Statistik Gemilang Tak Membuat Mereka Dilirik Timnas Indonesia

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 28331

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Statistik Gemilang Tak Membuat Mereka Dilirik Timnas Indonesia

Bek Tengah

Dua bek tengah terbaik Indonesia, Hansamu Yama dan Fachrudin, dipanggil Bima Sakti. Keduanya menjadi kapten dan wakil kapten. Cadangan keduanya di Piala AFF kali ini bukan lagi Yanto Basna, Manahati Lestusen, dan Gunawan Dwi Cahoyo, melainkan Bagas Adi dan Ricky Fajrin. Ricky sendiri naturalnya bermain sebagai bek kiri.

Tapi sebenarnya ada dua pemain lain yang patutnya dipertimbangkan menghuni jantung pertahanan Timnas Indonesia: Victor Igbonefo dan Donni Haroid Monim.

Igbonefo menjadi salah satu pemain kunci pertahanan Persib Bandung. Persib saat ini menjadi salah satu kesebelasan yang paling sulit dibobol. Bahkan ketika Igbonefo harus tampil tanpa tandemnya, Bojan Malisic, Igbonefo tetap menjadi palang kokoh penjegal serangan lawan. Persib saat ini merupakan salah satu kandidat juara, mentalitas juaranya cukup teruji, dibanding misalnya, Bagas Adi yang kesulitan mengangkat Arema FC ke papan atas klasemen.

Donni Monim, sementara itu, merupakan bek tengah andalan Perseru Serui. Perseru memang salah satu kandidat kesebelasan degradasi musim ini. Tapi tengok pertahanan kokoh mereka. Catatan kebobolan 34 kali merupakan yang paling sedikit ketiga di Liga 1 setelah Persija dan Persib. Monim merupakan bek tengah yang selalu ditandemkan dengan bek asal Jepang, Kunihiro Yamashita. Dalam catatan statistik Liga 1, Monim menjadi bek tengah dengan tekel terbanyak (35). Bek berusia 25 tahun ini pun jadi bek dengan menit bermain terbanyak di Perseru (terbanyak ke-20 di Liga 1). Belum lagi kemampuannya bermain dengan tiga bek yang beberapa kali dimainkan oleh Wanderley da Silva.

Selain Igbonefo dan Monim, dua bek Indonesia yang sedang berkarier di Liga Thailand pun bisa menjadi pilihan. Yanto Basna membantu Khonkhaen menempati posisi empat klasemen Thai League 2 dengan catatan kebobolan tersedikit kedua (30 gol dari 28 laga). Sementara itu, Ryuji Utomo berhasil membawa tim yang dibelanya, PTT Rayong, juara Thai League 2 dan promosi ke Thai League 1. PTT Rayong kebobolan 32 gol dari 28 laga, tersedikit keempat.

Bek Kiri

Selain Ricky Fajrin, Indonesia akan mengandalkan Rizky Pora dan Alfath Fathier pada pos bek kiri. Rizky Pora merupakan bek kiri terbaik Indonesia saat ini, yang karena kemampuan menyerangnya sering ditempatkan sebagai penyerang sayap. Namun untuk Alfath, konsistensi permainannya perlu dipertanyakan mengingat ia baru bermain 13 kali pada musim ini. Ia pun lebih sering menempati pos gelandang kiri. Pos bek kiri di Madura United, kesebelasan yang ia bela, lebih sering ditempati Andik Rendika Rama.

Jika ingin mengandalkan pemain yang fasih bermain di pos bek kiri, ada tiga opsi yang bisa dipilih: Ardi Idrus, Reva Adi Utama, dan Ruben Sanadi. Ardi dan Reva tampil konsisten menjaga Persib dan PSM berada di papan atas klasemen, sementara Ruben menjadi bek sayap yang rajin membantu penyerangan lewat torehan lima asis, karakter yang sama dengan Rizky Pora.

Ardi Idrus tampil konsisten bersama Persib yang menjadi salah satu kesebelasan sulit dibobol. Staminanya yang prima sepanjang 90 menit pun menjadi keunggulan pemain berusia 25 tahun tersebut. Di laman resmi Liga 1 pun ia menjadi pemain dengan tekel berhasil terbanyak, 51 kali.

Walaupun begitu, gaya permainan Ardi rasanya tak cocok dengan skema Timnas Indonesia. Persib mengandalkan serangan balik, umpan lambung, dan jarang berlama-lama dengan bola. PSM yang sebenarnya punya gaya permainan tak jauh berbeda dengan timnas.

Skuat PSM asuhan Robert Rene Alberts merupakan kesebelasan yang membangun serangan lewat umpan pendek sejak dari lini pertahanan. Reva Adi yang bermain di 19 laga PSM turut punya peran penting mengantarkan Juku Eja jadi pemuncak klasemen sementara. Karenanya, Reva dan Ardi rasanya lebih baik dari Alfath.

Bek Kanan

Bima Sakti memutuskan untuk memilih Gavin Kwan Adsit dan Putu Gede sebagai pemain yang disiapkan menghuni pos bek kanan. Keduanya merupakan bek kanan masa depan Timnas Indonesia. Tapi ada dua bek kanan lain yang patut dipertimbangkan: Nazar Nurzaidin dan Andhika Wijaya.

Nazar merupakan tulang punggung utama pertahanan Barito Putera. Dari 29 laga yang sudah dijalani Barito, ia terlibat di 27 laga. Posisinya memang tak tergantikan. Barito sempat menempati runner-up pada paruh musim, namun rentetan hasil buruk pada putaran kedua membuat skuat asuhan Jacksen F. Thiago tersebut tergerus hingga posisi 13.

Andhika Wijaya, sementara itu, sudah menjadi andalan Widodo Cahyono Putro sejak musim lalu. Bali United pun konsisten menjadi kandidat juara dalam dua musim terakhir. Usianya yang masih 22 tahun membuat kualitasnya masih bisa berkembang, apalagi jika mendapatkan jam terbang di timnas.

Halaman berikutnya: Gelandang tengah, penyerang sayap, penyerang tengah

Komentar