Bagi seorang pesepakbola, tidak mudah bermain sebanyak 500 pertandingan sepanjang karirnya di klub yang sama. Ia haruslah seorang yang loyal kepada klub, dan tentu saja bermain secara konsisten.
Hal tersebut ditunjukkan kiper Juventus dan Timnas Italia, Gianluigi Buffon. Pekan depan, kala menghadapi Genoa, ia akan mengenakan ban kapten khusus berwarna hitam strip putih, dengan tulisan â500â di sekelilingnya.
Buffon memang istimewa. Saat rekan-rekannya ramai-ramai hijrah dari Juventus saat terkena skandal Calciopolli, Buffon memilih bertahan. Padahal, ia tahu, pelatih timnas mungkin saja tak akan meliriknya karena ia bermain di Serie-B. Saat Zlatan Ibrahimovic telah berganti tim sebanyak empat kali, Buffon masih setia di Juve.
Buffon saat ini tercatat sebagai kiper termahal di dunia. Saat hijrah dari Parma, ia dihargai 38 juta pounds! Sebuah angka yang betul-betul besar saat itu. Apalagi jika dikonversi ke mata uang Euro yang mencapai 50 juta euro.
Bersama Juventus, Buffon telah mempersembahkan tujuh gelar Serie A, satu gelar Serie B, dan empat gelar Supercoppa Italia. Di timnas, ia turut membantu Italia menjadi juara Piala Dunia 2006, dan runner up Piala Eropa 2012.
Pada musim 2002/2003, ia terpilih sebagai kiper terbaik Eropa di klub, dan pesepakbola terbaik Eropa di klub. Ia pun selama delapan kali dinobatkan sebagai âGoalkeeper of The Yearâ di Liga Italia.
Kekuatan pertahanan Timnas Italia maupun Juventus tak lepas dari komandonya dari depan gawang. Ia merupakan pemain yang vokal dan mampu mengomandoi rekan-rekannya dalam menyusun pertahanan.
Loyalitasnya sempat diuji saat Juventus di-degradasi-kan ke Serie B. Ia bersama sejumlah pemain senior seperti David Trezeguet, Mauro Camoranesi, Pavel Nedved dan Alessandro Del Piero, tetap bertahan. Padahal, saat itu AC Milan, Inter Milan, dan Arsenal, tengah kencang-kencangnya memberi penawaran. Buffon pun sempat menyatakan lima tahun di Juvenus, ia ingin mendapatkan pengalaman baru dengan klub lain.
âAku akan mengatasi (tantangan) itu dengan meraih juara di Serie B,â kata Buffon seperti dirilis SkySPorts delapan tahun silam.
Kehadirannya di Juventus bukan sekadar memperkuat pertahanan, tapi juga menaikkan moral para pemain yang tengah terpuruk karena harus memberikan gelar juara pada Inter, dan terdegradasi. Sejumlah pemain, seperti Zlatan dan Patrick Viera turut pindah ke tim rival, Inter Milan. Bahkan, sang pelatih, Fabio Capello pun pindah ke Real Madrid.
Pada 2012, Buffon memperpanjang kontraknya dengan Juventus. Namun, pihak klub memberi satu syarat yang terbilang berat: potong gaji. Gaji awalnya yang enam juta euro, dipotong hingga 4,5 juta euro.
Buffon pun menyetujui syarat tersebut karena ia benar-benar ingin bermain di klub yang memberinya gelar dan menaikkan karir serta namanya di sepakbola.
Sumber gambar: wallpapaerscraft.com
Komentar