Cara Swansea Membatasi Permainan Arsenal

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cara Swansea Membatasi Permainan Arsenal

Sepanjang gelaran Liga Primer Inggris (EPL) musim ini, tak pernah sekalipun ada kesebelasan yang pulang dari Emirates Stadium tanpa kebobolan. Arsenal selalu berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan setiap kali mereka bermain di stadion ini; bahkan ketika mereka kalah.

Tidak ada, bagaimanapun, yang sempurna. Termasuk Arsenal. Chelsea mematahkan catatan tersebut ketika kedua kesebelasan bermain imbang tanpa gol pada 26 April lalu. Setelah Chelsea, Arsenal menjamu Swansea City; dan Arsenal pun tampak semakin jauh dari kesempurnaan.

Seperti Chelsea, Swansea membawa pulang sebuah clean sheet. Lebih baik dari Chelsea, Swansea membawa serta tiga angka. Satu gol Bafétimbi Gomis pada menit ke-85 terbukti cukup untuk memaksa Arsenal merasakan kekalahan pertama dalam sebelas pertandingan terakhir di semua ajang; sekaligus kekalahan pertama dalam 34 pertandingan terakhir Arsenal di EPL.

Statistik Utama

Statistik-statistik utama menunjukkan bagaimana Arsenal sepenuhnya menguasai pertandingan. Nyaris 70% penguasaan bola menjadi milik mereka. Jumlah keberhasilan umpan Arsenal jauh melebihi lawannya. Pasukan Arsène Wenger juga lebih banyak melepas tembakan. Namun pada akhirnya, tetap Swansea yang keluar sebagai pemenang.

Kunci kemenangan Swansea jelas tidak terletak dalam jumlah umpan. Nyata-nyata Arsenal mengungguli mereka dalam hal ini. Tidak pula kunci kemenangan Swansea terletak dalam cara mereka memaksimalkan umpan; banyak melepas umpan panjang, umpan mengarah kedepan, atau umpan sepertiga akhir.

Walaupun jumlah umpan Swansea jauh lebih sedikit ketimbang Arsenal, kedua kesebelasan memanfaatkan apa yang mereka miliki dengan nyaris sama. Sebanyak 53,75% Arsenal mengarah ke depan; catatan Swansea untuk hal ini berada di angka 51,92%. Persentase nyaris sama berlaku untuk umpan mengarah ke belakang dan ke samping.

Baik Arsenal maupun Swansea juga sama-sama lebih banyak mengandalkan umpan pendek. Persentase umpan pendek kedua kesebelasan masing-masing adalah 97,36% dan 91,44%. Kalaupun ada perbedaan yang sedikit mencolok, itu terletak pada persentase umpan sepertiga akhir: Arsenal 36,76%, Swansea 23,01%. Hal tersebut menjelaskan jumlah serangan Arsenal yang lebih banyak dari Swansea, tapi tetap tidak bisa memberikan alasan di balik kemenangan Swansea.

Kunci kemenangan Swansea terletak dalam dua hal. Pertama, pemanfaatan peluang. Jumlah tembakan tepat sasaran mereka boleh jadi hanya tiga, namun satu di antaranya cukup baik untuk menjadi gol; tidak seperti delapan milik Arsenal.

Interception Swansea

Selain memaksimalkan peluang, Swansea juga mampu mengalahkan Arsenal karena mereka menunjukkan kualitas pertahanan yang baik dalam pertandingan ini. Sepanjang pertandingan, para pemain Swansea dengan sabar dan disiplin bertahan di kedalaman sehingga para pemain Arsenal kesulitan menciptakan peluang. Kalaupun ada pemain Arsenal yang memiliki kesempatan melepas tembakan, di dekat pemain tersebut pasti ada para pemain Swansea. Swansea sukses membuat Arsenal merasa terbatasi.

Tackle Swansea

Menarik keluar Francis Coquelin untuk memberi tempat kepada Jack Wilshere yang lebih kreatif tampak sebagai keputusan tepat hingga akhirnya terbukti bahwa, bahkan Wilshere pun tidak mampu membongkar pertahanan Swansea. Kehadiran tambahan pemain kreatif tidak mampu membawa Arsenal membebaska diri dari keterbatasan pilihan. Di lain pihak, keluarnya Coquelin yang pandai membaca arah serangan membuat Swansea lebih leluasa melancarkan serangan balik.

Cara yang diambil Wenger untuk meningkatkan kreativitas serangan Arsenal tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Sebaliknya, pergantian pemain tersebut membuat Swansea memiliki kebebasan; yang pada akhirnya mengantar mereka kepada kemenangan.

Komentar