Untuk klub yang sering malang melintang di kompetisi Eropa, kembali ke Liga Champions setelah beberapa tahun absen akan menghadirkan sensasi tersendiri. Liverpool misalnya, juara lima kali Liga Champions ini akhir kembali ke Liga Champions setelah lima musim terakhir hanya berlaga di Liga Europa atau bahkan tak berlaga di Eropa sama sekali.
Liverpool kembali ke Eropa dengan optimisme tinggi. Berhasil finish di peringkat kedua Premier League musim lalu membangkitkan kepercayaan diri tim yang bermarkas di Anfield ini. Meskipun kehilangan Luis Suarez yang menjadi ujung tombak di musim lalu, skuat asuhan Brendan Rodgers ini telah mendatangkan banyak pemain baru untuk menambal setiap lini yang dinilai menjadi titik lemah tim.
Pada musim ini, tak hanya Liverpool yang mengalami kondisi seperti ini. AS Roma dan Monaco pun akhirnya kembali memiliki kesempatan untuk berunjuk gigi di kompetisi teratas Eropa setelah sekian lama âhiatusâ. Dua nama ini bahkan tak tersentuh oleh publik Eropa karena terus berkutat dengan kompetisi domestik.
Kebangkitan Roma kembali ke Liga Champions menjadi highlight yang menarik. Karena sebenarnya, mampu berlaga di Liga Champions tak pernah diprediksi oleh banyak pengamat sepakbola. Apalagi saat awal musim lalu Roma melego para pemain terbaiknya, Pablo Osvaldo, Erik Lamela, dan Marquinhos. Kekuatan Roma pun diragukan bisa berbuat banyak.
Namun kekuatan tersembunyi Roma berhasil dilahirkan pelatih anyar mereka Rudi Garcia. Dengan gagah berani Roma terus menempel ketat Juventus salam perebutan tahta juara Serie A, walaupun akhirnya harus menyerah pada pekan ke-33.
Bermain di Eropa memang menjadi target utama Garcia pada musim lalu. Namun awalnya, Garcia hanya menargetkan Roma untuk bisa bermain di Liga Europa. Tapi ternyata mereka berhasil melampaui targetnya. Bersama performa Miralem Pjanic, Gervinho, dan sang bandiera Francesco Totti yang cukup menjanjikan.
Tim lain yang juga melakukan âcome backâ Liga Champions adalah AS Monaco. Penampilan terakhir mereka di Liga Champions terjadi hampir satu dekade lalu. Ketika itu, tim asal Prancis berhasil melenggang ke laga final dan dikalahkan oleh Jose Mourinho bersama Porto-nya.
Namun kekuatan Monaco pada musim ini cukup meragukan. Setelah kehilangan James Rodriguez yang hengkang ke Real Madrid, Monaco memecat pelatih yang berhasil mengantarkannya finish di peringkat dua Ligue 1.Belum lagi penyerang andalan mereka Radamel Falcao baru pulih dari cedera yang membuatnya harus menepi selama setengah musim.
Lalu akan seperti apa come back Liga Champions tiga tim ini? Berdasarkan hasil drawing pembagian grup Liga Champions semalam, tantangan terberat sepertinya hanya akan dihadapi AS Roma. Roma tergabung di grup E bersama jawara Bundesliga Bayern Munich dan juara liga Inggris Manchester City. Satu tim lain adalah tim asal Rusia, CSKA Moscow.
Kualitas Bayern Munich tak perlu diragukan lagi. Menjadi juara grup bukanlah hal yang sulit bagi skuat asuhan Pep Guardiola ini. Manchester City dan CSKA bisa menjadi sandungan yang cukup berat bagi Roma. Jika Man City berhasil memperbaiki penampilannya di Champions League, kesempatan Roma untuk melaju ke babak 16 besar semakin tipis.
Sementara itu, Liverpool tergabung di grup B besama sang juara bertahan Liga Champions, Real Madrid. Dua tim lainnya dihuni oleh FC Basel dari Swiss, dan Ludogorets dari Bulgaria. Di atas kertas, jelas Liverpool lebih baik dibanding kedua tim tersebut. Dengan pengalamannya bermain di Eropa, tampaknya Liverpool tak akan mendapatkan halangan berarti untuk menemani Real Madrid ke babak berikutnya.
Lalu bagaimana dengan Monaco? Lawan-lawannya yang tergabung di grup C terbilang seimbang. Zenit (Rusia), Benfica (Portugal), dan Bayer Leverkusen (Jerman) bukanlah tim bertabur bintang seperti Paris Saint-Germain [Tim yang mendominasi Ligue 1]. Maka dari itu, menjadi juara grup tampaknya bukan hal yang mustahil.
foto: romanews.us
Komentar