Chelsea akhirnya mendapat pelatih yang sesuai kaliber klub usai kedatangan Thomas Tuchel. Pelatih berkebangsaan Jerman itu tak butuh waktu lama untuk memberi hasil yang diharapkan. Usai ditahan imbang Wolverhampton Wanderers di partai debut, Chelsea besutan Tuchel menunjukkan performa yang stabil: meraih lima kemenangan beruntun, termasuk lawan rival sekota Tottenham Hotspur dan West Ham, sebelum ditahan imbang Southampton pekan lalu.
Hasil pertandingan di kompetisi domestik membuktikan Tuchel adalah orang yang tepat untuk membawa The Blues kembali ke papan atas. Tetapi, dini hari nanti, Rabu (24/2/2021), ia akan menghadapi tantangan dengan level berbeda. Chelsea akan menghadapi lawan yang, tanpa bermaksud meremehkan Tottenham atau West Ham, jauh lebih berat, Atletico Madrid. Los Colchoneros akan bertindak sebagai tuan rumah dalam leg pertama Atletico Madrid vs Chelsea.
Skuad besutan Diego Simeone adalah pembunuh raksasa yang tak gentar menghadapi siapa pun di Eropa. Dan sialnya bagi Chelsea, Atleti sedang menunjukkan kiprah impresif musim ini. Kala The Blues terseok di liga domestik dan harus berganti pelatih, Luis Suarez dan kawan-kawan memuncaki klasemen La Liga dengan simpanan satu pertandingan.
Musim lalu, Atleti menunjukkan kualitasnya dengan menyingkirkan juara bertahan Liga Champions, Liverpool di babak 16 Besar. Anak asuh Simeone membungkam The Reds 1-0 di Wanda Metropolitano sebelum menang 2-3 lewat perpanjangan waktu di Anfield.
Satu kabar baik bagi Chelsea adalah laga ini tidak dimainkan di Wanda Metropolitano. Karena larangan penerbangan ke Spanyol, Atleti terpaksa menghelat pertandingan kandang mereka di Arena Nationala, Rumania.
Sebagai juara Grup E, di atas kertas The Blues memang diunggulkan. Tetapi rekor Los Colchoneros di fase gugur UCL membuat mereka patut was-was. Apalagi, Chelsea dihantui rekor buruk di fase gugur Liga Champions beberapa musim terakhir. Mereka tak pernah lolos dari babak 16 Besar empat musim terakhir, yang terbaru, mereka dibantai Bayern Muenchen dengan agregat 7-1.
Di fase gugur, catatan pertemuan Cesar Azpilicueta dan kolega lawan tim Spanyol pun tak begitu positif. Mereka telah memainkan 11 pertandingan dua leg fase gugur lawan klub La Liga, dengan catatan empat menang dan kalah tujuh kali. Mereka terakhir bersua klub La Liga di fase gugur pada 2017/18 dan dibungkam Barcelona dengan agregat 4-1.
Simeone Kembali Pakai 3-5-2?
Atleti menempuh perjalanan yang cukup menantang di fase grup Liga Champions. Meski memimpin secara meyakinkan di La Liga, anak asuh Simeone mendapat perlawanan berat di Grup A. Mereka kalah 0-4 dari Bayern Muenchen di partai perdana, menyamai rekor kekalahan terbesar Los Colchoneros di Liga Champions. Setelahnya, finalis UCL 2013/14 ini dua kali ditahan imbang Lokomotiv Moskow. Atleti pun mesti menunggu pekan terakhir lawan RB Salzburg untuk memastikan lolos ke fase berikutnya.
Atleti yang identik dengan 4-4-2 mulai berubah sejak tahun ini. Simeone mulai rutin memasang patron 3-5-2 untuk bertanding. Formasi ini memang bukan hal baru, namun pelatih asal Argentina itu baru rutin memainkannya setelah menggunakan 4-4-2 di awal musim.
Saat menghadapi Bayern di Wanda Metropolitano, Simeone pun menurunkan 3-5-2. Formasi ini membuat wing-back Atleti bekerja lebih keras menjaga kelebaran dan membantu serangan. Peran tersebut membuat wing-back seperti Kieran Trippier berperan lebih signifikan bagi tim. Sedangkan di sisi kiri, Simeone sering memasang pemain yang berposisi natural sebagai winger, Yannick Carrasco. Hasilnya, Los Colchoneros yang sebelumnya dibabat 0-4 bisa mengimbangi raksasa Jerman itu dengan hasil akhir 1-1.
Jelang menghadapi Chelsea, Simeone agaknya kembali menurunkan formasi tersebut. Namun kali ini, Atleti tidak bisa diperkuat Carrasco yang menderita cedera otot. Renan Lodi pun kemungkinan akan mengisi pos wing-back kiri. Selain Carrasco, Atleti juga belum bisa diperkuat Jose Gimenez dan Hector Herrera.
Kabar baiknya, lini serang Atleti sepenuhnya fit untuk melawan Chelsea. Joao Felix dan Luis Suarez dalam kondisi bugar dan berpotensi membentuk duet maut bagi pertahanan The Blues.
Pertemuan Atletico Madrid vs Chelsea sendiri selalu menghadirkan pertandingan menarik dalam sepuluh tahun belakangan. Dua klub ini bersua di semifinal Liga Champions 2013/14. Setelah imbang 0-0 di leg pertama, Atleti menang di Stamford Bridge dengan skor 1-3. Tiga gol dari Adrian Lopez, Diego Costa, dan Arda Turan mengubur asa The Blues yang unggul lebih dulu via Fernando Torres.
Pertandingan yang tak kalah apik terjadi pada 2012 di Piala Super UEFA. Waktu itu, secara mengejutkan, Chelsea yang berstatus juara Liga Champions dipermak 4-1 oleh Atletico. Hat-trick Radamel Falcao di babak pertama mengantarkan kemenangan tersebut.
Lalu, bagaimana hasil pertemuan antara Atletico Madrid dan Chelsea pada Rabu, dini hari nanti?
Komentar