Laga terakhir Grup C Piala Eropa 2016 berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Jerman. Menghadapi Irlandia Utara, Selasa (21/6) malam WIB di Parc des Princes, der Panzer berhasil menang dengan skor 0-1. Mario Gomez berhasil menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan di menit ke-30.
Raihan tiga poin di laga ini membuat Jerman mengoleksi tujuh poin dari tiga pertandingan. Sebelumnya, anak asuh Joachim Low berhasil menang 2-0 atas Ukraina dan bermain imbang 0-0 dengan Polandia.
Berada di puncak membuat posisi Jerman untuk sementara aman dari hadangan kesebelasan tangguh di babak perdelapanfinal. Dalam bagan babak perdelapanfinal, Jerman akan menghadapi peringkat ketiga dari Grup A atau B.
Menggunakan Striker Murni untuk Memecah Kebuntuan
Kebuntuan lini depan saat menghadapi Polandia membuat Low memutar otak di laga ini. Tak ingin kembali gagal mencetak gol, Low pun memasukkan striker Besiktas, Mario Gomez, sejak menit pertama.
Masuknya Gomez dalam starting line up mengubah tatanan permainan Jerman. Jerman pun tidak menggunakan false nine yang pada dua laga sebelumnya diisi oleh Mario Gotze. Dengan adanya Gomez sebagai target man, serangan Jerman seakan menjadi lebih terarah.
Meski demikian, masuknya Gomez tidak membuat Jerman mencetak gol dengan cepat. Baiknya pertahanan Irlandia Utara yang digalang oleh Craig Cathcart dan Gareth McAuley.
Keberadaan Gomez justru membuat Thomas Muller menggila. Kebebasan bermain yang diberikan Low kepada Muller justru membuatnya menjadi ancaman tersembunyi. Kebebasan bermain yang diberikan bahkan membuat pemain Bayern Munchen ini memiliki dua peluang yang mengenai tiang gawang.
Kebebasan Muller pada akhirnya gagal diantisipasi oleh Irlandia Utara. Memanfaatkan umpan Muller yang masuk dari luar kotak penalti, Gomez berhasil mencetak gol pertamanya di Piala Eropa 2016.
Gol ini diawali oleh kecerdasan Ozil dalam memberikan umpan. Pemain Arsenal ini lebih memilih memberikan bola kepada Gomez ketimbang Muller yang sudah melakukan pergerakan. Baiknya pilihan Ozil ini juga ditambah dengan umpan pendek yang diberikan oleh Gomez kepada Muller, serta pilihan Muller untuk membagi bola kepada Gomez yang tidak terkawal.
Kebobolan satu gol membuat pelatih Irlandia Utara, Michael O’Neill, memberikan instruksi lebih kepada gelandangnya untuk mematikan Muller. Hasilnya, dua gelandang tengah Irlandia Utara, Steven Davis dan Oliver Norwood, berhasil mengurangi efek dari bebasnya Muller.
Serangan Balik Irlandia Utara Tidak Berjalan Maksimal
Menghadapi lawan sekelas Jerman membuat Irlandia Utara tahu diri. Mereka pun memilih untuk tidak menampilkan penampilan terbuka demi meredam baiknya permainan lawan. Kondisi tersebut membuat Irlandia Utara lebih memilih memainkan serangan balik.
Pilihan untuk melakukan serangan balik membuat Irlandia Utara lebih memilih untuk memainkan Conor Washington ketimbang Kyle Lafferty, Josh Magennis, atau Will Grigg. Pilihan tersebut didasarkan oleh kenyataan bahwa Washington lebih cepat ketimbang ketiganya.
Tapi siapa sangka, pilihan O’Neill tersebut justru tidak membuahkan hasil. Washington yang dipasang sendirian di depan bahkan tidak bisa berbuat apa-apa ketika harus berhadapan dengan duet bek Jerman, Jerome Boateng dan Mats Hummels, yang berpostur lebih besar ketimbang dirinya.
Selain gagal untuk menjalankan peran sebagai perusak lini belakang Jerman, Washington nyatanya juga tidak berhasil memainkan peran penarik bek Jerman. Kurang maksimalnya peran Washington ini lah yang membuat Stuart Dallas dan Jamie Ward di sayap Irlandia Utara gagal bermain baik.
Menurut Whoscored, pemain Queens Park Rangers ini hanya melepaskan tujuh umpan dari empat belas kali mendapatkan bola. Tidak hanya itu, akurasi umpan Washington juga begitu buruk. Dari tujuh kali memberikan bola, hanya tiga umpannya yang mengenai sasaran.
Kondisi ini membuat Irlandia Utara harus belajar (jika nantinya lolos ke babak perdelapanfinal sebagai kesebelasan peringkat ketiga terbaik) bahwa pilihan melakukan serangan balik harus dibarengi dengan pemilihan striker yang cocok.
Komentar