Unggul dalam catatan pertemuan kedua tim membuat Sriwijaya FC tak begitu diunggulkan saat menghadapi Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (30/4). Tapi yang terjadi kemudian Sriwijaya FC justru nyaris membawa pulang tiga poin andai Persib tak mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan sehingga memaksa skor akhir menjadi 1-1.
Atas hal ini, Pelatih Sriwijaya FC, Widodo Cahyono Putro, mengaku puas dengan permainan anak asuhnya. Meski belum sempurna, permainan anak asuhnya patut diapresiasi apalagi menghadapi Persib yang sulit ditaklukkan di kandang.
“Permainan kami sempurna, belum. Tapi mendekati ke arah sempurna, sudah. Ini sudah menjadi hasil yang luar biasa. Statistik berbicara gini-gini… Tapi itu, kan, statistik. Kemarin bisa dilihat, kami hampir membalikkan prediksi total. Persib, siapa yang bisa mengalahkan mereka di sini atau bisa curi poin di sini? Susah,” ujar Widodo saat ditemui di Arion Swiss-bell Hotel, hotel tempat Sriwijaya FC menginap.
Widodo sendiri menjelaskan bagaimana strateginya dengan baik dapat diterapkan oleh skuat asuhannya. Keberhasilan Sriwijaya berhasil unggul dan nyaris menang pada laga ini memang tak lepas dari kejelian Widodo dalam menentukan strategi yang dipilihnya.
“Sejak awal, saya sudah menyiapkan untuk laga ini. Ibarat kita mau ujian, seminggu sebelumnya kita kan mempersiapkan diri, saya juga begitu, saya sudah mempersiapkan tim. Selama seminggu saya tonton rekaman pertandingan Persib setiap hari, di situ saya menemukan kelemahan Persib. Terus saya mantapkan anak-anak selama seminggu, latihan praktik,” imbuhnya.
Lini tengah menjadi perhatian Widodo kala anak asuhnya menghadapi Persib. Menghadapi Persib yang memiliki penyerang berkualitas dalam diri Juan Belencoso, ia punya strategi khusus mematikan serangan Persib agar kesulitan memberikan operan pada penyerang asal Spanyol tersebut.
“Persib punya penyerang, siapa itu, Belencoso, dengan postur badan bagus, bisa jadi tembok. Saya bilang ke anak-anak, kita pasti kalah kalau duel langsung. Jadi incar bola kedua atau ketiga, jaga pemain yang lain. Dengan begitu serangan Persib bisa diantisipasi,” papar mantan pelatih Persepam Madura ini.
“Sejak awal, saya memang hendak menguatkan lini tengah. Alternatif strategi lainnya adalah dengan memberikan pressure pada pemain Persib yang memulai serangan. Dengan pressure, pemain lawan jadi kesulitan membangun serangan dan akurasi operan akan buruk,” tambahnya.
Widodo mengaku bersyukur pada babak pertama Persib menyerang lewat tengah, di mana skuatnya telah ia siapkan di latihan. Ia juga mengakui kewalahan pada babak kedua timnya kerepotan di sayap dan pressing yang dilakukan pada babak pertama banyak pemainnya yang mengalami kram.
“Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih untuk guru saya, Benny Dollo. Skuat Sriwijaya sudah terbentuk sebelum saya datang, saya tinggal melanjutkan. Cuma memang ada beberapa posisi Persib yang berhasil saya kunci. Di tengah, kemarin kami menang. Persib malah main lewat tengah di babak pertama, dan itu jadi keuntungan buat kami. Baru babak dua mereka ubah lewat sayap,” kata Widodo.
“Persib fitness-nya bagus. Pemain kami babak kedua kram-kram. Wildansyah udah ga kuat waktu lawan David Laly, minta diganti. Ichsan saya suruh di situ. Hyun-Koo udah ga bisa lari itu babak kedua. Eka main supaya Hyun-Koo bisa jaga di depan. Jadinya tetep bisa bikin segitiga-segitiga di sayap waktu bertahan,” jelas Widodo.
Mengenai hasil akhir yang kemudian membuat Sriwijaya gagal meraih kemenangan, ia tak bisa menyalahkan anak asuhnya. Situasi Persib yang mengincar gol di akhir-akhir pertandingan dengan mengandalkan serangan sporadis membuat ia kebingungan karena Persib keluar dari pakem permainan.
“Saya ingin membuat Persib tidak leluasa dalam bermain dan itu berhasil. Tapi kondisi pemain manapun kalau sudah ketinggalan satu atau dua sama saja kalah, jadi Persib menyerang bertubi-tubi, sporadis. Itu yang kadang bikin bingung lini pertahanan dari kami,” kata Widodo.
Dari apa yang dikatakan Widodo, terlihat benar bahwa Widodo benar-benar menyiapkan anak asuhnya untuk menghadapi Persib dan strategi yang ia pilih cukup efektif. Hanya saja kebugaran para pemainnya menjadi masalah dan serangan sporadis Persib membuat anak asuhnya hilang konsentrasi di akhir pertandingan.
Komentar