PREDIKSI: Lubang Lini Tengah Persib yang Siap Dimanfaatkan Sriwijaya FC

Analisis

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

PREDIKSI: Lubang Lini Tengah Persib yang Siap Dimanfaatkan Sriwijaya FC

Hariono sudah dipastikan tidak bisa tampil di Piala Presiden 2015 karena menerima kartu merah di laga sebelumnya. Ia diganjar dua kali kartu kuning saat melawan Mitra Kukar pada leg kedua semifinal yang digelar di Jalak Harupat. Sebuah kerugian yang amat besar bagi Persib mengingat lawannya kali ini, Sriwijaya FC, (SFC) mempunyai kelebihan di sektor yang ditinggalkan Hariono tersebut.

Pelatih SFC, Benny Dollo, memakai pola dasar 4-3-3 selama berlaga di Piala Presiden 2015. Formasi ini mengandalkan serangan cepat lewat kedua penyerang sayap mereka. Tiga penyerang tersebut tak banyak berkontribusi dalam bertahan karena memang ditugaskan khusus untuk melakukan serangan balik. Jika terpaksa, ketiganya juga jarang turun terlalu jauh hingga mendekati sepertiga area pertahanan. Bendol sepertinya cukup yakin dengan hal tersebut karena mempunyai pemain tengah yang cukup tangguh.

Duet Asri Akbar dan legiun asing asal Korea Selatan, Hyun Koo, kokoh melindungi lini belakang dari serangan lawan. Keduanya adalah pemain bertipikal petarung yang ahli dalam berebut bola. Sayangnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pemain yang bisa mengimbangi hal ini, Hariono, dipastikan tak bisa tampil.

Makan Konate yang sering menempati posisi no.10, harus bekerja lebih keras dengan sering turun menjemput bola jika ingin permainan Persib khususnya sektor serangan berjalan dengan baik. Pemain asal Mali ini meski punya tipikal berbeda, sebenarnya dapat mengganti peran yang ditinggalkan oleh Hariono. Hadirnya Konate pada poros ganda 4-2-3-1, akan membuat Dedi Kusnandar yang tampaknya akan menggantikan Hariono, lebih aman.

Fisik kuat, kemampuan menggiring memadai, dan baik dalam bertahan menjadi modal yang cukup bagi Konate untuk menjaga sektor tengah Persib tetap hidup. Karena itu, baiknya Firman Utina ditempatkan lebih ke depan sebagai gelandang serang. Kemampuannya dalam membagi bola ditambah senioritasnya bisa bermanfaat untuk berduel melawan Asri Akbar, persis saat ia berhasil mematikan peran Eka Ramdani ketika melawan Mitra Kukar pada leg kedua.

Perubahan posisi ini bisa menyeimbangkan lini tengah Persib. Konate tak akan terlalu terkuras staminanya untuk naik turun. Ia hanya perlu menjaga keseimbangan di tengah sambil sesekali melepaskan tembakan jarak jauhnya. Karena jika Konate disimpan sebagai gelandang serang tapi pada praktiknya lebih sering melindungi area tengah, maka aliran ke lini serang kemungkinan besar tersendat.

Jika taktik seperti ini berani dimainkan pelatih Persib, Djajang Nurjaman, rasanya Maung Bandung punya peluang menang lebih besar dan berhak meraih juara Piala Presiden 2015. Namun jika Djajang tetap pada pendiriannya dengan memasang Konate sebagai no.10 dan Firman sebagai pemain poros ganda, ia harus menyiapkan strategi alternatif agar tak dengan mudah ditaklukkan lini tengah Sriwijaya.

Sulitnya membongkar lini tengah Sriwijaya FC ini sudah terbukti di laga sebelumnya melawan Arema Cronus. Singo Edan sampai harus bongkar pasang pemain di sektor vital tersebut sepanjang pertandngan dan tetap menemui kebuntuan. Dimulai dari menduetkan Juan Revi dan Ferry Saragih hingga Hendro Siswanto dan I Gede Sukadana.

Kecendurungan kesebelasan yang kalah di tengah adalah menyerang lewat sayap dan sepertinya hal ini mungkin akan diterapkan Jajang Nurjaman di pertandingan nanti. Sebuah pilihan yang diprediksi akan membuat Persib justru semakin frustasi. Pasalnya, mereka tak bisa diperkuat M. Ridwan dan Tantan, dua andalan di sayap selama ini.

Meski masih ada Zulham Zamrun, mantan pemain Mitra Kukar ini cenderung bergerak ke tengah saat memasuki sepertiga akhir. Sesuatu yang seharusnya mudah diantisipasi oleh para gelandang Sriwijaya FC. Kemampuannya soal cetak gol memang layak diacungi jempol tapi mengenai umpan silang masih harus diragukan.

Hal yang sama juga dialami oleh sayap lainnya, Atep, pemain asli Cianjur ini lebih sering ditempatkan di sayap kiri meski punya dominan kaki kanan. Sehingga ia akan mengalami beberapa kesulitan jika harus mengirim umpan silang. Belum lagi jika bicara dua bek SFC, Abdoulaye Maiga dan Fachrudin, yang punya kemampuan lebih ketika harus menghalau bola-bola atas.

Ketika kesulitan menembus dari tengah dan sayap, maka otomatis kedua fullback Persib juga harus ikut membantu serangan. Bahkan terkadang seorang Vladimir Vujovic juga harus naik ke tengah, sesuatu yang sudah pasti akan dilarang mengingat Hariono, pemain yang biasa mengisi posnya saat overlap, tidak bisa bermain.

Kedua fullback atau bahkan bek tengah yang telat turun adalah makan empuk bagi lini depan Laskar Wong Kito yang mengandalkan serangan balik cepat. Walaupun mereka punya sedikit kendala di laga ini karena kapten sekaligus penyerang andalannya, Titus Bonai belum pulih 100%. Pemain berusia 26 tahun tersebut menderita cedera lutut di laga terakhir babak semifinal melawan Arema Cronus.

Komentar