Statistik Gemilang Tak Membuat Mereka Dilirik Timnas Indonesia

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 28331

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Statistik Gemilang Tak Membuat Mereka Dilirik Timnas Indonesia

Gelandang Tengah

Sejak dilatih Luis Milla, Indonesia akrab dengan pola 4-2-3-1. Ada dua gelandang tengah dalam formasi tersebut. Evan Dimas, Bayu Pradana, Zulfiandi, dan Muhammad Hargianto akan berebut dua poros ganda tersebut di Piala AFF nanti.

Namun ada beberapa gelandang tengah lain yang cukup layak bermain untuk timnas saat ini: Sandi Sute, Wahyu Subo Seto, Rizky Pellu, dan Paulo Sitanggang. Di antara empat nama tersebut, Wahyu Subo Seto dan Paulo cukup layak berseragam timnas.

Wahyu Seto menjadi nyawa di lini tengah Bhayangkara FC yang musim lalu menjuarai Liga 1 edisi pertama. Musim ini pun posisinya cukup tak tergantikan untuk menemani Paulo Sergio. Wahyu Seto musim ini tercatat bermain di 27 laga. Sama seperti musim lalu, Bhayangkara paling rendah berada di posisi 7 besar. Dibanding Sandi Sute, ia menjadi gelandang bertahan yang bermain lebih "bersih" dari kartu kuning. Namun Bima Sakti lebih memilih tandemnya, Hargianto, yang musim ini baru bergabung ke Bhayangkara FC dan baru bermain di 19 laga.

Untuk Paulo Sitanggang, ia merupakan tandem Evan Dimas sejak bermain bersama di Timnas U19. Di Barito Putera, Paulo pun menjadi salah satu pemain kunci dengan mencatatkan 28 laga (dari total 29 laga yang sudah dijalani Barito). Meski area bermainnya jauh dari kotak penalti lawan, Paulo mampu mencetak lima gol musim ini. Secara jam terbang musim ini lebih menjanjikan dibandingkan Hargianto dan Zulfiandi.

Untuk posisi gelandang serang di depan dua gelandang tengah, Septian David Maulana dan Stefano Lilipaly sudah merupakan pilihan terbaik timnas saat ini. Hanya Adam Alis, yang sudah mencatatkan lima asis, yang sedang tampil dengan permainan terbaik dan bisa menjadi opsi lain.

Penyerang Sayap

Kasus yang menimpa Saddil Ramdani membukakan jalan bagi Andik Vermansah untuk kembali membela Timnas Indonesia di Piala AFF seperti dua tahun silam. Andik akan bersaing dengan Irfan Jaya, Febri Hariyadi, dan Riko Simanjuntak. Selain empat nama ini, sebenarnya masih banyak pemain sayap lain yang sedang on-fire, seperti Esteban Vizcarra, Ghozali Siregar, Ferdinan Sinaga, Dedi Hartono, Hari Nur Yulianto, sampai Boaz Solossa. Indonesia memang surganya pemain sayap.

Vizcarra selain sudah mencetak 8 gol dan 4 asis, bisa menjadi pelayan Beto Goncalves, sebagaimana keduanya bermain bersama di Sriwajaya FC. Ghozali Siregar sudah mencetak 6 asis dan 4 gol dan tulang punggung serangan Persib. Ferdinan masih belum kehilangan tajinya dan telah mencetak 8 gol plus 2 asis musim ini dari 25 kali bermain (13 kali starter).

Dedi Hartono saat ini mencatatkan 2 gol dan 9 asis, salah satu faktor Fernando Rodrigues mencetak banyak gol sekaligus top asis Liga 1 sementara bersama Rizky Pora. Hari Nur Yulianto mencetak 9 gol dan 3 asis dari 29 kali bermain, di mana PSIS Semarang saat ini menempati posisi 8. Boaz, selain merupakan salah satu pemain senior yang masih bermain di level top, musim ini mencatatkan 9 gol dan 5 asis.

Perlu diketahui, Irfan Jaya hanya mencetak 6 gol dan 2 asis musim ini. Febri hanya mencetak 1 gol dan 3 asis sejauh ini. Riko Simanjuntak mencetak 3 gol dan 8 asis, plus mencetak 7 asis di Piala AFC. Andik pun hanya mencetak 2 gol dari 13 kali bermain di Kedah. Secara statistik, hanya Riko Simanjuntak yang lebih baik dari para pemain sayap yang disebutkan sebelumnya.

Penyerang Tengah

Jika dua tahun lalu Indonesia mengandalkan Boaz, Lerby Eliandri, dan Muchlis Hadi sebagai ujung tombak, kali ini timnas akan mengandalkan Beto Goncalves dan Dedik Setiawan. Beto memang menjadi penyerang "lokal" dengan gol terbanyak di Liga 1 (10 gol), bersama Samsul Arif. Dedik sementara itu mencetak 9 gol.

Beto dan Dedik memang menjadi dua penyerang tengah terbaik Indonesia saat ini. Meski begitu, Samsul Arif pun sebenarnya sudah terbukti ketajamannya karena sejak musim lalu torehan golnya selalu mencapai dua digit, setelah musim lalu mencetak 16 gol. Jika Dedik baru muncul musim ini, Samsul punya pengalaman lebih namun ia sering luput dari panggilan Timnas.

Di samping itu, Ilija Spasojevic pun sebenarnya punya postur dan kualitas ideal untuk menghuni lini depan Timnas Indonesia. Dibanding Dedik, Spaso—meski torehan golnya kalah satu gol dari Dedik—punya pengalaman yang lebih unggul. Kualitasnya sebagai pemain asing yang dinaturalisasi harusnya dimanfaatkan Timnas Indonesia.

***

Nama-nama di atas yang tak dipanggil timnas punya statistik cukup menjanjikan. Statistik di sepakbola memang bukan segalanya. Tapi di beberapa aspek, statistik bisa menjadi tolok ukur kualitas pemain, setidaknya dari segi konsistensi permainan.

Para pemain yang punya statistik mentereng tidak dipanggil timnas tampaknya bukan karena kualitas mereka tidak layak, melainkan bentroknya Liga 1 dengan Piala AFF, seperti yang sudah disebutkan di atas, bisa jadi pertimbangan lain. Belum lagi Timnas Indonesia yang memang mengandalkan para pemain di Asian Games 2018 untuk jadi fondasi dasar Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 ini.

Sumber statistik: liga-indonesia.id, soccerway.com, transfermarkt.co.uk

Komentar