Menjelang pertandingan melawan Genoa tadi malam (6/12), banyak pihak yang menanyakan alasan Roberto Mancini menyingkirkan Mauro Icardi dari starting line up. Banyak yang bertanya apakah Inter mampu mencetak gol karena tidak bermainnya sang kapten. Tapi pertanyaan tersebut akhirnya terjawab pada babak kedua.
Di menit 58, Inter mendapatkan peluang melalui tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Genoa. Adem Ljajic yang diberi kesempatan untuk mengeksekusi tendangan bebas, harus mampu mengkonversi peluang tersebut menjadi gol.
Dan... Ljajic berhasil mengkonversi peluang tersebut menjadi gol. Gol tersebut akhirnya menjadi satu-satunya gol hingga akhir peluit ditiup. Tak hanya membuat Inter menang, tapi gol tersebut juga membawa Nerazzuri naik ke puncak klasemen Serie A, menggusur Napoli yang baru bermain malam ini.
Namun perjalanan karir Ljajic tak semulus gol-nya ke gawang Genoa. Prestasinya sebagai top scorer AS Roma di Serie A musim lalu tak menjamin adanya satu tempat bagi dirinya musim ini. Ia pun harus rela dipinjamkan oleh Roma ke Inter pada akhir bursa transfer musim panas ini. Di Inter ia tak menemukan kesulitan adaptasi, mengingat banyaknya pemain asal negara pecahan Yugoslavia.
Selain itu, adaptasi Ljajic lebih mudah karena ia bermain bersama Stevan Jovetic. Ya, bersama pemain asal Montenegro ini, Ljajic sempat merasakan manisnya lolos ke babak knock out Liga Champions pada musim 2009-10. Selain itu, duet pemain ini juga mampu membawa La Viola menempati peringkat ke empat di Serie A musim 2012-13. Dimana, Jovetic membukukan 13 gol dan Ljajic mencatatkan 11 gol. Pada akhir musim itu juga, keduanya harus berpisah. Jovetic dipinang Manchester City dengan banderol 30 juta euro, sedangkan Ljajic menyeberang ke Roma dengan mahar 10 juta euro.
Setelah dua musim berpisah, kini mereka kembali bermain bersama. Jovetic datang terlebih dulu ke Inter setelah menjalani dua musim yang kurang baik di Inggris, sedangkan Ljajic datang menjelang  penutupan bursa transfer, bersamaan dengan duet Galatasaray, Felipe Melo dan Alex Telles. Kedatangan Ljajic banyak disebut sebagai pembelian panik Mancini yang tak kunjung mendapatkan Eder Citadin. Selain itu, banyak interisti yang mencemooh karena Ljajic datang dari AS Roma, klub yang menjadi seteru kawan baik Inter, Lazio.
Komentar buruk mengenai dirinya pun dibalas Ljajic di lapangan. Meski Inter telah bermain 15 laga, Ljajic baru dipercaya Mancini bermain sembilan pertandingan, termasuk tiga kali masuk dari bangku cadangan. Meski jarang dipasang, Ljajic ibarat kunci lini depan Inter. Dari sembilan penampilannya, ia membukukan dua gol serta tiga assist. Belum lagi, perbandingannya dengan tiga pemain yang kerap dipasang Mancini sebagai winger.
Angka paling atas menunjukkan jumlah umpan kunci, di tengah menunjukkan jumlah peluang diciptakan, paling bawah menunjukkan total shot. Sumber : Squawka
Angka tersebut seakan menjadi bukti bahwa Ljajic menjadi sosok paling dibutuhkan lini depan Inter. Selain untuk memberikan assist kepada Jovetic dan Icardi, ia juga diharapkan menjadi pemecah kebuntuan anak asuh Mancini, yang kini dikritik banyak pihak karena terlalu sering menang 1-0.
Sumber : Whoscored, Squawka, Eurosport
Komentar