Sepp Blatter kembali mengungkapkan sesuatu. Selain dahulu pernah mengatakan bahwa dirinya bersikeras tidak melakukan korupsi seperti yang dituduhkan, sekarang, ia membuat suasana Piala Eropa 2016 yang sudah hampir memasuki matchday kedua menjadi tak kondusif.
Secara terang-terangan, kepada La Nacional ia mengatakan bahwa ada kecurangan dalam sistem pengundian grup Piala Eropa 2016. Ia juga secara jelas menyertakan metode yang digunakan untuk melaksanakan kecurangan dalam pengundian tersebut. Metode itu dinamakan metode "bola panas dan dingin".
"Saya melihatnya dengan mata saya sendiri. Ya! Saya melihatnya saat saya masih menjabat sebagai presiden FIFA dan itu benar-benar sebuah kecurangan. Bahkan, kecurangan itu dilakukan dalam beberapa kali penyelenggaraan kompetisi di Eropa," ujar Blatter kepada La Nacional seperti dilansir ESPN FC.
"Saya bahkan masih ingat nama metodenya. Metodenya itu adalah metode bola panas dan bola dingin. Sebelum drawing dilakukan, beberapa bola ditempatkan di lemari pendingin dan beberapa bola dipanaskan. Secara teknis, hal ini tentu mudah untuk dilakukan," tambahnya.
Ketika bola-bola yang digunakan dalam kompetisi sudah dipisahkan menjadi bola panas dan bola dingin, maka akan mudah menentukan negara-negara atau tim-tim mana saja yang akan saling dipertemukan atau tim-tim mana saja yang akan masuk grup tertentu dalam sebuah kompetisi.
Andil sang pengambil bola dalam metode ini pun tidak bisa dianggap remeh. Ia pasti sudah diberitahu sebelumnya untuk memisahkan antara bola dingin dan panas. Benar-benar hal yang dapat dilakukan oleh siapapun, dan dengan metode ini, menentukan negara-negara dan tim-tim mana saja yang akan saling dipertemukan akan lebih mudah.
Lalu, ketika ditanya lagi oleh La Nacional bahwa adakah kemungkinan Blatter menggunakan metode ini untuk pengundian grup Piala Dunia, Blatter mengaku selama masa kepemimpinannya sebagai presiden FIFA, dirinya tidak pernah melakukan hal tersebut.
"Seingat saya, hanya ada satu orang yang memiliki kuasa untuk melakukan hal ini, dan ia pernah menjadi presiden UEFA. Namanya Artemio Franchi (pernah menjabat sebagai presiden UEFA periode 1973-1983). Ia kerap melakukannya saat melakukan pengundian grup dan juga pengundian fase knockout Liga Champions Eropa," ungkap Blatter.
"Meski secara teknis saya mengetahui metode ini, jujur, saya tidak pernah melakukannya. Mungkin, orang lain di federasi lain pernah melakukannya. Di FIFA, selama saya menjabat saya tidak pernah melihat hal ini dilakukan. Kalau di Eropa, saya pernah lihat beberapa orang melakukannya. Tidak menutup kemungkinan, di Piala Eropa 2016 pun, hal ini dilakukan kembali," tambahnya.
Blatter sendiri sekarang sedang berada dalam masa hukuman enam tahun tidak boleh beraktivitas di dunia sepakbola akibat skandal uang 1,35 juta pounds yang ia berikan kepada Michel Platini pada 2011. Hukuman ini sendiri pada awalnya berlaku selama delapan tahun, namun dikurangi dua tahun oleh Komite Banding FIFA karena menghitung jasa Blatter dan Platini selama masa kepemimpinan mereka sebagai presiden FIFA dan UEFA.
foto: commons.wikimedia.org
ed: fva
Komentar