Bagi manajer pragmatis seperti Jose Mourinho, menang di Anfield, bagaimanapun caranya, adalah sebuah sunnah. Pertandingan malam ini antara Liverpool dan Manchester United bisa jadi tidak akan seperti yang kita bayangkan. Tidak seperti Juergen Klopp dan Liverpool, bagi Mourinho, United tidak wajib menang (makanya hanya sunnah), tapi wajib tidak kalah. Maka, jangan kaget jika ia akan memainkan sepakbola yang pasif.
Mourinho adalah ahli taktik yang sangat bergantung kepada lawannya. “Untukku, menganalisis lawan adalah kunci karena cara aku berlatih dan bermain tergantung dari situ,” kata Mourinho pada Juni 2017.
Ia pasti sudah hapal di luar kepala jika menghadapi Liverpool yang bermain sangat energik melalui gegenpressing, maka ia tidak boleh bermain terlalu terbuka. Tidak heran jika malam ini Mourinho menyetel garis pertahanan kesebelasannya secara dalam, untuk membatasi peluang Liverpool melalui kecepatan sayap-sayap mereka. Meski tanpa Sadio Mane yang absen, Liverpool tetap saja berbahaya.
Selama ini juga Liverpool hampir selalu kerepotan menghadapi lawan-lawan yang menerapkan sepakbola bertahan (lawan yang lebih inferior). Tidak jarang juga mereka kebobolan banyak dan/atau kalah. Bagi Mourinho, menurunkan derajat United menjadi “inferior” pada cara bermain, asalkan bisa lebih “superior” pada hasil pertandingan, bukanlah sesuatu yang haram hukumnya.
Absennya Mane dan Fellaini akan berdampak banyak
Sementara United juga masih harus kehilangan Paul Pogba dan ditambah Marouane Fellaini. Menyejajarkan Pogba dan Fellaini bukanlah dosa besar dalam pertandingan seperti ini, apalagi saat ini Fellaini sudah dianggap sebagai pemain penting di “Setan Merah”.
Sepanjang musim ini, Fellaini sudah mencetak tiga gol, memenangkan 67% duel udara, 9 intersepsi (terbaik ketiga di United), 7 sapuan, dan kecedikannya dalam memutus serangan balik lawan melalui pelanggaran-pelanggaran ringannya. Angka pelanggarannya memang sudah 7 kali (terbanyak keempat di United), tapi ia belum sekalipun menerima kartu kuning maupun kartu merah.
Paragraf di atas menjelaskan betapa United akan kehilangan Fellaini di laga nanti malam. Namun, mereka memang masih memiliki Ander Herrera yang kemungkinan akan bermain sebagai starter.
Sedangkan di kubu Liverpool, kehilangan Mane adalah sebuah kehilangan yang besar. Adam Lallana dan Nathaniel Clyne juga dikabarkan masih harus absen, yang membuat Klopp akan sedikit memutar otak untuk menjalankan gegenpressing-nya.
Memenangkan pertandingan tidak harus menguasai pertandingan
Kita harus ingat pertandingan di Anfield musim lalu saat United “berhasil” menahan imbang Liverpool tanpa gol. JikaKetika ia menerapkan pendekatan yang sama malam ini, kita sebenarnya bisa berharap output pertandingan yang agak berbeda.
Bagaimanapun, Manchester United dan Liverpool sudah banyak melakukan upgrade di musim ini.
Pada saat berhasil menjuarai Liga Europa UEFA, Mourinho membeberkan pendekatan taktiknya untuk mengatasi Ajax Amsterdam yang sebenarnya lebih inferior dari United: “Kami menyiapkan pertandingan lebih baik ketika kami sadar kelemahan kami. Aku mengatakan kepada para pemainku, untukku, [permainan] cantik adalah dengan tidak memberikan lawan kami apa yang mereka inginkan.”
Baca juga: Mourinho Beberkan Rahasia Kemenangan di Final Liga Europa
Klopp akan menginginkan kesebelasannya menekan United malam ini. Dengan begitu, ia bisa mendapatkan bola di wilayah lapangan yang menguntungkan untuk menghukum United melalui serangan yang cepat melalui Mohamed Salah dan Roberto Firmino.
Di sini yang menjadi alasan jika Mourinho akan menerapkan garis pertahanan rendah, agar ketika berhasil ditekan, masih akan ada banyak pemain untuk mengatasi kecepatan serangan Liverpool.
Dengan bermain seperti ini, kemungkinan akan ada dua gelandang bertahan (Nemanja Matic dan Herrera), United akan mengandalkan serangan balik. Maka, jika ada pemain yang akan berpengaruh malam ini bagi United, pemain tersebut kemungkinan besar bukan Henrikh Mkhitaryan yang “biasa saja”, melainkan Matic dan Herrera.
Mereka akan menjadi kunci serangan balik dengan produk akhir yang akan disuapi kepada Marcus Rashford atau Anthony Martial (tergantung siapa yang main belakangan) yang sangat cepat dari sayap kiri, area sayap yang agak lebih lemah untuk Liverpool dengan absennya Clyne.
Sedangkan jika United tidak kunjung mendapatkan kesempatan tersebut, maka Mourinho akan sangat senang mengekploitasi kelemahan pertahanan Liverpool saat menghadapi set piece. Dalam hal ini, Romelu Lukaku yang mungkin akan menjadi penentu.
Sebaliknya, Liverpool juga bukannya akan tanpa jalan keluar menghadapi United yang kemungkinan besar akan bermain pasif. Dengan bertahan secara dalam, gegenpressing Klopp akan kesulitan mendapatkan apa yang ia inginkan: menghukum lawan melalui serangan cepat. Maka, Philippe Coutinho akan menjadi penentu apakah Liverpool bisa mencetak gol atau tidak.
Coutinho akan memiliki dampak pada dua situasi, yaitu saat para pemain lain membongkar pertahanan United, ia akan ada di wilayah yang lebih rendah untuk melepaskan tembakan jarak jauh yang magis maupun umpan-umpan yang memanjakan.
Kedua, jika Liverpool mendapatkan tendangan bebas di wilayah yang menguntungkan, maka ini akan menjadi surga bagi Coutinho dan neraka bagi David De Gea.
Baca juga: Alasan Kenapa Liverpool Akan Sulit Juara Bersama Klopp
Potensi parkir bus
"Aku akan bermain dengan satu bek dan sembilan penyerang, tak perlu khawatir," kata Mourinho pada konferensi pers pra-pertandingan. Pernyataan yang hampir menjadi dusta. Makanya jangan kaget kalau yang terjadi adalah sebaliknya.
Sedangkan pada konferensi pers lainnya, Klopp tidak senyentrik Mourinho: "Tim Jose bermain seperti mereka harus bermain di setiap momen. Mereka berada di situasi yang lebih baik dari tahun lalu. Menghadapi kami, mereka biasa bermain [bola] panjang... tapi mereka tidak sering melakukan ini."
Apapun yang akan terjadi malam ini, Mourinho akan sangat berhati-hati merencanakan taktiknya. Kehati-hatiannya ini yang berpotensi membuat pertandingan tidak akan menarik secara visual, meski dalam beberapa kesempatan (tergantung perspektif kita) akan menarik secara taktikal.
Hasil 0-0 hampir menjadi hasil yang positif bagi Mourinho (bukan bagi pendukung United), dengan harapan akan adanya peluang melalui serangan balik atau set piece. Begitu juga Liverpool, mereka akan memanfaatkan wilayah luar kotak penalti (tembakan jarak jauh Coutinho) atau set piece untuk menembus United.
Satu hal yang pasti, United akan datang ke Anfield dengan terlebih dahulu memarkir bus kesebelasan mereka di tempat parkir stadion. Semoga saja tempat parkirnya tidak dipindah ke depan gawang De Gea. Meski pada kenyataannya tidak pernah ada bus yang benar-benar diparkir di depan gawang. Mana boleh itu? Duh.
https://twitter.com/1Fxwzi/status/454005658183286784
Komentar