Pertemuan Pep Guardiola vs Mikel Arteta menjadi sorotan utama jelang laga Manchester City vs Arsenal di Stadion Etihad, Sabtu (17/10/2020) pukul 23.30 WIB. Arteta mengawali karier kepelatihan dengan menjadi asisten Pep di Man City selama tiga setengah musim.
Narasi “guru lawan murid” tak terelakkan dalam laga ini. Arteta sendiri mengaku bahwa Pep adalah figur yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.
“Saya tidak bisa lebih bersyukur, tidak bisa lebih bahagia untuk waktu yang telah kami lalui, cara dia memperlakukan saya selama ini, caranya tetap memperlakukan saya dan hubungan yang kami punya. Tentang sepakbola, kehidupan, keluarga—ini bukan hanya hubungan profesional,” ucap Arteta kepada The Telegraph.
Link streaming Manchester City vs Arsenal
Pengaruh Pep kepada Arteta jelas. Namun, kini saatnya memisahkan eks gelandang Everton itu dari bayang-bayang Guardiola. Sejak menangani Arsenal, Arteta telah menjelma pelatih muda berbakat yang patut dipertimbangkan di papan atas Liga Inggris.
Arteta sendiri selalu dibayang-bayangi sosok Pep sejak menjadi pemain. Sama-sama lulusan akademi La Masia, Arteta diproyeksikan sebagai pengganti Pep di pos gelandang bertahan Barcelona. Namun, Xavi Hernandez juga menunggu di antrian dan memaksa Arteta pindah ke PSG, Rangers, hingga menjadi pemain inti Everton dan Arsenal.
Arteta pun menegaskan bahwa ia tak akan pernah menyalin-tempel filosofi dan metode Pep di Emirates. Meskipun sama dalam hal kecenderungan akan sepakbola menyerang nan atraktif, Arteta bukan sekadar peniru Pep.
“Jika Anda menyalin-tempel, itu selalu buruk. Anda harus dekat dengan setiap karakter dan persona. Setiap orang merasakan hal-hal dengan cara berbeda. Situasi di City dan Arsenal benar-benar punya konteks yang berbeda,” tegas pelatih berusia 38 tahun itu.
Pada paruh kedua 2019/20, Arteta membuktikan omongannya bersama The Gunners. Pelatih kelahiran San Sebastian, Spanyol, ini mengangkat performa Arsenal dan bahkan menjuarai Piala FA di musim debutnya. Arteta sukses mengalahkan Liverpool, Chelsea, juga Manchester City pada akhir musim.
Meski demikian, Arteta urung bisa mewujudkan visinya untuk memainkan sepakbola atraktif bersama Pierre-Emerick Aubameyang dan kawan-kawan. Selama diasuh Arteta, kemenangan monumental Arsenal justru terjadi saat mereka menerapkan blok pertahanan rendah.
Pada 19 Juli lalu, The Gunners mempecundangi City 2-0 di semifinal Piala FA. Dalam laga itu, Arsenal hanya menguasai bola sebanyak 29% sepanjang pertandingan. Kunci kemenangan Arteta terletak pada build up rapi dari bawah dan kreativitas serangan balik. Saat mengalahkan City, The Gunners membuat empat tembakan tepat sasaran berbanding satu.
Sebelum semifinal tersebut, Arteta menelan kekalahan dari Pep di ajang Liga Inggris. Saat melawat ke Etihad, Arsenal kalah 3-0. Arteta masih menurunkan formasi 4-3-3 dalam laga ini dan tak bisa berbuat banyak menghadapi pressing tinggi City.
Pada 2020/21, Arteta tetap mengandalkan formasi 3-4-3, kecuali saat menghadapi Sheffield United pekan lalu. Pelatih 38 tahun itu juga menyempurnakan metode build up dari bawah Arsenal. Di bawah Arteta, The Gunners menjadi tim yang paling sering mencetak gol dengan proses 10 operan atau lebih di Liga Inggris.
Pendekatan tersebut wajib diwaspadai Pep saat bertanding di Etihad. Baik bek tengah maupun wing back Arsenal memiliki kemampuan melancarakan umpan progresif dengan visi baik. Hal ini penting untuk serangan balik The Gunners.
Dalam dua pertandingan Liga Inggris terakhir, The Citizens bermasalah dengan serangan balik dan umpan terobosan. Leicester berhasil menang 2-5 di Etihad berkat taktik tersebut. Pada pekan ketiga, Leeds United juga memberi masalah dengan cara yang mirip. Kendati imbang 1-1, Leeds lebih sering mengancam dalam laga itu dengan tujuh tembakan tepat sasaran.
Jelang menjamu Arsenal, Pep wajib mempertimbangkan untuk memasang double pivot. Data dari partai-partai awal Liga Inggris menegaskan pentingnya mendampingi Rodri untuk melindungi lini belakang City. Ketika Rodri dipasang sebagai gelandang bertahan tunggal, City kemasukan 13 tembakan tepat sasaran dan lima gol. Sebaliknya, saat duet Rodri-Fernandinho bermain, City hanya kemasukan dua tembakan tepat sasaran. Namun, sayangnya, dua tembakan tepat sasaran itu berbuah gol.
Formasi satu gelandang bertahan tentu memuluskan jalur serangan Arsenal. Terlebih lagi, The Gunners punya amunisi baru berupa gelandang kombatif dalam diri Thomas Partey. Kemampuan pressing dan work rate eks pemain Atletico Madrid tersebut dapat menimbulkan masalah bagi lini tengah City.
Tayangan langsung semua pertandingan Premier League 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).
Komentar