Soal European Super League, Bayern M?¼nchen dan S?¼dkurve Beda Suara

Berita

by redaksi

Soal European Super League, Bayern München dan Südkurve Beda Suara

CEO Bayern Muenchen, Karl Heinz Rummenigge, merasa aneh dengan tingkah laku suporter Bayern Muenchen. Ia merasa bahwa penolakan suporter akan keikutsertaan Bayern Muenchen di ajang European Super League adalah hal yang tidak perlu dilakukan dan suporter harusnya tidak menolak hal tersebut.

Pembicaraan mengenai European Super League sendiri sudah mulai merebak saat penyelenggara International Challenge Cup sekaligus pemilik Miamo Dolphins, Stephan Ross, bertemu dengan lima pimpinan kesebelasan atas Liga Primer Inggris di Dorchaster Hotel, London. Meski terkesan tidak mau berbicara, tapi selanjutnya diketahui bahwa pertemuan itu membicarakan tentang sebuah format kompetisi Eropa yang baru, bernama European Super League.

Kompetisi tersebut dicanangkan agar klub-klub besar Eropa bisa berkompetisi setiap musimnya tanpa melibatkan klub-klub medioker. Ini juga dilakukan untuk mendongkrak ketenaran klub-klub yang memiliki sejarah besar di Eropa sekaligus menjanjikan kucuran dana yang banyak bagi tim yang berpartisipasi di dalamnya.

Namun, suporter Muenchen menolak hal-hal tersebut. Tidak seperti Franz Beckenbauer yang setuju akan adanya European Super League ini, suporter Muenchen menolak jika nantinya Muenchen berpartisipasi di turnamen ini. Dalam pertandingan Liga Champions Eropa melawan Benfica pada hari Rabu (6/4) dini hari, suporter Bayern Muenchen yang tergabung dalam Sudkurve memajang sebuah banner yang memprotes keikutsertaan Muenchen di European Super League.

Banner tersebut bertuliskan, "Muenchen ikut European Super League—sepakbola tetap menjadi pihak yang kalah", dan juga "Masalahnya adalah Muenchen ingin mendapatkan banyak uang dari TV, jadi kami harus segera menambahkan gula ke dalam kopi kami."

Pada intinya, suporter Muenchen tidak menginginkan Muenchen menjadi klub yang kapitalis. Kalau Muenchen terlalu banyak terlibat dengan TV dan hal-hal yang bersifat uang dan kekayaan, maka Muenchen akan mendapatkan label sebagai klub kapitalis dan mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.

Tapi, Rummenigge malah menyayangkan sikap suporter dan mempertanyakan kenapa suporter tidak mau ada perubahan ke arah yang lebih baik di Muenchen. Ia juga menyayangkan sikap suporter yang tidak paham dengan keadaan sepakbola zaman sekarang.

"Suporter Bundesliga ingin melihat pemain bintang bermain di klub mereka, di masa kini maupun masa depan. Hanya saja, mereka juga tidak sadar kalau pemain bintang itu berharga mahal dan butuh uang banyak untuk mendatangkan mereka," ujarnya seperti dilansir oleh ESPN FC.

"Saya paham dengan keinginan suporter, tapi klub juga membutuhkan suntikan dana yang banyak. Oleh karenanya, cukup aneh bagi saya ketika melihat kalau suporter menolak perubahan ini," tambahnya.

Situasi ini memang pelik bagi kedua pihak. Di sisi lain, Rummenigge butuh uang sebagai biaya operasional Muenchen, di sisi lain, suporter pun tidak ingin kalau Muenchen dianggap sebagai klub kapitalis. Sekali lagi, ini situasi yang pelik.

(sf)

foto: espnfc.com



ed: fva

Komentar