Marek Hamsik berpisah dengan Napoli untuk bergabung ke kesebelasan Tiongkok, Dalian Yifang. Dia nyaris 12 tahun membela Napoli. Dua trofi Coppa Italia dan satu trofi Super Coppa Italia diraihnya. Dengan kemampuannya bermain sebagai gelandang serang maupun gelandang bertahan, pemain asal Slovakia ini memang layak mendapatkan lebih.
Pindah ke Dalian Yifang tidak serta merta membuat Hamsik akan bergelimang prestasi. Tapi buat pemain top dunia seperti Hamsik, bermain di Tiongkok bukan lagi tentang prestasi berupa deretan piala, melainkan tentang prestasi dari aspek finansial. Pemain berusia 31 tahun ini konon akan digaji sebesar 9 juta euro per tahun (sekitar Rp140 miliar) untuk tiga tahun ke depan. Di Napoli saat ini, gaji Hamsik "hanya" 3,5 juta euro per tahun.
Hamsik juga sudah mengakui bahwa dia tergoda untuk bermain di Tiongkok sejak pertengahan 2018 lalu. Lewat otobiografinya yang berjudul Marekiaro, Wakil Kapten Timnas Slovakia ini mengatakan pindah ke Tiongkok merupakan bukti bahwa dirinya tidak akan pernah mengkhianati Napoli, kesebelasan yang dicintainya.
"Aku rasa aku sudah memberikan segalanya untuk seragam ini, apalagi dalam satu musim di mana aku tidak bermain dengan kemampuan terbaikku. Aku mempertimbangkan kemungkinan untuk memberikan diriku sesuatu yang berbeda. Aku tidak mempertimbangkan soal uang atau kesempatan lain yang datang padaku, itu akan membuatku seperti seorang pengkhianat."
"Tapi di Tiongkok, sebuah tanah yang aku rasa sangat menarik, aku tidak akan mengkhianati siapapun. Aku tidak akan menunjukkan rasa tidak hormat pada Napoli. Jujur, aku akan mendapatkan uang yang sangat banyak di Tiongkok. Tapi pengalaman bermain di kultur yang berbeda juga akan sangat menarik."
"Ketika aku dengar tawaran dari Tiongkok tidak benar-benar ada, atau setidaknya tidak memuaskan apa yang diinginkan Napoli, aku mendapatkan pencerahan. Alih-alih menyesal, aku senang. Aku juga melihat kebahagiaan di keluargaku. `Napoli tidak ingin aku pergi. Aku bahagia karenanya.`"
Hamsik agak menyinggung tentang bagaimana mantan rekan-rekan setimnya di Napoli yang satu per satu meninggalkannya ke kesebelasan besar karena iming-iming gaji besar dan akan menjadi lawan Napoli. Dimulai dari Ezequiel Lavezzi, Edinson Cavani, Gonzalo Higuain, hingga Jorginho. Hamsik tidak ingin melakukan itu karena ia tahu kalau dirinya sudah menjadi simbol Napoli.
"Aku sudah merasa bahwa aku adalah simbol Napoli dan tidak akan pernah bisa berseragam lain di Italia. Aku juga akan kecewa jika melakukannya, bahkan sebelum para pendukung Napoli kecewa," katanya.
Buat Napoli sekarang, kehilangan Hamsik sendiri bukan kehilangan yang teramat besar. Memang pemain kelahiran 27 Juli 1987 ini merupakan seorang kapten dan pemain yang selalu menghuni lini tengah Partenopei sejak 2008. Tapi dengan kontraknya yang akan habis pada 2020 dan usianya yang tak muda lagi, saat ini adalah saat yang tepat untuk menjualnya karena peminatnya datang dari Tiongkok yang kabarnya siap merogoh kocek sebesar 15-25 juta euro.
Di sisi lain, Ancelotti tampaknya sadar cepat atau lambat Hamsik, secinta apapun dirinya pada Napoli, akan pergi juga seperti pemain-pemain Napoli lain. Maka sejak awal kedatangannya pada musim panas 2018 lalu, mantan pelatih AC Milan ini tidak menjadikan Hamsik sebagai pemain tumpuan. Buktinya, dari total 22 kali laga Serie A, eks pemain Brescia tersebut baru bermain sebanyak 13 kali.
Ancelotti lebih sering menandemkan Allan Marques dengan Piotr Zielinski di lini tengah. Bahkan pelatih asal Italia itu pun lebih sering memainkan pola dasar 4-4-2 agar para pemain menyerang seperti Lorenzo Insigne, Arkadiusz Milik, Dries Martens, dan Jose Callejon tetap punya tempat di susunan pemain utama.
Pilihan tersebut cukup berhasil. Milik-Insigne-Mertens total menciptakan 26 gol dari total 42 gol. Mertens-Callejon-Insigne juga tercatat total mengoleksi 18 asis.
Hamsik, sementara itu, belum mencetak satu gol maupun asis meski sudah bermain selama 922 menit di Serie A (terbanyak ke-11). Hanya satu gol dan satu asis ia ciptakan musim ini, itu terjadi di Liga Champions. Padahal sebelumnya, Hamsik dikenal sebagai gelandang produktif. Menurut catatan Transfermarkt, dari 520 penampilan bersama Napoli di segala ajang, Hamsik mencetak 121 gol dan 111 asis dalam 11,5 musim.
Memang Napoli masih belum bisa menandingi superioritas Juventus. Namun bersama Hamsik pun Napoli sudah terbukti berkali-kali gagal melewati capaian Si Nyonya Tua. Saat ini, tanpa Hamsik, Napoli tetap menjadi kompetitor terdekat Juventus dalam perebutan scudetto. Saat artikel ini ditulis, Napoli "hanya" terpaut 9 poin dari Juventus. Bandingkan dengan Inter di posisi tiga yang sudah terpaut 20 poin.
Ketimbang kehilangan Hamsik, Ancelotti lebih tak mau timnya saat ini kehilangan Allan Marques. Karenanya pada bursa transfer musim dingin 2019 ini Napoli bersusah payah membuat Allan tidak tergoda oleh tawaran Paris Saint-Germain. Hingga bursa transfer musim dingin ditutup, Allan masih milik Napoli. Karena itulah Napoli bisa melepas Hamsik ke Tiongkok dengan leluasa.
Meski ditinggal Hamsik, sebenarnya Napoli masih punya Amadou Diawara yang bisa jadi gelandang masa depan Napoli. Belum lagi masih ada gelandang muda potensial lain yang saat ini tengah dipinjamkan seperti Alberto Grassi atau Marko Rog.
Karenanya Napoli tidak akan begitu kehilangan Hamsik jika ia benar-benar tergiur hijrah ke Tiongkok. Napoli bersama Ancelotti sudah belajar dan terbiasa menjalani kompetisi tanpa Hamsik. Perihal pengganti kapten, Napoli sendiri masih punya Insigne, Callejon, dan Kalidou Koulibaly yang siap naik pangkat.
Tanpa Hamsik, Napoli tampaknya tetap akan menjadi Napoli yang tengah menunggu kelengahan Juventus untuk meraih kampiun Serie A. Sementara tanpa Napoli, Hamsik pun sudah akan diingat sebagai legenda Serie A. Legenda dari Napoli.
foto: Getty Images.
Komentar