Sebanyak kurang lebih 30 ribu orang berkumpul sebagai penghormatan untuk keluarga dan 96 korban Tragedi Hillsborough. Acara dipusatkan di St. George, sehari setelah keputusan juri menyatakan kalau 96 penggemar Liverpool yang tewas dibunuh secara ilegal dalam tragedi yang terjadi pada semifinal Piala FA 1989 tersebut.
Keluarga korban berdiri di tangga St. George’s Hall dengan memegang syal, gambar korban, serta spanduk yang didedikasikan untuk orang yang mereka cintai diiringi oleh tepuk tangan dari mereka yang hadir.
“Ini bukan cuma keadilan untuk ke-96 korban. Ini adalah keadilan untuk keluarga. Keadilan untuk kota ini, serta keadilan untuk penggemar yang hadir pada saat itu,” ucap Ketua Hillsborough Family Support Group, Margaret Aspinall, “Aku bangga menjadi seorang Scouser dan berada di tengah-tengah kalian.”
“Polisi di South Yorkshire mestinya malu akan diri mereka sendiri dan menggantung kepala mereka dalam penghinaan,” ucap Margaret.
Walikota Liverpool, Joe Anderson, mengucapkan terima kasihnya kepada para keluarga dan kerabat yang berhasil meraih “kemenangan yang luar biasa”. “Kemarin, tembok kebohongan akhirnya diruntuhkan,” tutur Anderson.
“Anda, para keluarga telah mengubah sejarah dari kota ini dan negara kita. The 96 dan keluarga mereka tidak akan pernah dilupakan di kota ini,” tutup Anderson.
Acara tersebut diakhiri dengan menyanyikan “You’ll never walk alone” yang dinyanyikan 30 ribu orang.
Sehari sebelumnya, dewan juri dalam kasus Tragedi Hillsborough memutuskan bahwa 96 korban tewas "dibunuh secara ilegal" Mereka pun menyimpulkan bahwa tindakan komandan kepolisian dalam pertandingan tersebut sebagai kelalaian besar karena gagal memerhatikan penonton. Dalam rekaman CCTV serta investigasi Lord Justice Taylor, terlihat kalau polisi sengaja membuka pintu keluar yang membuat ribuan suporter berhamburan masuk.
Pengadilan pun memutuskan kalau polisi adalah pihak yang bersalah dalam Tragedi Hillsborough. Selain membuka pintu masuk, mereka pun gagal memindahkan suporter dari sektor 3 dan 4 ke sektor lainnya. Saat suporter saling berdesakan mereka pun gagal dengan cepat membuka pintu akses menuju lapangan yang membuat jumlah korban yang berjatuhan kian banyak. Selain itu, polisi diduga menutup-tutupi penyebab tragedi ini. Mereka malah menimpakan kesalahan pada penggemar Liverpool yang dituduh tidak memiliki tiket dan dalam kondisi mabuk.
Baru pada 2012 silam, Pengadilan Tinggi London, memerintahkan penyelidikan baru setelah ada bukti awal bahwa penggemar Liverpool justru tak bersalah. Dalam pengadilan yang digelar dua hari lalu, dewan juri memastikan kalau penggemar Liverpool tidak bersalah sama sekali dalam tragedi tersebut.
sumber: liverpoolecho.
Komentar