Di awal tahun 2015, posisi City dengan Chelsea, sang pemuncak klasemen, hanya berbeda tipis. Namun, sejak menjuarai Liga Primer Inggris musim lalu, mereka harus kalah melawan Arsenal di Community Shield, tersingkir dari Piala Liga oleh Newcastle United, terlempar dari Piala FA oleh Middlesbrough, dan dipecundangi FC Barcelona di babak 16 Liga Champions UEFA.
Sejak musim lalu, pasukan Manuel Pellegrini ini telah mengalami kesulitan untuk bertahan di puncak, mereka juga kalah empat kali dalam 10 pertandingan terakhir mereka di Liga Primer, dengan memenangkan hanya tiga di antaranya.
Tidak hanya sulit menjadi juara lagi, mereka ketinggalan satu poin dari sang rival merah di peringkat tiga. Meskipun jarak mereka dengan Liverpool di peringkat lima masih cukup jauh, 61 poin berbanding 54, mereka harus was-was jika di akhir musim nanti mereka akan terlempar dari posisi Liga Champions, terutama Pellegrini yang sedang keringat dingin.
Melihat skuat City, seharusnya Vincent Kompany dkk bisa unggul jauh dari rival-rival mereka. Jangankan menyingkirkan Middlesbrough di Piala FA, menyingkirkan Barcelona saja seharusnya mereka mampu.
Sementara itu Setan Merah setelah disingkirkan oleh Arsenal dari Piala FA, performa mereka justru semakin menanjak. Banyak hal sudah berubah, terutama ketika mereka berhasil menang di Anfield, Liverpool.
Sejak itu, United bukan saja selalu menang, tapi mereka juga selalu bermain penuh percaya diri.
Cara Kerja 4-4-2 Pellegrini dan Opsi untuk Menangkalnya
Manchester City yang tidak seperti kebanyakan tim-tim besar lainnya di Premier League. Kesebelasan rival dari Manchester United ini lebih dominan bermain dengan 4-4-2. Di barisan depan City, pada  pertandingan derby kali ini sudah dapat dipastikan akan diisi oleh Sergio Aguero dan mungkin saja akan didampingi Wilfried Bony setelah kinerja Edin Dzeko sangat mengecewakan ketika melawan Crystal Palace.
Untuk di lini tengah, Yaya Toure dapat bertugas untuk menekan gelandang lawan lebih dalam lagi, sehingga dalam pertandingan ini, Michael Carrick dapat memiliki banyak waktu untuk mengontrol bola.
Namun, City sangat rentan untuk ditembus dengan serangan balik. Mereka cenderung meninggalkan gelandang bertahan sendirian, baik itu Fernandinho atau Fernando yang terpaksa harus menutupi lebar lapangan. Â Kelemahan mengantisipasi serangan balik melalui sisi lapangan, telah sukses diterapkan Palace. Tampaknya kelemahan ini akan cukup mudah untuk dieksploitasi oleh United. Tidak ada alasan untuk Juan Mata, Ander Herrera dan Marouane Fellaini tidak bisa secara kolektif melakukan hal yang sama.
City juga jauh lebih menakutkan bila diberi keleluasaan memainkan bola di area tengah lapangan bola. Sebab anak asuhan Pellegrini ini cenderung bermain lebih merapat ke tengah sehingga memaksa lawan untuk ikut menutup sisi tengah lapangan.
Hal ini peraktis akan memberi celah untuk pemain City yang beroprasi di sisi lapangan. Sayap kanan Jesus Navas, akan menimbulkan masalah bagi United. Mantan pemain Sevilla itu sangat pandai memberikan umpan silang ke daerah kotak penalti lawan, serta David Silva akan banyak berkeliaran di sisi  kiri dan menciptakan peluang melalui umpan terobosan.
Untuk di barisan depan, Aguero akan lebih sering bergerak menyisiri seluruh wilayah pertahanan lawan untuk mencari titik lemah pertahanan. Dan duet Aguero biasanya agak lebih statis, untuk memberikan opsi pilihan penyuplai umpan. Sementara itu, Yaya Toure yang terbiasa muncul dari lini kedua, juga dapat memberikan variasi ancaman melalui tendangan jarak jauh.
Lalu bagaimana cara United menangkal skema tersebut? Kesebelasan Setan Merah perlu menjaga ritme tempo tinggi untuk menghindari tekan pemain tengah City dan United harus mampu mengeksploitasi Fernandinho yang berperan sebagai gelandang. Hal itu kemungkinan akan terwujud jika United bermain cepat dengan akurasi umpan yang baik. Â Itu akan menjadi cara terbaik untuk memaksimalkan keunggulan gelandang mereka, sementara kelihaian duel satu lawan satu akan menjadi penting di sepertiga akhir.
Cara tersebut tentu saja harus diimbangi oleh Carrick yang harus menempel Toure. Sementara itu solusi yang harus ditemukan bagaimana cara untuk menjaga wilayah pergerakan Silva. Pekerjaan untuk memarking Silva melalui Valencia mungkin tidak akan menjadi solusi yang baik, mengingat Gael Clichy juga akan berperan aktif bergerak melapisi Silva.
Sedangkan Daley Blind harus bekerja keras melawan kecepatan dan keterampilan Navas, yang diprediksi akan bekerja sangat efektif di sisi tersebut. Pada baris terakhir pertahanan, Marcos Rojo dan Phil Jones harus mampu membaca arah umpan silang dengan baik, dan waspada terhadap gerakan konstan Aguero tanpa melupakan tandemnya yang cenderung statis.
Dan dari semua itu, tentu saja United juga harus dapat memanfaatkan celah di barisan belakang City, andai Kompany benar-benar tidak tampil di pertandingan ini yang  kabarnya masih di ragukan tampil setelah sempat mengalami cedera.
Lini tengah United yang terus menekan
Setelah sekian lama menanti, banyak orang yang puas dengan apa yang Louis van Gaal lakukan dengan Manchester United, sehingga banyak orang juga yang lupa bahwa memang seharusnya United berada pada level ini sedari dulu.
Secara taktik, ia sangat jitu ketika menghadapi Liverpool. United menekan dan mengurung Liverpool. Banyak pemain juga yang sekarang sepertinya sudah berada pada posisi yang tepat.
Di lini tengah misalnya, Michael Carrick seperti âthe unsung heroâ, ia memberikan âasuransiâ kepada seluruh pemain United dengan gerakannya yang statis dan terkesan âmakan gaji butaâ.
Tak banyak orang yang bisa menyadari ini, âkemalasanâ Carrick membuat Ander Herrera bisa bergerak bebas dan dinamis, begitupun Juan Manuel Mata yang mampu menunjukkan bahwa dirinya adalah pemain Liga Primer yang paling kreatif sekitar tiga musim yang lalu di Chelsea.
Kemudian jika kita beralih ke depan, Wayne Rooney akhirnya mampu bermain pada perannya yang lebih alami dan penuh energi.
Selain itu, Van Gaal juga berhasil menyulap âpara pemain gagalâ di era Moyes menjadi pemain-pemain kunci United musim ini. Sebut saja Marouane Fellaini, Ashley Young, dan Luis Antonio Valencia.
Pada dua nama pertama terutama, baik Fellaini dan Young selalu menawarkan tekanan di sisi kiri penyerangan United. Ketika lawan terekploitasi di sebelah kanan melalui Fellaini, Young, dan juga Daley Blind, biasanya sisi kiri pertahanan mereka akan terbuka.
Di sinilah ketiga pemain di atas, dan tidak jarang juga Herrera, dengan sigap akan mengirim bola ke kanan menuju Mata atau Valencia. Lihatlah gol pertama Mata saat menghadapi Liverpool di atas: ada lima pemain Liverpool di kanan, sementara hanya Alberto Moreno di kiri, ia juga terlambat menutup ruang.
Seluruh pemain tengah United, dan sialnya tidak ada Angel di Maria disebut di sini, selalu bisa menekan dan memutus aliran bola lawan. Ketika mereka kebingungan, ada Carrick di sana. Lini tengah United sedang bagus-bagusnya. Ini juga yang membuat kita lupa melirik lini belakang United.
Akhir-akhir ini memang lini belakang United sedang jarang mendapat sorotan akibat dari solidnya lini tengah mereka dan juga lini depan yang sedang produktif.
Sumber featured image: gool.net
Komentar