Rooney Belum Habis, Kesabaran Kita yang Sudah Habis

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Rooney Belum Habis, Kesabaran Kita yang Sudah Habis

Menilai kualitas Rooney di berbagai posisi melalui statistik

Beralih dari timnas Inggris ke Manchester United, banyak yang mengkritik jika kemampuan Rooney sudah menurun. Ryan Giggs sampai membelanya dengan menyebut bahwa Rooney sedang mengalami masa transisi (posisi bermain) di mana posisi bermainnya selalu berubah-ubah di timnas maupun di United.

Sejauh ini Rooney sudah bermain 7 pertandingan atau 477 menit bagi United di Liga Primer Inggris. Ia berhasil mencetak satu gol dan 2 buah asis, serta mendapatkan 3 buah kartu kuning. Ia hanya butuh tiga gol lagi (12/10/2016) untuk menyamai rekor pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah di United yang dicetak oleh Bobby Charlton dengan 249 gol.

Perdebatan posisi Rooney antara penyerang, gelandang serang (bisa juga sebagai posisi nomor 10), gelandang, atau bahkan gelandang bertahan memang tidak akan ada habisnya. Meskipun demikian, bolehlah kita bandingkan sambil melihat beberapa aspek statistik Rooney.

Pemain kelahiran Croxteth ini sudah melepaskan 238 operan (peringkat ke-9 di United dengan peringkat pertama adalah Paul Pogba dengan 427 operan), 87% di antaranya akurat. Jika disebar lagi, 12,18% operannya ke arah depan, 28,15% ke kiri, 34,87% ke kanan, dan sisanya ke belakang.

Operan ke sisinya ini yang (banyak orang bilang) menjadi kekuatan utama Rooney, yaitu melalui operan panjangnya. Tapi Mourinho sendiri berkata bahwa itu tidak spesial-spesial amat. “Aku juga bisa mengoper jika tidak ada tekanan,” kata Mourinho di awal musim mengomentari posisi Rooney.

Ia mencatatkan 12 operan kunci. Angka ini tidak mentereng jika kita membandingkan dengan Willian (Chelsea) yang berhasil mencatatkan 23 operan kunci dengan jumlah menit bermain yang sama dengan Rooney (477 menit).

Salah satu keunggulan Rooney yang didukung oleh statistik adalah umpan silang suksesnya, yaitu sebanyak 11, yang merupakan angka tertinggi di United, dan angka tertinggi ke-7 di Liga Primer dengan peringkat pertama dicatatkan masih oleh Willian (22 umpan silang sukses).

Kalau soal operan sudah lengkap dibahas, kita bisa beralih ke statistik yang berkaitan dengan gelandang bertahan. Rooney mencatatkan 5 tekel (20% tekel sukses), 2 sapuan, 2 blok, dan 3 intersep, yang mana angka-angka tersebut bukan merupakan angka yang menggembirakan. Terutama soal intersepnya di mana pengambilan posisi menjadi kunci, Rooney masih kalah dari Ander Herrera dan Marouane Fellaini yang sama-sama mencatatkan 12 intersep.

Beralih ke posisi yang lebih meyerang, Rooney mencatatkan statistik 12 tembakan (terbanyak ketiga di United) dengan 6 di antaranya on target (juga ketiga terbanyak di United). Sebagai pembanding, Zlatan Ibrahimovic menjadi pemain yang paling banyak menembak di United maupun Liga Primer dengan 38 tembakan, disusul oleh Philippe Coutinho (29 tembakan), Michail Antonio (27), Sergio Aguero (26), dan Pogba (21).

Selain itu, ia menyentuh bola di kotak penalti lawan sebanyak 18 kali, yang merupakan angka keempat terbanyak di United di bawah Ibrahimovic (59 sentuhan), Marcus Rashford (26), dan Pogba (20).

Beberapa pilihan (serba salah) untuk Rooney

Sebuah studi yang dipublikasikan di The Sport Journal menunjukkan bahwa kritik dan distraksi bisa menguras energi dan mental atlet sepakbola yang akan berakibat pada penurunan performa mereka. Melihat penelitian ini, sebenarnya semakin sering Rooney dikritik, itu justru yang akan membuat Rooney semakin bermain buruk.

Jika si pengkritik memiliki tujuan untuk menolong Rooney, seharunya mereka sudah sadar jika kritik kepada Rooney sudah sangat berlebihan dan sudah saatnya dihentikan. Tapi jika sebaliknya, maka kita hanya tinggal menunggu Rooney benar-benar “habis” saja.

Melihat usia Rooney yang sebenarnya baru menginjak 30 tahun, saya cenderung setuju dengan pernyataan Giggs yang menyebut bahwa ia sedang berada pada masa transisi.

Kemudian melihat data Rooney di timnas ditambah statistiknya di Liga Primer, sejujurnya Rooney memang belum “habis”. Ia masih bisa berguna bagi United maupun timnas Inggris. Apalagi rasanya nanggung karena tinggal sedikit lagi ia memecahkan rekor penampilan di timnas Inggris dan rekor gol di Manchester United.

Sekarang ia bisa memilih untuk melakukan transisi ini dengan sabar, berpindah posisi bermain lebih ke belakang (menjadi gelandang), atau downgrade tingkat kompetisi misalnya ke Tiongkok atau MLS agar permainannya bisa lebih kontributif secara signifikan untuk kesebelasannya.

Satu hal yang jelas yang bisa saya pastikan, apapun yang nantinya dipilih oleh Wayne Rooney, media tidak akan pernah berhenti mengritik Rooney. Ini memang serba salah. Bukannya tidak memandang bulu, sebenarnya hal ini bisa saja terjadi kepada setiap pemain. Hanya saja gak hoki, Rooney adalah pemain yang paling banyak mendapat sorotan.

Di era modern seperti sekarang, modern di atas lapangan dan modern di luar lapangan, saya bisa simpulkan sesuai judul tulisan ini: Sesungguhnya Wayne Rooney belum habis, tapi kesabaran kita (media) lah yang sudah habis.

Komentar