Inter Milan Kalah Karena Ulah Mereka Sendiri

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Inter Milan Kalah Karena Ulah Mereka Sendiri

Dikalahkan rival tentunya cukup menyakitkan. Apalagi ketika rival tersebut tampil dengan tanpa kekuatan penuh. Ditambah lagi kekalahan tersebut dialami di kandang sendiri. Kesalahan yang dilakukan pun membuat kekalahan tersebut akan semakin terasa memalukan.

Dan itu dialami oleh Internazionale Milan dini hari tadi (17/5). Menghadapi rivalnya, Juventus, yang tak menurunkan kekuatan terbaiknya, skuat berjuluk La Beneamata ini takluk dengan skor 2-1. Pertandingan ini sendiri digelar di markas Inter, Giuseppe Meazza.

Jalannya pertandingan sendiri inter sebenarnya cukup mendominasi. Juve yang hanya menurunkan Leonardo Bonucci, Alvaro Morata, Stephan Lichtsteiner, dan Claudio Marchisio dari skuat utama, bermain kurang begitu kompak. Aliran serangan mudah digagalkan sehingga bola kerap menjadi milik para pemian Inter.

Tercatat Inter melepaskan 20 tembakan. Jumlah ini lebih banyak dari Juventus yang hanya berhasil melesakkan 12 tembakan. Namun dari 20 tembakan tersebut, hanya satu yang berhasil menjadi gol, ketika tendangan Marcelo Brozovic dibelokkan oleh Mauro Icardi

Tendangan jarak jauh sendiri menjadi pilihan para pemain Inter. Dari 20, sembilan di antaranya berasal dari jarak jauh. Ini terjadi karena Juve merapatkan tiga gelandangnya di depan kotak penalti tanpa memberikan pressing.

Tekanan diberikan oleh Roberto Pereyra atau Alvaro Morata yang berada di depan tiga gelandang Juve: Sturaro-Marchisio-Romulo. Inter kemudian coba mengecoh Morata atau Pereyra dengan memanfaatkan lebar lapangan. Ketika celah terbuka, tembakan jarak jauh dilepaskan.

defjuveinter

Pada situasi di atas, Kovacic menahan bola untuk memancing Pereyra. Ketika Pereyra mendekat, bola dikirimkan pada Medel. Medel yang tak memiliki penjaga, langsung melepaskan tembakan. Hanya saja rapatnya para pemain Juve membuat tendangan-tendangan spekulasi Inter sering membentur para pemain Juve.

Inter sempat mencoba jalan lain yaitu dengan mengirimkan umpan silang ke dalam kotak penalti. Namun ketangguhan barisan pertahanan Juve membuat serangan Inter dapat dipatahkan. Dari 38 umpan silang, hanya tiga yang dapat disambut pemain lain.

Tapi pelatih Inter, Roberto Mancini, tampaknya kehabisan akal untuk menembus lini tengah Juve yang menurunkan pemain cadangan seperti Romulo dan Stefano Sturaro untuk menemani Marchisio di tengah. Penguasaan bola yang dimiliki Inter sering berakhir sia-sia.

Alih-alih menambah gol, Inter justru kecolongan dua gol. Dua gol yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Dua gol ini terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan para pemain Inter sendiri. Kesalahan-kesalahan yang harusnya bisa diantisipasi.

Gol pertama Juve lahir dari titik penalti. Terjadinya penalti sendiri berkat kesalahan Medel dalam memberikan operan. Saat hampir seluruh pemain Inter berada di area pertahanan Juve, Medel memberikan operan tarik pada Nemanja Vidic yang berduet dengan Andrea Ranocchia di belakang. Tapi tampaknya Vidic tak siap menerima operan tersebut. Bola yang melewatinya berhasil dicuri Alessandro Matri. Dan ketika Matri memasuki kotak penalti, Vidic melanggar Matri dengan melakukan tekel yang mengenai kaki Matri.

Gol kedua Juve pun dibumbui kesalahan pemain Inter. Saat mendapatkan serangan, para pemain Inter tampak panik. Seluruh pemain bertahan mereka lantas melindungi kotak penalti ketika Lichtsteiner melepaskan umpan silang. Mereka melupakan satu pemain penting Juve yang tengah on fire: Morata.

Morata berada di luar kotak penalti karena sebelumnya terjatuh, dijegal oleh pemain Inter. Pemain Inter mengabaikannya. Dan ketika bola rebound mengarah pada penyerang asal Spanyol tersebut, tak ada seorang pun pemain Inter yang menjaganya.

moratagol

Tapi Morata tak menendang dengan sempurna. Tendangannya pelan dan mengarah tepat pada posisi jatuhnya kiper Inter, Samir Handanovic. Namun kesalahan pun ternyata dilakukan oleh eks kiper Udinese tersebut. Saat hendak menangkap bola, Handanovic tak menduga bola akan sedikit naik. Bola pun justru melewatinya meski pelan. Morata sang penendang pun sempat tertegun sebentar sebelum menyadari bahwa tendangan pelannya tersebut ternyata menjadi gol.

Inter sebenarnya bisa terhindar dari kekalahan pada laga ini. Organisasi penguasaan bola mereka cukup baik sehingga bisa menguasai jalannya pertandingan, penguasaan bola tercatat 63%-37% untuk Inter. Namun strategi yang monoton dari Mancini membuat serangan Inter mudah dipatahkan.

Keadaan tersebut diperparah dengan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tak perlu dilakukan Inter pada laga sepenting ini. Gol Juventus terjadi bukan karena serangan Juve yang dibangun dengan mengobrak-abrik pertahanan Inter, namun pertahanan Inter berantakan karena kesalahan yang mereka lakukan sendiri.

Dengan kekalahan ini, Inter tertahan pada posisi delapan klasemen. Jika saja Fiorentina berhasil mengandaskan Parma, peluang untuk meraih tiket Europa League semakin menipis. Saat ini, selisih poin dengan Fiorentina yang berada di peringkat lima, berjarak tiga poin. Sementara pertandingan Inter tinggal menyisakan dua laga.

Dengan situasi seperti ini, di mana Inter terancam tak akan berlaga di kompetisi Eropa musim depan, Kekalahan ini patut mereka sesali. Pasalnya, kekalahan atas Juve ini seharusnya mereka bisa hindari. Ya, Inter kalah karena ulah mereka sendiri.

foto: uk.eurosport.yahoo.com

Komentar