Kelompok pengacara yang tergabung dalam âIndignant against FIFAâ serta jurnalis Kolombia, Aurelio Jimenez Callejas, mengajukan gugatan pada FIFA dan menuntut kerugian sebesar 1,3 miliar dollar. Mereka mengklaim kelalaian dan kesalahan dari pengadil di lapangan saat pertandingan babak perempat final, membuat Kolombia tereliminasi dari Piala Dunia 2014.
Gugatan sendiri ditujukan pada FIFA, wasit asal Spanyol, Velasco Carballo, dan Presiden Federasi Sepakbola Kolombia, Luis Bedoya.
Pada pertandingan menghadapi Brasil tersebut, Carballo menganulir gol yang dicetak Mario Yepes. Hakim garis mengangkat bendera tanda Yepes telah berada dalam posisi off side. Kejadian ini membuat suporter Kolombia kesal dan marah. Brasil pun menang 2-1 dan berhasil menyingkirkan Kolombia untuk melaju ke babak semifinal.
Menurut media El Universal, gugatan tersebut mencakup adanya âkelalaian yang jelas dalam penegakan aturan di lapangan, dan khususnya pada kesalahan wasit Velasco Carballo dalam pertandingan Brasil menghadapi Kolombia.â
Keluhan tersebut menyatakan bahwa wasit yang memimpin pertandingan bersalah dengan tidak mengesahkan gol Mario Yepes dan memberikan keputusan yang tidak adil dengan menghadiahi kartu kuning pada James Rodriguez.
Dokumen tersebut juga menuduh bahwa Luis Bedoya terus melakukan âconspiracy of silenceâ. Ia termasuk ke dalam âterdakwa pasifâ dalam kasus ini. Kelompok tersebut menyalahkan Bedoya karena tidak menuntut FIFA atas kejadian tersebut.
Menurut Jimenez, di antara mereka yang ikut mengkritik wasit dan akan mendukung klaim kelompok pengacara tersebut adalah Pele, Diego Maradona, dan Perdana Menteri Spanyol, Luis Rodriguez Zapatero.
Jimenez memanggil Mario Alberto Yepes, James Rodriguez, David Ospina, dan Pele sebagai saksi dalam persidangan. Ia juga akan menyertakan video pertandingan Kolombia-Brasil sebagai bagian dalam bukti persidangan.
Gugatan tersebut juga menuduh FIFA menjadi badan usaha yang memiliki fungsi kediktatoran. Mereka pun meminta orang-orang untuk mulai memikirkan membentuk organisasi baru sebagai pengganti FIFA.
Apa yang dilakukan kelompok pengacara Kolombia ini bagaikan air susu dibalas dengan air tuba. Dalam pertandingan tersebut, tentu kita ingat bagaimana Juan Carlos Zuniga mendaratkan lututnya di punggung Neymar. Ini yang membuat pemain Barcelona tersebut tak dapat memperkuat Brasil di babak semi final. Ketidakhadiran Neymar pula yang disebut-sebut menggagalkan Brasil menjadi juara Piala Dunia 2014.
Namun, FIFA sama sekali tidak memberikan sanksi atas pelanggaran etik yang dilakukan Zuniga. FIFA menganggap tidak ada satu pasal pun dalam kode etik FIFA yang diganjar pada Zuniga.
Gugatan terhadap FIFA ini sekilas akan berakhir sia-sia. Hanya saja, kelompok pengacara Kolombia ini cerdas. Mereka tidak menuntut macam-macam karena tujuan mereka jelas: memaksa FIFA membayar kerugian 1,5 miliar dollar. Uangnya untuk apa? Entahlah.
Sumber gambar: baltimoresun.com
[fva]
Komentar