai juara grup sehingga akan lebih menyulitkan langkah mereka di fase 16 besar.
Keberhasilan Polandia menahan Jerman bisa menjadi referensi bagi pelatih Michael O`Neill agar anak asuhnya bisa meraup poin. Sementara dengan penjagaan ketat dan disiplin yang diterapkan Adam Nawalka , Jerman harus memanfaatkan setiap momentum yang ada, dan Mustafi terbukti mampu melakukannya. Tentu Loew harus berpikir kembali untuk memasangnya dan tak menyia-nyiakan bakat Mustafi sebagai pemenuh daftar skuat Jerman saja.
ed: fva
Komentar