Rekor kemenangan Napoli yang sudah bertahan selama delapan giornata dalam ajang Serie A musim 2017/2018 pun usai sudah. Inter Milan menjadi tim yang menghentikan rekor kemenangan mereka tersebut di giornata ke-9 ini.
Menjamu Nerazzurri di Stadion San Paolo dalam laga lanjutan Serie A, Minggu (22/10/2017) dini hari, Partenopei hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Inter Milan. Sepanjang 90 menit, pertandingan berlangsung dengan ketat sehingga tidak ada gol yang tercipta untuk kedua kesebelasan yang bertanding.
Pada pertandingan tersebut, kedua tim menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Trio Lorenzo Insigne-Dries Mertens-Jose Callejon masih mengisi pos lini serang dari Napoli, ditopang oleh Marek Hamsik, Jorginho, dan Allan di lini tengah. Sementara itu di kubu Inter, nama Mauro Icardi masih menjadi andalan di lini depan, didukung oleh Borja Valero, Antonio Candreva, serta Ivan Perisic di lini kedua.
Meski menggunakan susunan pemain yang hampir sama, ternyata pendekatan yang dilakukan oleh kedua tim cukup berbeda. Jika Napoli bermain cukup agresif, lain halnya dengan Inter Milan yang memang tampak mengincar hasil imbang dalam laga kali ini.
Pertahanan ketat, cara Inter menanggulangi possession football Napoli
Dalam pertandingan tadi, Napoli cukup menguasai pertandingan. Persentase penguasaan bola mereka lebih tinggi dibandingkan dengan Inter, bahkan terkesan cukup jomplang (62% berbanding 37%). Peluang yang diciptakan oleh Napoli pun jauh lebih banyak jika dibandingkan milik Inter, yakni 13 kali berbanding 11 kali.
Meski secara statistik menguasai pertandingan, Inter ternyata memiliki cara mereka sendiri dalam menanggulangi serangan agresif dari Napoli ini. Serangan Partenopei kerap bertumpu kepada pergerakan dari Insigne-Mertens-Callejon di lini depan. Untuk mengatasi hal tersebut, Inter menerapkan pertahanan yang cukup rapat, dengan jarak antar pemain yang tidak terlalu jauh terutama ketika para pemain Napoli memasuki area pertahanan Inter.
Rapatnya lini pertahanan Inter
Dengan lini pertahanan yang ketat seperti ini, Napoli kerap kesulitan untuk masuk menembus pertahanan Inter. Kombinasi Insigne-Mertens-Callejon pun menjadi tidak terlalu tampak. Selain itu, penampilan gemilang dari Samir Handanovic yang mampu mencatatkan lima kali penyelamatan membuat lapisan pertahanan La Beneamata menjadi lebih kuat. Ketika pertahanan Inter berhasil ditembus, Handanovic siap untuk menghalau serangan dari para pemain Napoli.
Serangan Inter yang juga tidak maksimal
Selain berhasil meminimalisir serangan para pemain Napoli, Inter sebenarnya memiliki banyak peluang lewat usaha serangan balik yang mereka lakukan. Total 11 kali penciptaan peluang, adalah cermin bahwa sebenarnya Inter juga punya kesempatan yang cukup banyak untuk mencetak gol.
Namun serangan Inter ini, seperti halnya serangan yang dilesakkan Napoli, juga tidak terlalu maksimal. Beberapa kali Nerazzurri mampu menyerang, terutama lewat sisi Antonio Candreva yang dalam laga tersebut tampil gemilang. Candreva mampu memaksimalkan ruang yang ditinggalkan oleh Fauzi Ghoulam yang kerap maju menyerang, dan acap mengirimkan umpan-umpan berbahaya ke lini pertahanan Napoli.
via @11tegen11
Walau beberapa kali mampu mengirimkan umpan berbahaya ke lini pertahanan Napoli dari sisi kanan penyerangan, namun umpan-umpan ini gagal dimaksimalkan. Mauro Icardi, yang dalam laga melawan AC Milan tampil cukup gemilang, dalam pertandingan ini tidak terlalu menonjol. Pergerakan liar yang ia tunjukkan ketika melawan Milan tidak terlalu terlihat dalam laga ini. Penampilan tidak maksimalnya ini membuatnya digantikan Eder pada menit ke-87.
Mertens yang mati kutu
Dries Mertens adalah salah satu sosok menakutkan di lini serang Napoli. Total dari delapan laga yang sudah ia jalani bersama Napoli (sebelum laga melawan Inter), Mertens sudah mencetak tujuh gol dan dua asis. Namun dalam laga melawan Inter, Mertens sama sekali tidak terlihat.
Selain karena kombinasinya bersama Insigne dan Callejon yang berhasil dipatahkan oleh Inter lewat pertahanan ketat yang mereka terapkan, Mertens sendiri tidak terlalu aktif bergerak dalam laga ini. Jika biasanya ia bergerak mencari ruang, dalam laga tersebut ia hanya terpaku di sisi kanan pertahanan Inter (sisi kiri penyerangan Napoli). Ini yang membuat posisinya kerap bertabrakan dengan Insigne, sehingga penyerangan Napoli pun menjadi tidak maksimal.
Pergerakan Mertens dalam laga melawan Inter. Sumber: Whoscored
Mati kutunya Mertens ini secara tidak langsung membuat skema penyerangan Napoli pun berubah. Insigne menjadi cukup menonjol, tapi hal itu tetap saja gagal membuat Napoli menembus pertahanan Inter dan menjebol gawang Inter yang dikawal Samir Handanovic.
***
Secara posisi, hasil ini tidak mengubah posisi kedua tim di tabel klasemen sementara Serie A. Napoli masih berada di puncak klasemen dengan total raihan 25 poin, beda dua poin dengan Inter yang berada di posisi kedua dengan torehan 23 poin. Meski gagal meraih kemenangan, setidaknya kedua tim ini berhasil mempertahankan rekor tidak kalah mereka dari sembilan laga yang sudah dijalani di Serie A.
Persaingan bagi keduanya, juga bagi tim lain seperti Juventus, AS Roma, dan Lazio, untuk meraih puncak klasemen Serie A masih panjang. Terkhusus untuk Napoli, setidaknya torehan ini melebihi capaian yang pernah mereka dapat pada musim 1989/1990 silam ketika mereka berhasil meraih enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan tanpa sekalipun tersentuh kekalahan dari sembilan pertandingan.
Komentar