Tim eks Primavera Baretti dan Calcio Legend saling bersua dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada Sabtu (21/5) malam. Para pemain-pemain bintang dunia yang pernah merumput di Serie-A dalam dekade 90an hingga 2000an unjuk kebolehannya dalam pertandingan kali ini.
Pertandingan berhasil dimenangkan oleh Calcio Legend dengan skor 4-0. Gol-gol dari Calcio Legend dicetak oleh David Trezeguet pada menit ke-26 dan ke-51, gol Hernan Crespo pada menit ke-64, gol dari Marco Delvecchio menjelang akhir laga. Kemenangan ini menghibur pada suporter Serie-A, utamanya Juventini, yang hadir dan datang ke stadion.
Pertandingan sendiri berjalan dengan cukup menarik. Awal-awal pertandingan, lini pertahanan Calcio Legend bermain dengan sangat baik. Pertahanan mereka begitu ketat dan rapat. Meski menggunakan formasi 3-5-2, pertahanan mereka sama sekali tidak meninggalkan celah sehingga para pemain Primavera Baretti sulit untuk masuk menembus.
Sentuhan-sentuhan bola para pemain Calcio Legend pun masih lembut. Hal ini juga disertai dengan chemistry antar pemain yang masih bagus. Terlihat beberapa kali para pemain Calcio Legend melakukan kombinasi tanpa pandangan mata yang mencerminkan kesatuan yang masih solid antar mereka.
Namun, pemain Primavera Baretti pun bukannya tanpa peluang. Beberapa kali pemain Primavera Baretti yang kalah tinggi berhasil menerobos lewat umpan panjang dan serangan balik, yang memanfaatkan kecepatan seorang Kurniawan Dwi Yulianto. Pada pertengahan babak pertama Kurniawan berhasil mendapatkan peluang namun berhasil digagalkan.
Para pemain Primavera Baretti sudah terlihat kelelahan, terlihat dari gol kedua Trezeguet ketika mereka lengah mengantisipasi umpan Delvecchio kepada Trezeguet yang berdiri bebas. Mereka sudah tidak fokus menjaga zona. Sejak babak pertama, sayap kiri Primavera Baretti seringkali diekspos. Semakin jelas terlihat pada babak kedua saat Trezeguet, Crespo, dan Delvecchio yang mencetak gol dari sisi kiri.
Selain itu, perlu juga digarisbawahi bahwa penyerangan tim Primavera Baretti melempem di babak kedua. Hal ini bisa jadi karena faktor stamina dan juga ketatnya pertahanan Calcio yang bermain efektif. Di sisi lain, efektivitas yang dilakukan para pemain Calcio Legend dalam bermain juga membuat mereka kuat untuk bermain selama 90 menit, selain memang ada beberapa pemain yang memiliki stamina kuat seperti Edgar Davids.
Menyoal kekalahan atas Calcio Legend ini, Yeyen Tumena berkomentar bahwa pemain Calcio Legend unggul dalam hal organisasi tim, "Dalam pertandingan kali ini terlihat bahwa tim Calcio Legend unggul dalam hal organisasi tim. Mereka mampu bermain dalam satu kesatuan, dan itu yang tidak kami lakukan," ujarnya
Namun, setidaknya, pertandingan ini dapat menghibur sekaligus membangkitkan kenangan para pecinta Serie-A Italia yang sempat jaya pada 90an sampai 2000an.
Ed: RAS
Komentar