Chelsea pulang dari Stadion Etihad dengan kepala tegak. Mereka sukses mempertahankan rekor positif mereka dalam ajang Liga Primer dengan menundukkan tuan rumah Manchester City dengan skor 1-3. Gol-gol dari Diego Costa (`60), Willian (`70), dan Eden Hazard (`90) yang hanya dibalas sekali oleh City lewat gol bunuh diri Gary Cahill (`45) membawa mereka kepada kemenangan.
Jika Chelsea sukses mempertahankan rekor positif mereka, maka lain hal dengan City. Kekalahan atas The Blues ini menjadi kekalahan kedua mereka pada musim 2016/2017 ini, setelah kekalahan perdana yang mereka dapat atas Tottenham Hotspur beberapa bulan yang lalu.
Ada beberapa hal menarik yang terjadi dalam pertandingan ini, salah satunya adalah tentang serangan balik yang dilakukan oleh Chelsea. Pada pertandingan ini, City begitu dominan dan mengurung The Blues. Bahkan sejak babak pertama mereka sudah menerapkan garis pertahanan tinggi yang membuat Chelsea bermain lebih ke dalam.
Meski begitu, dari total 14 tembakan yang mengarah ke gawang, total hanya empat saja yang mengarah ke gawang. Sisanya ada yang blocked (tiga tembakan) dan meleset dari gawang (tujuh gawang). Itu menunjukkan bahwa seranga-serangan City sebenarnya tidak terlalu berbahaya.
Walau serangan City tidak semuanya membahayakan gawang, tetap saja Chelsea tertekan oleh pola permainan garis pertahanan tinggi yang City terapkan. Meski dapat beberapa kali melakukan serangan balik, tapi serangan balik itu pun tidak terlalu berbahaya. Malah beberapa di antaranya dapat dihentikan oleh Fernandinho ataupun Ilkay Gundogan di lini tengah.
Tertekannya The Blues oleh The Citizens ini bisa dilihat dari gol pertama yang tercipta, Kepanikan Gary Cahill dalam menghalau umpan silang dari Jesus Navas akhirnya berbuah gol bunuh diri yang ia ciptakan jelang akhir babak pertama.
Namun pada babak kedua, Chelsea mulai berbenah. Antonio Conte memasukkan Willian untuk menggantikan Pedro Rodriguez yang tidak terlalu kontributif pada babak pertama. Sejak Willian masuk, serangan-serangan balik yang dilancarkan melalui inside forward yang berkolaborasi dengan wing-back pun menjadi lebih tajam.
Hal ini didukung oleh pergerakan para wing-back City yang jarang turun kembali dan memberikan cover di lini pertahanan setelah membantu penyerangan. Ini terlihat dari proses gol kedua Willian yang dicetak pada menit ke-70. Saat itu ketika serangan City mampu dihentikan wing-back kiri City, Sane, telat untuk turun membantu pertahanan.
Hasilnya? Willian masuk ke daerah kosong di sisi kiri tersebut (memanfaatkan umpan Diego Costa), menggiring bola ke kotak penalti City, dan melakukan tembakan yang berbuah gol.
https://twitter.com/ChelseaGIFs/status/805050442329812992
Selain sosok Willian, sosok lain yang berperan dalam kebangkitan Chelsea sekaligus menjadi poros serangan balik Chelsea adalah Cesc Fabregas. Pemain asal Spanyol ini akhirnya mendapatkan kembali posisi di starting line-up Chelsea, dan ia menjawab kepercayaan Antonio Conte itu dengan penampilan yang memuaskan.
Diduetkan dengan N’Golo Kante di lini tengah, pemain yang pernah membela Barcelona ini berhasil mengemban peran sebagai deep-lying midfielder. Bukan hanya kerap terlibat dalam serangan (59 kali menyentuh bola, terbanyak kedua setelah Marcos Alonso), kemampuannya dalam memberikan umpan panjang menjadikan serangan balik The Blues begitu menakutkan.
Salah satu umpan panjang menawannya adalah yang ia berikan kepada Diego Costa pada menit ke-60 yang berbuah menjadi asis. Menerima bola di area permainan sendiri, ia langsung melepaskan umpan panjang kepada Costa yang dengan cerdik mengelabui Otamendi, lalu melepaskan tembakan ke gawang yang tidak dapat ditahan oleh Bravo.
https://twitter.com/ChelseaGIFs/status/805047295725150208
Fabregas dan Willian inilah yang, bisa dibilang, menjadi aktor kebangkitan Chelsea setelah mereka tertinggal 1-0 lebih dulu dari tuan rumah.
**
Moncernya penampilan Willian dan Fabregas dalam pertandingan tersebut juga tidak lepas dari kepandaian Antonio Conte dalam meramu taktik. Ia benar-benar paham kondisi dan situasi pertandingan, sehingga memilih pemain-pemain yang tepat berdasarkan kondisi tersebut. Willian ia masukkan pada babak kedua yang membuat penyerangan dari sisi mereka lebih hidup.
Pun ketika tahu bahwa ada ruang-ruang kosong di pertahanan akibat beberapa pemain City yang telat turun mengisi posnya kembali, ia memanfaatkan kemampuan umpan panjang Fabregas untuk menciptakan peluang lewat skema serangan balik cepat. Dalam pertandingan ini, Conte sedikit lebih unggul daripada Pep dalam hal memahami situasi dan kondisi pertandingan.
baca juga: Keributan Pemain Warnai Kemenangan Chelsea atas Manchester City
Komentar