Piala Dunia kali ini terbilang cukup spektakuler dengan gol-gol dan drama yang selalu menghiasi setiap pertandingannya. Namun, meskipun banyaknya jumlah gol yang dicetak menjadi perhatian besar, Peran seorang penjaga gawang pada Piala Dunia kali ini pun cukup mencuri perhatian.
Tim Howard bermain gemilang sehingga mampu membawa Amerika Serikat hingga babak 16 besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh kiper Nigeria, Vincent Enyeama yang sempat menjadi kiper tangguh di babak fase grup. Pun begitu dengan kinerja kiper Meksiko, Guillermo Ochoa, yang mampu mengagalkan serangan-serangan Brasil pada pertandingan kedua babak fase grup.
Tak hanya sampai di situ, nama-nama kiper lain seperti Claudio Bravo (Cili), David Ospina (Kolombia), Manuel Neuer (Jerman), dan Rais MâBolhi (Aljazair) pun menjadi pemain yang tangguh untuk mengamankan gawangnya masing-masing.
Namun ada satu nama lagi yang masuk ke dalam deretan kiper-kiper terbaik Piala Dunia kali ini. Ia adalah Keylor Navas, kiper utama Kostarika. Penampilannya di bawah mistar tak perlu diragukan lagi kehebatannya. Ia mampu menjadi tembok kokoh yang membuat Kostarika tak bisa dikalahkan oleh tim kuat seperti Uruguay, Italia, dan Inggris.
Peran vitalnya pun semakin diperlihatkan kala Kostarika menghadapi Yunani pada babak 16 besar. Ia menggagalkan beberapa peluang yang diciptakan Yunani. Pertandingan pun berlanjut hingga babak adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1.
Pada babak adu penalti, ia benar-benar menjadi dewa penyelamat bagi kubu Kostarika. Ia berhasil menepis tembakan Theofanis Gekas dan membawa timnya melaju ke babak perempat final, melampaui prestasi terbaik sebelumnya (babak 16 besar pada 1990).
Sebelum pertandingan melawan Yunani, ada satu kalimat yang dikatakan oleh Jaime Perozzo Garcia, seorang sosiolog Kolombia yang juga merupakan bagian dari ofisial tim Jorge Luis Pinto , pada Navas. Perozzo mengatakan 'Nasib kita ada ditanganmu'. Ternyata kata-kata tersebut dapat membangun mental Navas sehingga bermain menjadi lebih baik.
Permainan Navas pada Piala Dunia kali ini sejatinya tak jauh berbeda dengan penampilannya di dua musim terakhir bersama Levante. Refleksnya serta kekuatan mentalnya menjadi kekuatan Kosta Rika untuk mendapatkan kesempurnaan di belakang dengan menggagalkan kesempatan-kesempatan yang dimiliki lawan.
Navas bermain gemilang seperti sekarang ini berkat latihan dan kerja kerasnya dalam beberapa musim terakhir. Navas sudah dikenal dengan pemain yang memliki keinginan yang kuat untuk berprestasi sejak ia masih di klub lokal, Saprissa. Kiper berusia 27 tahun ini memang memiliki cita-cita menjadi salah satu kiper terbaik di Eropa.
Karena kegigihannya tersebut, publik Kostarika banyak yang sudah memprediksi sebelumnya bahwa Navas akan menjadi salah satu bintang masa depan dan akan menjadi kiper utama tim nasional menggantikan kiper andalan Kostarika sebelumnya, José Porras.
Karirnya di Levante sendiri sempat tak berjalan mulus. Ia pernah hanya menjadi kiper cadangan kiper utama Gustavo Munua. Namun hengkangnya Munua ke klub Uruguay, ED Nacional, membukakan peluang bagi Navas untuk bisa bermain lebih banyak. Ia pun kemudian menjadi andalan tim asal kota Valencia ini.
Dengan Navas sebagai penjaga gawang, prestasi Levante terangkat setelah musim lalu finish di peringkat 10. Lebih penting lagi, Levante berakhir sebagai pertahanan terbaik kelima di La Liga dengan hanya kebobolan 43 gol musim lalu. Navas juga merupakan kiper dengan presentase saves tertinggi di Eropa.
Berkat penampilannya yang cemerlang itu, tawaran dari beberapa tim yang levelnya di atas Levante pun berdatangan. Namun Navas ingin bermain di tim yang lebih populer. Itulah misi yang dimiliki Navas dalam Piala Dunia kali ini, untuk menunjukkan bahwa ia layak bermain di tim besar.
Namun perjalanannya di Piala Dunia 2014 harus berakhir di tangan Belanda tadi malam. Padahal jika saja Kostarika berhasil menang, Kostarika akan menjadi tim asal CONCACAF pertama yang bermain di semi-final sejak 84 tahun lalu. Meskipun begitu, tetap saja Keylor Navas telah membuat sebuah langkah besar dalam karirnya lewat aksi-aksinya sepenjang Piala Dunia kali ini.
[ar]
Komentar