Tiga Hal yang Membuat Laga Liverpool-Arsenal Berakhir Imbang

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tiga Hal yang Membuat Laga Liverpool-Arsenal Berakhir Imbang

Hujan yang menguyur Stadion Anfield pada laga Liverpool menghadapi Arsenal pada Kamis (14/1) dini hari waktu Indonesia, dihiasi hujan gol yang diciptakan kedua tim. Total enam gol tercipta meski hasil akhir kedua tim harus berbagi satu poin atas hasil imbang dengan skor 3-3 tersebut.

Pertandingan sendiri berjalan seimbang di mana kedua kesebelasan saling melancarkan serangan. Namun setidaknya terdapat tiga hal yang membuat laga ini tak menghasilkan pemenang. Berikut hasil analisis kami:

Benteke sebagai kunci perubahan permainan Liverpool

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, memilih untuk mencadangkan Christian Benteke dan memasang Roberto Firmino sebagai penyerang tunggal pada laga ini. Strategi tersebut kemudian membuat Firmino berhasil mencetak dua gol yang membuat Liverpool dua kali unggul lebih dulu.

Peran Firmino bermain sebagai false nine membuatnya bergerak bebas, tak konstan berada di sekitaran kotak penalti. Hal ini yang membuatnya bisa mencari celah-celah di lini pertahanan Arsenal, termasuk seperti gol kedua yang ia ciptakan di mana ia mendapatkan bola di depan kotak penalti untuk kemudian melepaskan tembakan yang mengarah ke tiang jauh.

Namun setelah Arsenal mengubah gaya permainannya pada babak kedua dengan lebih sabar kala menyerang dan mengandalkan serangan balik, Liverpool mulai kesulitan mendapatkan peluang. Firmino pun tak lagi semembahayakan pada babak pertama.

Hal ini terjadi karena Liverpool tak bisa menembus pertahanan Arsenal dari tengah. Untuk masuk ke kotak penalti, umpan silang akhirnya terus dilancarkan para pemain Liverpool. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah umpan silang pada babak kedua yang mencapai 20 kali sementara babak pertama hanya tujuh kali.

Karena hal ini pula Klopp memasukkan Benteke pada menit ke-66 menggantikan James Milner. Tujuannya jelas agar umpan silang tersebut bisa lebih efektif menghasilkan peluang bagi Liverpool. Perlu diketahui, sebelum Benteke dimainkan, hanya satu umpan silang yang berhasil disambut pemain Liverpool dari 15 kali percobaan.

Sebelum Benteke masuk, hanya satu umpan silang yang berhasil disambut pemain Liverpool
Sebelum Benteke masuk, hanya satu umpan silang yang berhasil disambut pemain Liverpool

Benteke sendiri memang memiliki kemampuan untuk unggul duel udara. Dengan kombinasi pergantian Joe Allen yang menggantikan Emre Can dan juga Steve Caulker menggantikan Adam Lallana, di mana Allen lebih aktif masuk ke area kotak penalti ketimbang Can, akhirnya serangan lewat udara Liverpool membuahkan hasil pada menit ke-90 setelah Benteke menyambut umpan Jordan Henderson untuk menciptakan assist bagi gol Allen.

Sakho belum kembali pada permainan terbaik

Liverpool bermain cukup apik pada laga ini. Serangan demi serangan begitu mengalir. 22 tembakan mereka lepaskan pada laga ini. Hanya saja lini pertahanan mereka harus kecolongan tiga gol. Dan bisa dibilang hal ini karena Mamadou Sakho yang merupakan andalan Klopp di posisi bek tengah belum kembali pada permainan terbaiknya.

Sakho meski sekali melakukan tekel kunci atas serangan balik Arsenal yang cukup berbahaya, tercatat empat kali melakukan salah oper yang membuat Arsenal mendapatkan kesempatan untuk menyerang. Sementara pada areanya terdapat Joey Campbell yang lebih cepat darinya.

Bukti lain dari belum maksimalknya performa Sakho adalah aksi defensifnya yang minim. Ketika partnernya, Kolo Toure, mencatatkan tiga tekel (satu kali gagal) lima intersep dan enam sapuan, bek asal Prancis tersebut tak sekalipun melakukan intersep dan hanya dua kali melakukan sapuan.

Selain itu, pada gol pertama Arsenal yang diciptakan Aaron Ramsey, terdapat momen di mana Sakho gagal membaca arah serangan Arsenal ketika Cambell dengan cerdik memberikan operan daerah ke area di belakang Sakho berdiri. Sementara pada gol ketiga Arsenal yang diciptakan Giroud, Sakho tak mampu menjaga keseimbangannya sehingga ia terpeleset yang membuat Giroud dengan mudahnya mengontrol bola dan melepaskan tembakan.

Gol ketiga Liverpool terjadi berkat Arsenal mengendurkan serangan

Seperti yang sempat disinggung di atas, Arsenal mengubah gaya permainannya pada babak kedua. Bermain terbuka seperti pada babak pertama memang menciptakan resiko tinggi kebobolan. Area depan kotak penalti sering terlambat dilindungi gelandang Arsenal, khususnya Mathieu Flamini.

Pada babak kedua Arsenal berhasil membuat Liverpool mengalihkan serangan ke area sayap. Namun ini berpengaruh pula pada pola serangan Arsenal yang sempat terlambat panas sehingga baru mencetak gol setelah Liverpool dua kali unggul lebih dulu.

Arsenal tercatat melepaskan 14 tembakan pada laga ini. Meski terlihat banyak, sebenarnya terdapat penurunan intensitas serangan Arsenal pada kedua. Karena jumlah tembakan Arsenal yang 14 kali tersebut sudah terhenti sejak menit ke-65.

Pada babak pertama, tujuh tembakan dilepaskan Arsenal. Tujuh lainnya diciptakan pada periode menit ke-45 hingga 65. Setelah Liverpool memasukkan Benteke, Arsenal mulai lebih sibuk menata lini pertahanan.

Manajer Arsenal, Arsene Wenger, tampak ingin mengamankan skor setelah Giroud mencetak gol kedua yang membuat Arsenal unggul 3-2 pada menit ke-55. Indikasi ini semakin terlihat dengan ditarik keluarnya Giroud pada menit ke-75 dan Mesut Oezil (digantikan Mikel Arteta) pada menit ke-87.

Namun ternyata Klopp lebih cerdik melihat situasi tersebut. Pergantian-pergantian yang dilakukan Klopp lebih efektif di mana kemudian tercipta gol ketiga Liverpool pada menit ke-90 yang memupuskan tiga poin Arsenal yang sudah di depan mata.

foto: squawka.com

Komentar