Berhipotesis pada pertandingan Liverpool melawan Tottenham Hotspur di Anfield sebenarnya tidak terlalu sulit. Kita hanya perlu mengetahui beberapa fakta yang akan disampaikan berikut ini.
Liverpool sedang dalam momentum buruk setelah hanya meraih satu kemenangan dan mendapatkan lima kekalahan dari 10 pertandingan terakhir mereka. Sedangkan lawan mereka, Spurs, sedang dalam momentum yang baik setelah tak terkalahkan dan berhasil meraih sembilan kemenangan dalam 11 pertandingan terakhir mereka.
Kemudian, The Reds sudah mencetak 52 gol sepanjang Liga Primer Inggris, yang merupakan angka gol tertinggi di liga bersama dengan Arsenal. Sementara Spurs baru kebobolan 16 gol yang merupakan angka kebobolan terendah di liga. Sehingga, kita bisa menyimpulkan jika pertandingan Liverpool melawan Spurs adalah pertandingan antara kesebelasan menyerang terbaik melawan kesebelasan bertahan terbaik.
Kabar baiknya (bagi kedua kesebelasan dan juga penonton netral), meskipun demikian, Liverpool dan Spurs bisa sama-sama berharap akan adanya gol. Dalam empat pertandingan terakhir, Spurs memuncaki daftar kesalahan (defensive error) dengan enam kali. Sementara Liverpool berada di peringkat kedua dengan empat error. Keduanya kebobolan dua kali dari kesalahan tersebut (error leading to goal).
Beberapa berpendapat jika Liverpool bisa mengubah momentum buruk mereka di 2017 jika mereka berhasil menang akhir pekan nanti melawan Spurs. Tapi statistik dan rekor dalam 10 pertandingan terakhir sepertinya tidak memihak Liverpool, dan justru memihak Spurs.
Baca juga: Momentum di Sepakbola - Antara Mitos dan Sains
Namun, Spurs sendiri terakhir kali berhasil menang di Anfield adalah pada tahun 2011, atau enam tahun yang lalu. Jadi, sebenarnya Spurs juga tidak memiliki sejarah yang bagus untuk mendukung mereka menang di Anfield.
Dari data yang sudah dipaparkan pada enam paragraf di atas, saya merasa hasil imbang sepertinya menjadi hasil yang lebih realistis untuk pertandingan malam ini. Apalagi kedua kesebelasan memuncaki daftar error terbanyak dalam empat pertandingan terakhir, sehingga hasil akhir berpotensi akan imbang dengan adanya beberapa gol, mungkin 2-2.
Jika merasa belum puas dengan hipotesis ala-ala skripsi atau tesis di atas, tentunya saya punya versi yang lebih detil.
Harus bisa memanfaatkan ruang dengan sabar
Liverpool dan Spurs adalah dua kesebelasan yang bisa meladeni permainan Chelsea setelah Antonio Conte, manajer Chelsea, mengubah skema permainan kesebelasannya menjadi menggunakan formasi tiga bek; Spurs bahkan bisa mengalahkan Chelsea.
Jurgen Klopp dan Mauricio Pochettino sama-sama menerapkan permainan menekan, yaitu gegenpressing untuk Liverpool, dan counter-pressing untuk Spurs, yang sebenarnya keduanya memiliki arti yang sama. Dari sini kita pasti sadar jika Liverpool dan Spurs adalah kesebelasan yang spesial, sehingga pertandingan malam ini akan menjadi spesial juga. Semoga.
Soal menyerang, Harry Kane menjadi pemain yang paling disoroti di kubu Spurs, tapi bukan dengan golnya meskipun ia sudah mencetak 14 gol, melainkan dengan pergerakannya. Kane pandai mempertahankan bola, melakukan pergerakan ke sayap maupun ke posisi yang lebih dalam untuk dimanfaatkan oleh rekan-rekannya, dari pemain tengah sampai kedua full-back yang maju memanfaatkan ruang.
Sebaliknya, Liverpool bisa memanfaatkan cara menyerang Spurs ini dengan bermain lebih disiplin, mencoba menciptakan peluang dari dekat gawang lawan, bukan dari luar kotak penalti, seperti yang sering dilakukan oleh Liverpool.
Pada saat Spurs melawan Watford, Burnley, dan Southampton, Spurs selalu direpotkan dari peluang jarak dekat yang tercipta akibat umpan silang maupun rangkaian umpan-umpan pendek yang berakhir di depan mulut gawang.
Liverpool perlu lebih disiplin dengan membangun serangan lebih sabar, misalnya dengan mengandalkan kecepatan ataupun umpan silang seperti di saat mereka mencetak gol ke gawang Chelsea (31/01).
Satu hal yang jelas, kedua kesebelasan sama-sama mengandalkan pressing dan sama-sama melakukan banyak kesalahan dalam empat pertandingan terakhir mereka. Sehingga kuncinya nanti mungkin satu: tekan terus sampai error.
Prediksi: Liverpool 2-2 Tottenham Hotspur
Prediksi susunan sebelas pemain Liverpool dan Tottenham Hotspur
Liverpool sedang dalam momentum buruk, sementara Spurs sebaliknya. Bagi Liverpool, mereka sebenarnya tidak perlu khawatir. Mereka sudah tersingkir dari Piala FA dan Piala Liga, serta tidak bermain di kompetisi Eropa. Dengan hanya berlaga di Liga Primer, itu artinya Liverpool bisa fokus dan memiliki waktu istirahat yang panjang setelah ini.
Setelah melawan Spurs malam ini, mereka akan “libur” dan baru akan memainkan pertandingan pada 27 Februari 2017 melawan Leicester City di Stadion King Power, atau berselang 16 hari setelah melawan Spurs. Ini terjadi karena akhir pekan ketiga Februari (18 sampai 20 Februari) adalah jadwal untuk pertandingan Piala FA di Inggris, di mana Liverpool sudah tersingkir oleh Wolverhampton Wanderers.
Pada jangka waktu yang panjang tersebut lah sebenarnya waktu yang tepat bagi mereka untuk memperbaiki momentum. Jadi kepada para suporter Liverpool, bersabar saja kalau nanti masih tidak menang melawan Spurs. Hasil imbang patut disyukuri juga. Tapi kalau bisa menang, memang itu jauh lebih baik.
Semuanya terjadi karena momentum. Percaya atau tidak, bagi Liverpool kuncinya justru adalah setelah melawan Spurs malam ini. Semoga semuanya ada hikmahnya.
Komentar