Panasnya tensi politik antara Turki dan Rusia merembet ke lapangan sepakbola. Ini bisa disaksikan dalam laga Europa League antara Fenerbahce melawan Lokomotiv Moskow dini hari tadi di Stadion Sukru Saracoglu, Turki.
Jauh-jauh hari, sudah ada kecemasan tentang kemungkinan masuknya pesan-pesan politik di laga tersebut. Kedua kesebelasan sama-sama dikenal memiliki barisan suporter yang mendukung kebijakan politik pemimpin negara bersangkutan. Suasana yang tegang dalam hubungan kedua negara belakangan ini memang menjadi konteks yang memungkinkan kecemasan itu terlihat masuk akal.
Ditembaknya pesawat tempur Su-24 Rusia oleh F-16 Turki pada November 2015 menjadi insiden sangat serius dalam dunia politik beberapa bulan terakhir. Insiden itu merembet ke mana-mana, dan memantik ketegangan bukan hanya Turki vs Rusia, namun juga melibatkan -- di antaranya- NATO.
Dan kecemasan itu akhirnya memang terjadi seperti yang diramalkan. Kejadian ini tak lama setelah laga berakhir. Salah seorang pemain Lokomotiv, Dmitri Tarasov, melepas kostumnya dan menunjukkan kaus bergambar Vladimir Putin yang mengenakan baret tentara dengan tulisan âPresiden Paling Sopanâ. Tarasov sendiri mengaku bahwa kaus yang ia kenakan tak bertujuan untuk menghina Fenerbahce atau Turki sekalipun.
âVladimir Putin adalah presiden saya. Saya menghormatinya dan memutuskan untuk membuat kaus ini untuk menunjukkan bahwa saya selalu bersamanya dan selalu memberikan dukungan untuknya,â ujarnya usai laga saat diwawancarai kantor berita olahraga Rusia R-Sport.
âYang saya tulis di sini adalah semua yang ingin saya katakan tentangnya,â imbuhnya.
Sontak hal itu memicu kemarahan pendukung Fenerbahce. Mereka menganggap apa yang dilakukan Tabarov merupakan penghinaan. Sebab, menurut Daily Mail, pasca kejadian ditembaknya pesawat tersebut, Rusia menuduh Ankara sebagai âpenusuk dari belakangâ dan âantek dari terorisâ.
Usai laga, suporter Fenerbahce melempari lapangan dengan botol. Bukan cuma itu, bus pemain Lokomotiv juga menjadi sasaran amuk suporter Fenerbahce hingga mereka keluar Istanbul. Polisi pun mengamankan beberapa orang yang terlihat mengamuk dan melempari bus, hingga salah satu kaca bus pecah.
Kemarahan Fenerbahce tak hanya ditunjukan oleh suporternya. Pasalnya, pelatih mereka, Vitor Pareira, mengaku dirinya tak digubris oleh pelatih Lokomotiv, Igor Cherevchenko, saat dirinya meminta jabat tangan usai laga.
Pertikaian Rusia dan Turki memang terjadi sejak lama. Pasalnya, sejak 1952 Turki menandatangani Perjanjian Warsawa dan menjadikannya sebagai salah satu anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization), sekaligus membuat Turki sebagai salah satu anggota blok barat.
Dalam sepakbola, Rusia dan Turki juga memiliki hubungan yang tak harmonis. Pasalnya, akibat beberapa kejadian yang tak diinginkan, beberapa pihak meyakinkan UEFA untuk memisah klub dari kedua negara, meskipun akhirnya UEFA memutuskan untuk tak memisahkannya.
Terlepas dari konflik, Fenerbahce menguasai sepenuhnya laga ini. Yang mana, tim tuan rumah berhasil mengalahkan Lokomotiv dengan skor 2-0 lewat brace Josef de Souza pada menit ke-18 dan ke-72.
Komentar