Setelah AC Milan menggemparkan sepakbola dunia dengan perekrutan-perekrutan pemain barunya, Paris-Saint Germain punya sensasi tersendiri. Kesebelasan asal Prancis tersebut diisukan selangkah lagi mendapatkan penyerang tim nasional Brasil, Neymar.
Barcelona sebenarnya tidak berencana melepas mantan pemain Santos tersebut. Hanya saja PSG dikabarkan akan mengaktifkan klausul pelepasan transfer Neymar yang mencapai 222 juta euro (196,61 juta paun atau sekitar 3,4 triliun rupiah). Oleh karena itu, jika tawaran PSG menyentuh klausul transfer tersebut, maka Barcelona tak punya kuasa untuk menahan keinginan PSG dan PSG boleh membuka negosiasi dengan Neymar.
Kabar ini pertama kali muncul pada akun Twitter sebuah acara televisi Brasil, Esporte Interativo. Akun dengan 1,9 juta pengikut tersebut mendapatkan informasi lewat jurnalisnya, Marcelo Bechler, yang mengatakan bahwa Neymar sudah menerima tawaran PSG.
Neymar disebut-sebut tertarik ke PSG setelah kesebelasan yang bermarkas di Parc-des Princes tersebut merekrut mantan rekan setimnya di Barcelona, Daniel Alves. Selain Alves, ia juga punya rekan sesama pemain Brasil seperti Thiago Silva dan Marquinhos.
Namun dengan menyeruaknya isu ini, pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah PSG benar-benar bersedia membayar 222 juta euro untuk memboyong Neymar? Bagaimana dengan "ancaman" Financial Fair Play?
Perlu diketahui, menurut Deloitte Money League 2017, PSG merupakan kesebelasan dengan pendapatan kotor tertinggi keenam di dunia. Pendapatan PSG pada 2016 lalu mencapai 520,9 juta euro. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2015 yang "hanya" mendapatkan 480,8 juta euro. Ada peningkatan sebesar 8% dari pendapatan kotor PSG.
Aspek bisnis PSG meningkat dari tahun ke tahun (sumber: Deloitte Money League 2017)
Tapi yang membuat PSG memiliki bujet transfer yang sangat besar pada musim panas ini adalah keuntungan 83 juta euro yang mereka dapatkan pada 2016 (berdasarkan Forbes). Profit yang didapat PSG tersebut tak seperti pada 2015 ketika mereka hanya untung sebesar 860 ribu euro saja. Angka ini jelas menunjukkan bahwa dari sisi bisnis, PSG naik secara drastis dan mengalami peningkatan pendapatan yang masif. Situasi musim ini memang berbeda dengan musim-musim sebelumnya.
Saat ini, PSG sendiri baru mengeluarkan biaya sebesar 16 juta euro untuk pemain anyar, ketika mendatangkan Yuri Berchiche dari Real Sociedad. Namun Biaya tersebut belum menggunakan anggaran awal bujet transfer PSG karena sebelumnya PSG mendapatkan 17 juta euro hasil dari penjualan dua pemain mereka, Jean-Kevin Augustin ke RB Leipzig (13 juta euro) dan Youssuf Sabbaly ke Bordeaux (4 juta euro).
Maka sejauh ini, bisa dibilang PSG masih punya keuntungan 84 juta euro untuk berbelanja pemain. Jika mereka mengeluarkan 222 juta euro untuk Neymar, tentu mereka setidaknya harus bisa mendapatkan keuntungan 138 juta euro pada musim 2017/2018. Bisa juga hanya mendapatkan pendapatan sebesar 108 juta euro karena batas maksimal kerugian untuk menghindari Financial Fair Play (FFP) adalah 30 juta euro.
Untuk mendapatkan 108 juta euro pun nyatanya bukan hal yang mustahil bagi PSG. Selain aspek bisnis PSG yang terus meningkat dari tahun ke tahun, untuk menutup kerugian yang disebabkan jika membeli Neymar, mereka punya pemain yang bisa mendatangkan biaya transfer secara masif. Beberapa pemain andalannya, seperti Marco Verratti, Lucas Moura, dan Angel Di Maria tampaknya siap dilego. Apalagi jika Neymar datang, Moura dan/atau Di Maria harus berebut satu tempat di lini depan (belum lagi adanya Julian Draxler).
Menariknya, Verratti sendiri merupakan pemain yang seringkali dikait-kaitkan dengan Barcelona pada bursa transfer musim panas ini. Dari kabar yang beredar, PSG hanya mau melepas Verratti di atas 100 juta euro.
Barcelona bukannya tak mampu untuk membeli Verratti dengan harga di atas 100 juta, apalagi menurut Forbes mereka untung sebesar 92 juta euro pada 2016 lalu. Hanya saja dalam membeli pemain dengan harga mahal, klub memang harus berhitung dengan cermat untuk menghindari hukuman FFP.
Baca juga: Segala Hal yang Perlu Kalian Tahu Tentang Financial Fair Play
Melihat pola di atas, kepindahan Neymar ke PSG rasanya cukup masuk akal. Jika PSG berani mengaktifkan klausul pelepasan Neymar dari Barcelona yang mencapai lebih dari 200 juta euro itu, efek dominonya mungkin Verratti akan dilepas ke Barcelona, atau ke kesebelasan lain yang siap membelinya dengan harga di sekitaran 100 juta euro.
Hanya saja jika Neymar ke PSG dan Verratti ke Barcelona, maka PSG tidak akan terlalu khawatir soal Financial Fair Play, dengan catatan Verratti dilepas dengan harga di atas 100 juta euro. Begitu juga sebaliknya, Barcelona tidak akan ragu menggelontorkan lebih dari 100 juta euro jika mereka mendapatkan 200 juta euro dari transfer Neymar ke PSG.
Bahkan dengan uang 200 juta euro tersebut, sebenarnya bisa memunculkan plot twist. Kepergian Neymar akan menyisakan satu slot dalam trio di lini depan Barca yang selama ini diisi oleh Neymar, Lionel Messi dan Luis Suarez. Dengan 200 juta, Barca jadi punya modal berlebih untuk mendatangkan partner anyar untuk Messi dan Suarez. Kylian Mbappe misalnya. Nah, loh...
Soal Mbappe, lupakan sejenak. Karena kesimpulannya, PSG sebagai kesebelasan kaya, saat ini sedang dalam kondisi semakin kaya atas keuntungan bisnis mereka pada 2016 lalu. Keuntungan tersebut, dengan potensi biaya penjualan Verratti, menjadi faktor utama mengapa PSG sangat mungkin berani mengeluarkan biaya 222 juta euro untuk memboyong Neymar.
Tapi pada akhirnya semua akan kembali pada Neymar. Karena walaupun PSG berani mengaktifkan klausul pelepasan transfer Neymar bersama Barcelona, mega transfer ini hanya akan menjadi angan-angan belaka jika Neymar ternyata menolak tawaran PSG dan memilih bertahan bersama Barcelona yang mengikatnya hingga 2021 nanti.
Komentar