Nanti malam, UEFA akan melaksanakan pengundian babak fase grup Liga Champions. Setiap grup akan diisi oleh empat tim yang berasal dari empat pot berbeda. Setiap potnya terdiri dari delapan tim yang diurutkan berdasar nilai koefisien.
Pembagian pot UEFA seringkali menimbulkan tanda tanya. Pada pembagian pot Liga Champions musim ini misalnya, AS Roma dan Monaco yang musim lalu finish di peringkat dua masing-masing liga domestik, nyatanya mereka malah masuk ke dalam pot 4. Atau Liverpool yang termasuk dalam pot 3. Ketiga tim ini nilai koefisiennya berada di bawah tim sekelas FC Basel atau Schalke yang berada di pot 2.
Ternyata nilai koefisien ini merupakan penjumlahan dari nilai koefisien selama lima musim terakhir. Nilai koefisien ini didasarkan oleh penghitungan poin yang diraih masing-masing tim saat menjalani kompetisi Eropa.
Jadi, bagaimana cara menghitung nilai koefisien? Hal pertama yang wajib diketahui adalah, setiap kemenangan yang diraih pada Liga Champions bernilai dua poin, untuk hasil seri bernilai satu poin. Sedangkan untuk kemenangan yang diraih pada babak kualifikasi bernilai 0.5 poin.
Setiap tim yang berlaga di babak fase grup akan mendapatkan bonus poin. Setiap tim akan mendapatkan tambahan bonus lima poin jika berhasil lolos ke babak 16 besar. Tambahan bonus satu poin bagi tim yang berlaga di perempat final, semi final dan final.
Untuk Liga Europa memiliki nilai tersendiri. Untuk kemenangan pada babak pertama kualifikasi bernilai 0,25 poin. Untuk babak kedua bernilai 0,5 poin. Lalu untuk babak ketiga bernilai satu poin. Sedangkan untuk babak play-off 1,5 poin. Jika sudah memasuki babak grup, setiap kemenangan memiliki nilai dua poin dan satu poin untuk seri (sama dengan Liga Champions).
Bonus satu poin akan diberikan kepada tim yang berhasil bermain perempat final, semi-final, dan final.
Total poin yang didapatkan di atas nantinya akan ditambahkan dengan nilai koefisien masing-masing liga. Nilai koefisien liga adalah hasil dari rata-rata dari jumlah total nilai koefisien tim dalam satu liga dikalikan dengan 20%.
Untuk contoh, lihat dulu tabel di bawah ini:
Nilai 23 di atas merupakan nilai rata-rata dari poin di La Liga (161 poin dibagi 7 tim).
Misalnya, Real Madrid berhasil mencatatkan 11 kemenangan dan satu seri di Liga Champions, itu artinya Madrid sudah meraih 23 poin (nilai kemenangan dua poin dan satu poin untuk seri). Berhasil melaju ke final membuat Madrid mendapatkan bonus poin sebanyak 12 poin (4 poin dari fase grup, 5 poin dari 16 besar, 1 poin dari perempat, semi dan final). Jika ditotalkan, Madrid sudah mengumpulkan 35 poin.
La Liga yang memiliki nilai rata-rata 23 poin, memiliki nilai koefisien liga sebesar 4,6 poin (23 x 20%). Maka dari itu, Real Madrid mengumpulkan nilai koefisien sebesar 39,6 poin untuk musim ini. Jumlah ini nantinya ditambahkan dengan nilai koefisien empat tahun sebelumnya. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Bagaimana sudah mendapat pencerahan?
foto: informationng.com
Komentar