Fiorentina gagal meraih kemenangan kala bersua Tottenham Hotspur pada leg pertama Liga Eropa di markas mereka, Artemio Franchi. Skuat besutan Paulo Sousa tersebut harus puas dengan skor imbang 1-1, apalagi Fiorentina sempat tertinggal lebih dulu.
Tottenham memang mampu menyuguhkan perlawanan atas tim tuan rumah dan berhasil membawa satu gol tandang. Spurs unggul terlebih dahulu lewat gol penalti Nacer Chadli menit 37, sementara La Viola baru berhasil menyamakan kedudukan pada menit 60 lewat tembakan jarak jauh Federico Bernardeschi.
Penampilan La Viola, julukan Fiorentina, di babak pertama yang selalu apik mulai sedikit luntur beberapa pekan terakhir. Padahal sebelumnya, Fiorentina merupakan tim yang termasuk tajam di babak pertama. Gol-gol dari babak pertama tersebut menjadi modal Fiorentina mencetak banyak gol di setiap laga.
Mereka sudah mencetak 24 gol dari penampilan mereka dalam 25 laga Serie A yang sudah mereka jalani. Tak hanya itu, Fiorentina juga merupakan tim kuat di kandang, yang mana mereka telah memenangkan 10 laga dari 13 laga yang sudah dijalani di liga.
Dua faktor di atas harusnya membuat Fiorentina tampil dengan baik di laga ini. Tapi penampilan apik Dele Alli dkk untuk menekan Fiorentina sejak awal laga membuat tuan rumah tak berkutik dan tampil sangat hati-hati. Bahkan, La Viola bahkan tak mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran di babak pertama.
Macetnya permainan Fiorentina tak sepenuhnya salah mereka. Hal ini lebih kepada kejeniusan Manajer Spurs, Mauricio Pochettino yang menginstruksikan anak asuhnya sesegera mungkin menutup bola yang menuju Borja Valero, otak permainan Fiorentina.
Tugas untuk mematikan Valero pun dilakukan Ryan Mason dan Tom Carroll dengan baik, yang mana keduanya selalu nampak untuk menghalau bola yang ditujukan untuk Valero. Hal ini membuat peran Mason untuk mengatur irama permainan tim sedikit tak terlihat di babak pertama.
Saat permainan Fiorentina tak berkembang, Pochettino menginstruksikan para pemainnya untuk mengeksploitasi sayap kanan tim tuan rumah. Hasilnya, gol pertama Spurs di laga ini berasal dari aksi Ben Davies di sisi kanan pertahanan yang kemudian dilanggar Nenad Tomovic di kotak penalti.
Ketinggalan satu gol di kandang, membuat Fiorentina tersentak. Mauro Zarate yang sejak menit pertama di pasang sebagai striker tunggal dengan tugas menjadi penyelesai akhir serangan, berubah peran kala pertandingan memasuki babak kedua. Zarate memainkan peran sebagai pembuka ruang bagi rekannya untuk bergerak dan melepaskan tembakan pada babak kedua.
Pergantian posisi Zarate di babak kedua membuatnya bergerak lebih bebas. Ia pun mampu membuka ruang kala pergerakannya berhasil menarik Toby Alderweireld, dan sukses dimanfaatkan oleh Bernardeschi untuk melepas tembakan jarak jauh ke gawang Michel Vorm.
Sukses menyamakan kedudukan membuat permainan Fiorentina menjadi cair. Penguasaan bola yang menjadi ciri mereka di Serie A mulai diperagakan. Tak hanya itu, tiga pergantian pemain di bawah menit 70 dilakukan oleh Sousa, yang dimaksudkan untuk mengubah formasi awal Fiorentina 4-2-3-1 menjadi 4-2-2-2.
Pilihan Sousa untuk mengganti formasi dan memasukkan pemain baru, membuat timnya lebih baik dan memiliki banyak variasi dalam membangun serangan. Formasi awal Fiorentina yang bertujuan mengakomodasi kecepatan Zarate dan Bernardeschi dengan permainan satu-dua langsung berubah menjadi permainan sayap yang di akhiri oleh umpan silang Tomovic dan Alonso.
Perubahan ini pun mengubah jalannya pertandingan. Bahkan di menit-menit akhir, Fiorentina memiliki banyak peluang, salah satunya adalah sundulan kapten tim, Gonzalo Rodriguez, yang sangat tipis di samping kiri gawang Vorm.
Keinginan tuan rumah untuk membuat kemenangan keempat mereka di Liga Eropa akhirnya pupus di laga ini karena skor 1-1 tetap bertahan. Beban mereka di laga kedua pun tak mudah, pasalnya selain butuh hasil seri lebih dari 1-1 jika laga berakhir imbang, Fiorentina juga butuh kemenangan yang tentunya tak akan mudah diraih di White Hart Lane, markas Spurs.
Komentar