Pengadilan Brasil membekukan aset milik Neymar dan keluarga serta rekan bisnisnya senilai 31,3 juta poundsterling pada September lalu. Pasalnya penyerang Barcelona itu diduga menghindari pajak Brasil sebesar 10,5 juta poundsterling antara tahun 2011 sampai 2013.
Dikhawatirkan jika masalah tersebut bisa mengganggu sodoran kontrak baru senilai 140 juta poundsterling bersama Barca yang akan habis pada 2018. Spekulasi hengkangnya Neymar tentunya bukan tidak mungkin terjadi sebab ayahnya mengungkapkan sejauh ini tidak nyaman dengan tekanan-tekanan dan penyelidikan yang didapatkannya di Spanyol.
"Jika kami tidak bisa bekerja di Spanyol, kami harus meninggalkannya. Kami berbicara tentang pembaruan (kontrak dengan Barca) tapi kami sedikit khawatir dengan hal-hal luar biasa lainnya. Kami tidak bisa melanjutkan kepastian ini atas situasi pajak," ujar ayahnya kepada Cadena Ser, salah satu stasiun radio di Spanyol.
Selain itu, ada kabar kabar lain yang menyatakan bahwa pesepakbola 22 tahun itu telah mengabaikan pajak hak citra dan kontrak lainnya dalam kurun waktu yang sama dengan kasusnya saat ini. Tapi untuk berita tersebut telah dibantah ayahnya dan saat ini hanya menginginkan agar penyelidikan dihentikan sebagai syarat pembaruan kontrak di Blaugrana.
Tidak cuma Neymar, rekannya di Barcelona, Javier Mascherano, sebelumnya juga mendapatkan masalah dugaan penggelapan pajak jelang El Clasico akhir pekan ini.
Sebelumnya, Josep Maria Bartomeu, Presiden Barcelona, dan Sandro Rosell, mantan Presiden Barcelona, lebih dulu diadili atas tuduhan penggelapan pajak. Rosell menyatakan jika harga Neymar hanya 47 juta poundsterling saat menyelesaikan perpindahan mantan pemain Santos itu ke Blaugrana pada bursa transfer musim panas 2013. Akan tetapi Bartomeu justru mengatakan jika harga Neymar itu senilai 79 juta poundsterling, termasuk biaya tambahan untuk sang pemain dan keluarganya. Rosell pun mengundurkan diri sebagai presiden Barca pada Januari 2014 karena kasus transfer Neymar ini.
Tentunya kasus dugaan penggelapan pajak tersebut cukup mengganggu karier pemain Blaugrana bernomor punggung 11 itu. Hanya saja Neymar masih bisa fokus terhadap penampilannya di mana performanya belakangan ini sedang menanjak di tengah-tengah cedera lutut Lionel Messi.
"Cedera (Messi) telah menunjukan bahwa Neymar dan Luis Suarez mampu menjadi tulang punggung mereka," ujar Alfonso Perez Munoz, mantan pemain Barcelona periode 2000 sampai 2002, dikutip dari ESPN FC.
Baca juga : Sepertinya Neymar sesekali perlu kongkow di sebuah kasino bersama Dani Alves.
Pemain jebolan akademi Portuguesa Santista ini dianggap telah membuat perbedaan di Barcelona. Sebelumnya dikhawatirkan jika tidak adanya Messi bisa melemahkan skuat besutan Luis Enrique tersebut.
Tapi nyatanya level yang ditampilkan Neymar seolah membuat semua orang bisa lupa tentang Messi. Patrick Kluivert, mantan pemain Barcelona, menganggap jika pemain yang pernah membawa Santos juara Copa Libertadores 2011 itu memiliki segalanya untuk menyamai Messi.
Tapi saat ini dikabarkan Messi sudah mulai pulih dan telah kembali berlatih. Kembalinya Messi bisa jadi merupakan ujian bagi pembuktian Neymar seperti yang diklaim oleh media-media yang menyebutnya bisa merusak hegemoni persaingan Messi dan Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia.
Wasit Menolak Kebaikan Neymar
Kebanyakan orang akan senang jika mendapatkan tanda tangan Neymar langsung pada jersey yang dikenakan pemain bernomor 10 di Kesebelasan Negara Brasil tersebut. Tapi rupanya cenderamata seperti itu tidak berlaku bagi Jose Hernando Buitrago, wasit pertandingan kualifikasi Piala Dunia Wilayah Amerika Selatan antara Brasil menghadapi Peru di Stadion Arena Fonte, pada Rabu (18/11) pagi hari WIB.
Ketika babak pertama selesai, Neymar mendekati sang wasit  yang tengah bersama asistennya dan kemudian menawarkan seragamnya. Akan tetapi Buitrago tetap profesional dengan menggelengkan kepala dan menjaga tangannya tetap berada di belakangnya.
Neymar pun lantas hanya tersenyum dan berpaling sebelum mengangkat bahu. Ia terlihat kebingungan atas usahanya tersebut atas penolakan yang dilakukan wasit yang memberinya kartu kuning pada babak pertama pertandingan tersebut.
Kendati tidak ikut mencetak gol pada skor yang berakhir 3-0 tersebut, namun Neymar tetap mendapatkan pujian dari Carlos Dunga, Pelatih Brasil. Neymar tetap memiliki peran besar dalam rancangan strategi Dunga untuk mengalihkan perhatian lawan.
Selama laga berlangsung, para pemain Peru terlihat selalu memberi dua atau tiga orang untuk menjaga Neymar. Tapi dari proses tersebut justru memberikan ruang bagi para pemain Brasil lainnya seperti gol kedua yang dicetak Renato Augusto pada menit ke-57. Hanya saja insiden penolakan seragam Neymar oleh wasit lebih menarik untuk diperbincangkan.
Komentar