Pratinjau Derby Madrileno: Bisa Lebih Disiplin (Lagi), Bek Sayap Real Madrid?

Analisis

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Derby Madrileno: Bisa Lebih Disiplin (Lagi), Bek Sayap Real Madrid?

Kebobolan satu gol dari enam pertandingan di kancah La Liga Spanyol jelas sebuah prestasi bagi Real Madrid musim ini bukan hal remeh. Bandingkan dengan musim lalu yang sudah kebobolan sembilan gol dalam enam pertandingan awal. Isu pertahanan yang rentan akan kebobolan sejauh ini berhasil diselesaikan oleh Rafael Benitez.

Namun, lawan Real Madrid sepanjang musim ini belumlah ada yang sepadan. Mungkin, kesebelasan Malaga dan Sporting Gijon berhasil menahan imbang kesebelasan yang berjuluk Los Blancos tersebut. Namun, kedua pertandingan tersebut berakhir tanpa gol. Kesebelasan lawan tak mampu menceploskan bola ke gawang Keylor Navas, namun di sisi lain kiper mereka bermain gemilang dan para penyerang Real Madrid sangat jauh dari keberuntungan.

Sebagai contoh, saat gagal menaklukkan Malaga, total peluang Real Madrid mencapai angka 31 dengan total sembilan tembakan mengarah ke gawang. Kegemilangan kiper Malaga, Carlos Kameni, berhasil mematahkan peluang-peluang emas dari Cristiano Ronaldo dan kolega pada pertandingan tersebut.

Meski pertahanan Real Madrid kini sudah relatif lebih solid, namun ancaman dari kesebelasan sekelas Atletico Madrid tentu bukanlah ancaman yang main-main. Atletico Madrid bukanlah kesebelasan sekelas Malmo FF ataupun Malaga yang mudah sekali kebobolan dan sulit mengkonversi peluang sendiri menjadi gol. Teror gol bisa datang dari seorang Antonie Griezmann, Fernando Torres atau pemain baru mereka, Jackson Martinez adalah seorang topskor Liga Portugal musim lalu.

Satu-satu gol yang tercipta ke gawang Keylor Navas adalah ketika mereka bertandang ke kandang Athletic Bilbao di San Mames. Lewat serangan balik cepat, Athletic memanfaatkan celah half-space yang menganga akibat bek tengah dan bek sayap mereka, Pepe dan Marcelo, terlambat melakukan transisi bertahan. Akibatnya, hanya Raphael Varane dan Dani Carvajal yang tersisa di jantung pertahanan dan menimbukan ruang kosong baru yang ditinggalkan Carvajal. Sabin Merino yang tak terkawal mampu menceploskan bola tanpa ada hambatan yang berarti.

kebobolan madrid

Hal seperti ini sebetulnya lazim terjadi ketika Real Madrid menyerang apalagi membutuhkan gol kemenangan. Marcelo dan Carvajal memang sering meninggakan lubang yang menganga ketika mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Cristiano Ronaldo yang merangsek ke depan gawang atau ketika Isco/Gareth Bale bergeser posisinya lebih ke tengah.

Meski Marcelo memiliki kecepatan yang mumpuni untuk melakukan track-back dan akhirnya melakukan intercept maupun cleareance, namun akan menjadi sia-sia ketika ia terlambat melakukan transisi bertahan karena Atletico diprediksi lebih sering mengalirkan bola lebih cepat ke depan melalui Gabi dan Tiago untuk mengekspoitasi ruang kosong menuju Antonie Griezmann yang sering menyisir sisi kanan ketika melakukan serangan.

Ini akan lebih pelik lagi masalahnya jika Atletico memasang formasi 4-3-3 dengan menempatkan Antonie Griezmann di sisi kanan dan Angel Correa/Luciano Vietto di sisi kiri. Kecepatan kedua pemain ini sangat baik baik dengan ataupun tanpa bola. Formasi 4-3-3 tersebut juga memungkinkan Atleti bertransformasi menjadi 4-5-1 ketika bertahan sebagai upaya menumpuk pemain di daerah sendiri dengan meninggalkan Fernando Torres atau Jackson Martinez sendirian di garis terdepan.

Griezmann atau Torres tentu lebih baik daripada pemain depan Malaga seperti Nordin Amrabat yang kerap kali kehilangan bola ketika duel satu lawan satu dengan bek-bek Real Madrid. Griezmann, sekali lagi, bisa menghadirkan ancaman-ancaman lainnya bagi pertahanan Los Blancos, apalagi ia merupakan pencetak gol terbanyak bagi kubu dari Atleti dengan torehan tiga gol dan dua assist dari enam kali penampilannya musim ini.

Cristiano Ronaldo tampaknya harus lebih rajin lagi melakukan track-back demi meng-cover posisi yang ditinggalkan oleh Marcelo. Meski terdengar mustahil, cara ini mungkin akan lebih masuk akal karena jika hanya mengandalkan kedua gelandang tengah Real Madrid yang nantinya akan melebar, potensi longgarnya lini tengah menjadi lebih besar. Ketika hal itu terjadi, maka tendangan-tendangan spekulasi dari jarak jauh mungkin akan diterapkan Diego Simeone untuk membongkar ketangguhan dari Keylor Navas.

Tak mudah memang menjaga ritme permainan dengan kompaksi yang konsisten sepanjang pertandingan berlangsung, apalagi Real Madrid lebih difavoritkan mengambil inisiasi serangan sepanjang karena Atletico akan lebih banyak menunggu di areanya sendiri. Namun, peningkatan kedisiplinan harus diterapkan karena akan meminimalisir ancaman Atletico. Toh, masalah cetak gol, Real Madrid punya bomber-bomber maut dalam diri seorang Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema yang secara total sudah mencetak 10 gol di pertandingan La Liga musim ini.

Namun, jika saja terjadi kesalahan elementer dan ketidakdisiplinan saat melakukan transisi bertahan, maka siap-siap saja para pemain bertahan tim tamu dihukum oleh para penyerang Atletico Madrid.

Foto: Marca

Komentar