Vincent Janssen dan Nasib Para Pencetak Gol Terbanyak Eredivisie

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 34465

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Vincent Janssen dan Nasib Para Pencetak Gol Terbanyak Eredivisie

Kualitas Eredivisie Semakin Tertinggal?

Para pencetak gol terbanyak Eredivisie mulai diperhitungkan sejak 1970-an. Dimulai dari Johan Cruyff, Cas Janssen, Willy Brokamp, Ruud Geels, Kees Kist, Wim Kieft, Peter Houtman, Marco van Basten, Romario hingga Dennis Bergkamp laris di bursa transfer karena status top skorer Eredivisie mereka. Hanya Willy Brokamp pemain yang meski pindah kesebelasan tetap bermain di Eredivisie.

Saat itu Eredivisie atau sepakbola Belanda pada umumnya memang masih menjadi salah satu kekuatan sepakbola Eropa. Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord bahkan merasakan menjadi juara Piala Eropa (sekarang Liga Champions) pada periode 1970 hingga awal 90-an. Timnas Belanda pun menjadi runner-up Piala Dunia pada 1974 dan 1978 serta juara Piala Eropa 1988.

Kesuksesan Cruyff, Van Basten, Romario dan Bergkamp di luar Eredivisie pun membuat kesebelasan dari liga lain mulai memantau setiap bakat-bakat potensial dari Liga Belanda. Sejak saat itu hingga saat ini pencetak gol terbanyak Eredivisie dilirik kesebelasan dari liga top lain.

Namun dengan hanya Ronaldo, Nistelrooy, dan Suarez yang kemudian membuktikan diri sebagai penyerang papan atas dalam 20 tahun terakhir, kualitas kompetisi Eredivisie saat ini patut dipertanyakan. Apalagi, kesebelasan-kesebelasan Eredivisie pun mulai tak mampu berbuat banyak baik di Liga Champions maupun Europa League, termasuk timnas Belanda yang gagal tampil di Piala Eropa 2016.

Bsports menyebut bahwa para penyerang alumni Eredivisie memang kesulitan beradaptasi di liga baru. Kultur sepakbola di Belanda disebut-sebut cenderung lebih sering menampilkan permainan terbuka dari kedua kesebelasan yang bertanding sehingga memungkinkan terciptanya lebih banyak gol. Sementara di liga top Eropa lain, mulai banyak kesebelasan yang memfokuskan lini pertahanan sehingga peluang mencetak gol lebih kecil.

“Dengan permainan terbuka, permainan yang mengalir di Belanda, dibandingkan dengan liga yang cenderung bertahan, misalnya Serie A Italia, banyak penyerang Eredivisie yang sukses di Belanda tidak bisa mereplikasi cara mereka mencetak gol di liga yang lebih baik,” tulis Bsports.

Tak hanya itu, banyak para pencetak gol terbanyak Eredivisie pun harus mengemban peran yang berbeda ketika bermain di luar Eredivisie. Bergkamp, Kuyt, Litmanen, dan Depay adalah contoh-contoh pemain yang peran di kesebelasan barunya bukan lagi pencetak gol utama tim. Jika kualitas mereka bukan kualitas papan atas, tak mengherankan namanya kemudian tenggelam.

***

Berstatus pencetak gol terbanyak memang tak menjamin seorang pemain akan langsung memberikan banyak gol bagi kesebelasan baru yang ia bela. Bagaimana kesebelasan barunya men-treatment sang pemain pun akan berpengaruh besar pada kualitas permainan, termasuk mencetak gol, sang pemain.

Zlatan Ibrahimovic, Arjen Robben, Patrick Kluivert, Roy Makaay, Dusan Tadic, Graziano Pelle, atau Jon Dahl Tomasson adalah contoh sedikit alumni Eredivisie yang meski torehannya gol sedikit, namun kemudian mampu menjadi pembelian sukses bagi tim barunya. Tidak hanya soal torehan gol, tapi juga soal kontribusi para pemain tersebut bagi tim.

Oleh karena itu, Janssen (dan mungkin Depay) mungkin akan harus beradaptasi dulu dengan Liga Primer. Menjadi pencetak gol terbanyak Eredivisie tak lagi menjamin seorang pemain akan langsung berkontribusi bagi tim barunya. Terlebih dengan persaingan Liga Primer Inggris yang makin ketat, butuh usaha keras bagi Janssen dan Depay untuk membuktikan diri bahwa mereka memang penyerang haus gol.

Komentar