Pertandingan antara Chelsea vs Manchester City pada Kamis (6/4) dini hari tadi berlangsung sengit. Kedua kesebelasan bermain dengan tempo cepat. Total 27 tembakan tercipta pada laga ini, tergolong banyak untuk laga bertajuk big match. Pertandingan sendiri dimenangkan oleh Chelsea dengan skor 2-1. Kedua gol Chelsea diborong Eden Hazard, sementara City hanya mampu mencetak gol melalui Sergio Aguero.
Di awal pertandingan, kedua manajer, Antonio Conte di kubu Chelsea dan Pep Guardiola di kubu City melakukan sejumlah perubahan dari laga terakhir mereka. Chelsea dan City sendiri memang gagal meraih poin penuh pada akhir pekan lalu, Chelsea kalah dari Crystal Palace sementara City bermain imbang saat bersua dengan Arsenal.
Chelsea tetap mengandalkan formasi dasar 3-4-3. Namun Kurt Zouma bermain sejak menit pertama pada laga ini. Ia menempati posisi yang biasanya diisi oleh Cesar Azpilicueta. Azpilicueta sendiri bermain sebagai wing-back kanan, sementara Pedro Rodriguez yang sebelumnya bermain sebagai wing-back kanan menjadi salah satu dari trisula Chelsea bersama Hazard dan Diego Costa.
Perubahan lain yang dilakukan Conte adalah menduetkan Cesc Fabregas dengan N`Golo Kante di lini tengah, yang artinya Nemanja Matic dibangkucadangkan. Fabregas memang tampil gemilang saat menghadapi Palace di mana ia mencetak satu gol.
Sementara itu kubu tamu juga menurunkan susunan pemain yang cukup memberikan kejutan. Dalam formasi 4-2-3-1, Kevin De Bruyne ditempatkan sebagai winger kanan. David Silva sendirian menjadi gelandang serang di belakang Aguero. Yang mengejutkan adalah ketika Pep kembali memasang Jesus Navas sebagai full-back kanan dan menduetkan Fernandinho dengan Fabian Delph meski di bangku cadangan ada Fernando dan Yaya Toure.
Dalam skema pertahanan City, double pivot mereka akan bertugas mengganggu setiap pergerakan Fabregas, Hazard, dan Diego Costa ketika di antara ketiganya menguasai bola di area middle third. Namun skema ini justru langsung menghadirkan petaka bagi City.
Pada menit ke-10, Delph dan Fernandinho berusaha menghentikan Diego Costa. Namun bola liar berhasil dipungut Hazard. Saat Hazard memungut bola, terlihat adanya celah besar di sisi kiri pertahanan City. Setelah itu, ketika bola dialihkan ke sisi kiri pertahanan City, pergerakan Azpilicueta, Pedro dan Hazard yang dinamis dan fleksibel, tidak terpaku pada posisi, berhasil membuat Hazard mendapatkan ruang untuk melepaskan tembakan keras tanpa terkawal.
Jika melihat situasi di atas, terlihat bagaimana Delph yang harusnya menutup jalur operan pada Hazard terpancing oleh overlap Azpilicueta. Dengan posisi Kompany dan Fernandinho yang juga cukup jauh dari Hazard, Hazard pun bisa melepaskan tendangan keras tanpa gangguan.
Fleksibilitas pergerakan pemain Chelsea ini memang menjadi salah satu sumber kekuatan Chelsea dengan formasi dasar 3-4-3. Pada gol kedua, tendangan penalti terjadi setelah Pedro dijatuhkan Fernandinho di kotak penalti. Saat itu, Pedro yang notabene bermain di area kanan berada di sisi kiri. Pergerakan-pergerakan inilah yang mengacaukan penjagaan antar pemain yang dilakukan oleh para pemain City.
Antisipasi Conte Terhadap Serangan City
Ada tujuan tertentu dari Pep Guardiola dalam penggunaan formasi dan susunan pemain yang agak berbeda pada laga ini. Melawan Chelsea, ia berusaha memaksimalkan serangan sayap, khususnya De Bruyne dan Leroy Sane. Keduanya cukup sibuk pada laga ini karena diharapkan menjadi pengirim umpan-umpan silang.
Meski Sergio Aguero tidak berpostur tinggi, namun penyerang asal Argentina ini dimanfaatkan dalam kecerdikannya menyambut bola bawah dan bola daerah. Umpan-umpan silang yang dilepaskan para pemain City ke jantung pertahanan Chelsea pun mayoritas umpan rendah.
Tercatat 27 umpan silang dilepaskan City pada laga ini (Chelsea hanya 12 kali). Namun dari 27 upaya umpan silang tersebut, hanya lima saja yang mengarah sasaran, sisanya berhasil diamankan pemain bertahan Chelsea.
Grafis umpan silang City (via: squawka.com)
Skema umpan silang semakin giat dilepaskan pada babak kedua. Hal ini dikarenakan usai turun minum, Chelsea memasukkan Nemanja Matic untuk menggantikan Kurt Zouma. Pada babak kedua, Chelsea menurunkan susunan pemain serupa dengan yang diturunkan saat menghadapi Palace, dengan Pedro sebagai wing-back kanan dan Fabregas yang bermain lebih ke depan untuk menyokong Diego Costa bersama Hazard.
Alhasil pada babak kedua, City kesulitan menembus area tengah yang dihuni Matic-Kante. Pada babak pertama, area depan kotak penalti Chelsea bisa menjadi sumber terciptanya peluang City, karena area tersebut merupakan area bermain otak serangan City, David Silva. Namun pada babak kedua Silva cenderung mati kutu.
Babak pertama (kiri) area depan kotak penalti Chelsea menjadi sumber terciptanya peluang City
Dengan Pep Guardiola hanya berusaha meningkatkan serangan sayap, memasukkan Nolito dan Raheem Sterling untuk menggantikan De Bruyne dan Sane, City gagal menambah gol pada babak kedua. Skor 2-1 keunggulan untuk Chelsea pun bisa bertahan hingga akhir pertandingan.
Komentar